Politikus Demokrat: Belum Ada Urgensi Ganti Kepala BIN

Jika akan melakukan pergantian, harus ada validasi, verifikasi dan masukan dari masyarakat tentang kinerja Sutiyoso.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 22 Jun 2016, 19:28 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2016, 19:28 WIB
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Sutiyoso.
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Sutiyoso.

Liputan6.com, Jakarta - Komjen Budi Gunawan disebut-sebut bakal menggantikan Sutiyoso sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Anggota DPR menjelaskan penunjukan itu terserah pada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sekretaris Fraksi Partai Demokrat di DPR, Didik Mukrianto, mengatakan pergantian Wakapolri Budi Gunawan menjadi Kepala BIN adalah menjadi hak prerogratif Jokowi.

"Yang rasional jadi presiden sendiri karena BIN lembaga negara yang dalam konteks ini diangkat dan diberhentikan oleh presiden," ungkap Didik di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Rabu (22/6/2016).

Menurut dia, kinerja Sutiyoso cukup bagus. Pria yang karib disapa Bang Yos itu dinilai punya kapabilitas dan kompetensi karena telah malang-melintang di berbagai kelembagaan negara.

Karena itu, jika akan melakukan pergantian, harus ada validasi, verifikasi dan masukan dari masyarakat tentang kinerja Sutiyoso.

"Ketika ada wacana dari presiden ada alasan apa, mungkin untuk lakukan penyegaran dan pergantian. Kita harap hak prerogratif tersebut dijalankan sesuai alasan hukum yang tepat, jelaskan ke publik kalau memang manfaatnya bisa dijelaskan ke publik," sambung Didik.

Senada dengan Didik, Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin juga menilai pergantian Sutiyoso masih sekedar isu saja. Politikus PDIP ini menganggap belum ada urgensi pergantian Kepala BIN.

"Saya belum mendengar itu (BG jadi Kepala BIN), itu masih isu, belum ada urgensi pergantian Kepala BIN. Selama ini kepemimpinan Sutiyoso bagus," ujar TB Hasanuddin.

"Itu semua masih isu, belum ada yang pasti. Yang pasti itu jam 17.50 kita buka puasa," tukas dia.

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya