Liputan6.com, Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggelar acara puncak peringatan milad ke-18 di Hotel Kartika Chandra, Jakarta. Acara tersebut dihadiri oleh ratusan simpatisan dan kader PKS dari wilayah Jakarta dan sekitarnya‎.‎
Di awal acara, Presiden PKS Sohibul Iman menyampaikan pidato politik yang banyak menyinggung tentang perkembangan demokrasi dan soal partai politik di Indonesia. Menurut dia, demokrasi bukan sekadar kebebasan dalam berbicara, tetapi juga bicara soal kedisiplinan.
Baca Juga
"Banyak ‎mereka yang berpikiran bebas. Kadang mereka menjadi orang yang sulit diajak berpikir di tingkat institusi karena di situ ada batas-batas yang harus diperhatikan," ujar Sohibul, Minggu (24/4/2016).
Advertisement
Untuk memperkuat argumen itu, dia meminjam ungkapan yang pernah disampaikan oleh presiden ke-3 RI BJ Habibie. ‎
"Dala‎m konteks demokrasi, saya meminjam apa yang disampaikan oleh Eyang Habibie. Jadi kemarin saya nengok beliau karena sakit, tapi sudah sehat. Beliau katakan demokrasi itu bukan hanya berbicara tentang kebebasan. Demokrasi juga berbicara tentang disiplin," ucap Sohibul. ‎
Untuk itu, mantan Rektor Universitas Paramadina ini menambahkan, dalam berdemokrasi PKS membuka ruang kebebasan, tapi di sisi lain juga ada batas-batas kedisiplinan. Sehingga, seluruh kader harus berjalan dalam aturan partai. ‎
"PKS dengan visi dan misinya yang sangat besar sekali. Itu tidak mungkin bisa kami jalankan dengan baik kalau kami hanya memberikan ruang-ruang kebebasan kepada kader-kader kami, kalau mereka tidak dibingkai dengan aturan-aturan kedisiplinan," ucap Sohibul.
Bukan untuk Fahri Hamzah
Usai berpidato, Sohibul yang ditanya apakah soal kedisiplinan tersebut dimaksud menyinggung tindakan kader PKS Fahri Hamzah yang dianggap melanggar disiplin partai sehingga dipecat dari PKS, dia membantahnya.
"Oh tidak, itu masalah kedisiplinan yang saya singgung sifatnya umum, untuk semua. Tidak menyasar ke yang itu saja," kata Sohibul. ‎
Â
Baca Juga
Sejumlah elite PKS hadir dalam acara ini. Di antaranya, Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Al Jufri, dan elite lainnya seperti Wakil Ketua Dewan Majelis Syura PKS Hidayat Nur Wahid, Adang Darajatun, Surahman Hidayat, dan Wakil Ketua DPR yang dipilih PKS menggantikan Fahri Hamzah, Ledia Hanifa.
Namun demikian, dari deretan para pimpinan dan petingi PKS tidak tampak Wakil Ketua DPR RI yang telah dipecat dari kepengurusan PKS Fahri Hamzah. Ketidakhadiran Fahri disebut karena politikus asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu tidak diundang dalam acara tersebut. ‎
Selain Fahri, mantan Presiden PKS sebelumnya, Anis Matta ,juga absen dalam acara tersebut.
Acara juga dihadiri oleh Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Budi Waseso, para perwakilan partai politik di Indonesia dan presiden ke-3 RI BJ Habibie yang menyampaikan kuliah umum di hadapan ratusan kader PKS dan para tamu yang hadir.