Liputan6.com, Depok - Muhammad Arsyad (26), pemuda yang pernah terjerat kasus pornografi dan menghina Presiden Jokowi pada 2014 lalu, ternyata tidak hanya sekali melakukan aksi bejatnya, menculik dan mencabuli bocah perempuan. Dalam pengakuannya kepada Kepala Divisi Sosialisasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda Iswanto, Arsyad mengaku korbannya lebih dari dua anak.
"Hasil sementara diakui sekitar 4, sementara ini korbannya perempuan semua dengan usia sekitar 7-10 tahun. Semua korban mendapatkan perlakuan yang hampir sama dengan adik kita F maupun K. Ini sangat menyedihkan sekali sudah sampai dalam arti kata melakukan hal buruk," ujar Erlinda yang menemui pelaku di Malporesta Depok, Jawa Barat, Rabu (13/7/2016).
"Saya tidak mau menjelaskan secara lebih detail, secara psikologis akan membuat trauma korban-korban ini," lanjut Erlinda.
Baca Juga
Dari hasil dialog dengan tersangka, yang menurut Erlinda kerap memberikan keterangan berbeda. Diketahui anak sulung dari 4 bersaudara itu memiliki kencenderungan menyukai anak-anak.
Advertisement
Namun belum diketahui apakah hal tersebut murni karena kelainan seksual atau karena faktor ekonomi. Selain itu, tersangka juga sering mengonsumsi dan menyimpan banyak konten porno di rumahnya.
Tes Kebohongan
Guna mengetahui motif pelaku menculik dan mencabuli bocah di bawah umur, Erlinda meminta kepolisian khususnya Unit PPA yang menangani kasus ini, menggali lebih jauh keterangan tersangka.
Erlinda juga meminta agar polisi melakukan tes kejiwaan untuk dapat menjawab, apakah tersangka mengidap paedofilia atau tidak.
"Soalnya kita tahu tersangka kan juga banyak bohongnya. Oleh karena itu, penggalian juga tidak bisa hanya waktu singkat, harus ada assesment yang komperensif dan lengkap," tandas Erlinda.
Terkait temuan jumlah korban, Kepala Kepolisian Resor Kota Depok Komisaris Besar Harry Kurniawan mengatakan, akan mendalaminya.
"Sampai kemarin pengakuan dari pelaku baru 2 korban. Temuan pagi ini akan kita dalami apakah korban bertambah. Tadi ke KPAI bilang katanya ada empat, kan mesti kita cari di mana korban itu," ujar Harry.
Â
Untuk saat ini, polisi masih menunggu hasil visum korban pencabulan Arsyad, dan akan melakukan tes kejiwaan Kamis besok.