TNI Evaluasi Pola Pengiriman Logistik di Pos Perbatasan

Hal ini berkaca dari kecelakaan pesawat Heli Bell 412 di Kalimantan Utara.

oleh Liputan6 diperbarui 28 Nov 2016, 07:15 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2016, 07:15 WIB

Liputan6.com, Jakarta - TNI akan mengevaluasi pola penyaluran logistik ke pos-pos militer di perbatasan Malaysia-Indonesia. Ini menyusul insiden kecelakaan Heli Bell 412 EP di Kalimantan Utara pada Kamis 24 November 2016.

Tim SAR darat gabungan yang bergerak ke tempat lokasi heli nahas itu menemukan seorang awak masih hidup. Yaitu Letnan Satu CNP Abdi Darnain (29 tahun). Sedangkan empat personel TNI AD yang turut dalam penerbangan itu belum diketahui nasib dan posisinya.

"Evaluasi tentang ini juga bagian dari kegiatan menyeluruh terkait pendorongan logistik ke tempat yang sulit," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigadir Jenderal TNI Sabrar Fadhilah di Jakarta, Minggu malam 27 November 2016.

Menurut dia, seperti dikutip dari Antara, banyak bagian dan pelosok Nusantara yang sangat sulit terjangkau, baik melalui laut, darat, ataupun udara. "Tapi itulah negeri kita ada bagian-bagian yang keadaannya khas dan sulit. Tentu ini menjadi bagian dari evaluasi," imbuh dia.

Dia memberi gambaran tentang tempat di mana Heli Bell-412 EP nomor registrasi HA-5166 itu ditemukan. Lokasinya sangat sulit untuk ditembus lantaran berada di hutan yang sangat rapat.

"Bahkan memakai telepon satelit saja sangat sulit. Hutan belantaranya sangat rapat dan cuaca sangat buruk serta berubah-ubah cepat," ujar dia.

Indonesia memiliki ribuan kilometer perbatasan darat dengan negara-negara tetangga, yang tidak semuanya berupa dataran, karena ada yang berupa rawa-rawa, sungai, serta pegunungan terjal dengan temperatur sangat ekstrem.

Menurut UU Nomor 34/2004, adalah tugas TNI untuk menjaga dan mengamankan seluruh garis perbatasan negara ini.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya