Liputan6.com, Bogor - Kampung Curug Dengdeng, Desa Caringin, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, menjadi sentra pengolahan telur rebus busuk.
Tak heran bila warga sekitar setiap hari mengonsumsi telur ayam yang gagal menetas itu dijadikan sebagai menu makan maupun camilan.
Padahal, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor menyatakan telur rebus tersebut tidak layak konsumsi lantaran mengandung bakteri yang dapat menyebabkan penyakit gatal-gatal, batuk, dan dalam jangka panjang mengakibatkan kanker.
"Warga sudah biasa makan telur ini. Buktinya engga apa-apa," kata Edi Supriadi pemilik pengolahan telur rebus busuk, Senin (20/6/2016).
Menurut dia, sudah 30 tahun lebih warga Curug Dengdeng bermata pencaharian sebagai produsen maupun penjual telur ayam rebus. Sejak saat itu pula warga sekitar ikut mengonsumsi telur tersebut sebagai menu makan.
"Biasanya mereka beli buat dimakan langsung atau dicampur sama nasi," ujar Edi.
Edi menambahkan, telur yang gagal menetas itu dibeli dari peternakan ayam bertelur di wilayah Sukabumi seharga Rp 250 per butir. Kemudian ia menjual kepada pedagang seharga Rp 300 dan dijual kembali kepada konsumen seharga Rp 500 per butir.
"Saya cuma ambil untung antara Rp 40-Rp 50," ucap dia.
Edi membantah telur busuk tersebut tidak layak konsumsi. Karena sebelum direbus telur-telur tersebut disortir terlebih dulu.
"Engga mungkin telur busuk saya perjualbelikan. Kalau ada yang gagal atau busuk saya pisahin untuk dibuat pakanan ikan," kilahnya.
Hingga saat ini, Edi masih diperiksa sebagai saksi lantaran telah memproduksi makanan tidak layak konsumsi. Selain Edi, salah seorang pedagang bernama Solahudi juga ditahan pihak Kepolisian Resor Bogor karena kedapatan menjual telur rebus busuk di Pasar Bogor.
Kendati demikian, Edi tetap akan menjalankan usahanya yang sudah berlangsung selama puluhan tahun itu.
"Kami para produsen sedang menunggu hasil uji lab. Sebelum ada hasilnya kami akan terus jualan telur ini," kata Edi.
Puluhan Tahun Warga di Kampung Bogor Ini Makan Telur Rebus Busuk
Warga klaim tidak mengalami gejala yang mengganggu kesehatan meski sering mengonsumsi telur rebus busuk.
Diperbarui 20 Jun 2016, 16:12 WIBDiterbitkan 20 Jun 2016, 16:12 WIB
Kampung Curug Dengdeng, Desa Caringin, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor menjadi sentra pengolahan telur rebus busuk. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Arti Askot, Istilah Gaul yang Populer dalam Perkenalan Diri di Media Sosial
Arti Sanggar Waringin, Simbol Keharmonisan dalam Weton Jawa
5 Minuman Hangat Sederhana untuk Atasi Kolesterol, Hanya Butuh 3 Bahan
Potret Anggun Dian Sastro dan Happy Salma dalam Kebaya saat Jalani Book Date Berdua, Dapat Hadiah Puisi
Jelang Debut 24 Februari, Konsep Girl Group Baru Hearts2Hearts Dituding Tiru Gaya Ikonik NewJeans
Memahami Arti "Dapil", Konsep Kunci dalam Sistem Pemilu Indonesia
Mengupas Makna Mendalam Lagu Mencari Alasan, Lirik "Ikhlasnya Hati" Sering Disalah Artikan
Mengenal Arti IPDN, Institusi Pencetak Kader Pemerintahan Berkualitas
Sempat Gagal Tiga Kali, Kiky Saputri Minta Bantuan Pemadam Kebakaran untuk Lepas Cincin Menjelang Lahiran
Arti Istilah "Mokel", Bahasa Gaul yang Viral di Bulan Puasa
Jetour Punya Layanan Call Center 24 Jam, Bisa Bantu saat Mudik Lebaran
Harta Selalu Cepat Habis tanpa Alasan Jelas, Jangan-Jangan.. UAH Bongkar Ciri-Ciri Tak Berkah