Liputan6.com, Purwokerto – Saat orang ramai membicarakan terompet berbahan sampul Alquran, warga Desa Karanglo, Kecamatan Cilongok, Banyumas lebih memilih membuat tarutu. Terompet corong berbahan daun kelapa itu tergolong murah biaya pembuatannya dibandingkan terompet Tahun Baru yang lazim dijual di pasaran.
"Selain murah meriah, terompet ini juga nyaring bunyinya," ujar Nitarsih (45), salah satu pembuat tarutu, Rabu (30/12/2015).
Nitarsih menuturkan bahan daun kelapa muda atau janur didapat dari sekitar rumah Mereka juga menggunakan potongan kecil sedotan untuk menghasilkan bunyi. Saat diadu, suaranya tak kalah nyaring dengan terompet plastik yang dijual di pinggir jalan.
Â
Baca Juga
Kebanyakan pembuat tarutu adalah ibu rumah tangga. Terompet itu untuk dimainkan anak-anaknya. Pembuatan terompet itu menjadi kegiatan tahunan sebelum malam pergantian tahun. Keahlian pembuatan tarutu diajarkan orangtua secara turun-temurun.
Salah satunya Ismoyo Jati. Bocah 13 tahun itu menyebut bisa menyelesaikan pembuatan tarutu hanya dalam 10 menit. "Mudah bikinnya, saya bisa membuatnya 10 menit," kata dia.
Untuk membuat tarutu, sedotan harus digunting miring sepanjang 5 cm sebelum dililit daun kelapa muda dan daun pisang. Kegunaan daun pisang ialah untuk menambah nyaringnya tarutu.
Ismoyo menerangkan, pembuatan sebuah tarutu membutuhkan 5 sampai 10 helai daun kelapa. Jumlah daun kelapa bisa mencapai 130 helai jika hendak membuat tarutu raksasa.
"Terompet ini ramah lingkungan karena bahannya dari daun-daunan," kata Ismoyo.
Ismoyo mengatakan perayaan tahun baru tidak selalu harus mahal. Dengan bahan yang ada di sekitar rumah, tarutu nyatanya bisa memeriahkan suasana yang tak kalah dengan terompet plastik.
Advertisement