Polisi Semprot Air ke Arah Massa Pendukung Ahok

Ratusan massa pendukung Ahok tetap bertahan, meski ratusan polisi mendorong mereka dengan tameng.

oleh Muslim ARFachrur RozieIka Defianti diperbarui 12 Mei 2017, 20:36 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2017, 20:36 WIB
Pendukung Ahok di Pengadilan Tinggi Jakarta
Pendukung Ahok di Pengadilan Tinggi Jakarta (Liputan6.com/ Ika Defianti)

Liputan6.com, Jakarta - Polisi menembakkan air ke arah kerumunan massa pendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di depan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, malam ini. Air dari water cannon diarahkan ke massa karena mereka tak mau membubarkan diri pada waktu yang telah ditetapkan.

"Kami mengimbau agar semua kembali ke kediamannya dan membubarkan diri," ujar seorang polisi dengan pengeras suara dari mobil anti huru hara, Jumat malam, (12/5/2017).

Berkali-kali polisi menghalau massa aksi dengan menembakkan air dari mobil water cannon. Massa aksi mencoba menghindar, namun mereka kembali lagi membentuk barisan. Massa aksi ini menolak membubarkan diri, mereka menuntut agar Ahok dibebaskan.

Situasi di depan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta saat ini dipenuhi ratusan polisi yang berhadapan dengan ratusan massa yang awalnya membawa lilin. Dari beberapa massa aksi, tampak pasta gigi teroles di pipi, kening, dan bagian wajah lainnya. Mereka bersiap menghadapi lontaran gas air mata. 

Ratusan massa aksi itu tetap bertahan, meski ratusan polisi mendorong dengan tameng. Awalnya, mereka dihalau polisi yang membentuk pagar betis.

Pantauan di lapangan, di depan mobil anti huru hara ada barisan polisi dengan tameng, di belakangnya puluhan polisi menggunakan motor trail berbaris siap menghadang massa, dan di belakang barisan motor trail, puluhan polisi menenteng pistol pelontar gas air mata.

Sementara, sejak pukul 18.00 WIB Kapolres Jakarta Pusat Kombes Suyudi Ario Seto sudah mengimbau massa untuk membubarkan diri.

Namun, massa masih ingin melanjutkan dengan adanya aksi bakar lilin di depan pengadilan. Akibatnya, terjadi aksi dorong-mendorong antara polisi yang dibekali tameng dan pemukul.

Beberapa kali pihak kepolisian membuka komunikasi dengan massa pendukung Ahok tapi tidak diindahkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya