DKI Resmi Swakelola Sampah di Bantargebang September

Seluruh eks pekerja PT GTJ dan NOEI sudah dapat menjadi pekerja harian lepas (PHL) Dinas Kebersihan pada September.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 05 Agu 2016, 11:40 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2016, 11:40 WIB
20151104- Kondisi Bantar Gebang-Jakarta
Pintu masuk ke dalam kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang, Jakarta, Rabu (4/11/2015). Penghadangan truk sampah DKI Jakarta oleh sejumlah warga membuat Bantar Gebang terlihat sepi dari pemulung. (Liputan6.com/ Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Dinas Kebersihan DKI Jakarta tengah mengebut perpindahan pengelolaan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang dari PT Godang Tua Jaya (GTJ) dan PT Navigat Organic Energy Indonesia (NOEI).

Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Adji menargetkan, pada awal September swakelola total sudah dilakukan DKI. Sedangkan sebelum September, masalah pengambilalihan eks pekerja PT GTJ dan PT NOEI juga harus selesai dilakukan.

"Jumlah eks pekerja begitu kami data ulang, jumlahnya bertambah menjadi 465 orang," kata Isnawa saat dihubungi, Jumat (5/8/2016).

Isnawa mengatakan, mulai September seluruh eks pekerja PT GTJ dan NOEI sudah dapat menjadi pekerja harian lepas (PHL) Dinas Kebersihan. Dengan gaji UMP Jakarta sebesar Rp 3,1 juta serta mendapat BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan.

Selain itu, DKI Jakarta juga mendata jumlah pemulung yang berada di TPST Bantargebang untuk diberikan BPJS kesehatan. "Sedang mendata pemulung di sekitar sini. Sekitar 7.000 orang pemulung," ucap dia.

Saat ini meski masih dalam tahap pengambilalihan pengelolaan, Dinas Kebersihan DKI dan para eks pekerja GTJ dan NOEI sudah menangani sampah Jakarta yang mencapai 7.000 ton per harinya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya