Teror di Mako Brimob Belum Berakhir?

Saat itu Bripka Marhum Prencje melihat orang tak dikenal mengamati penjagaan Mako Brimob selama lebih dari 2 jam.

oleh Putu Merta Surya PutraNanda Perdana Putra diperbarui 12 Mei 2018, 00:07 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2018, 00:07 WIB
Karangan Bunga Untuk Polisi Gugur Hiasi Pekarangan Mako Brimob
Petugas berjaga di komplek Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Jumat (11/5). Puluhan karangan bunga dari sejumlah pejabat negara memadati pekarangan Mako Brimob. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Peristiwa nahas yang menimpa anggota polisi di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat belum berakhir. Satu anggota yang berjaga di markas Brimob ini kembali menjadi korban. 

Bripka Marhum Prencje meninggal akibat ditikam orang tak dikenal pada Jumat 11 Mei 2018 dini hari sekitar pukul 02.29 WIB.

Peristiwa ini berselang beberapa hari setelah lima anggota Polri meninggal dalam kerusuhan narapidana terorisme di Mako Brimob Selasa malam 8 Mei 2018. Lima anggota yang gugur tersebut disiksa dan dibunuh para napi.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan, saat itu Bripka Marhum Prencje melihat orang tak dikenal mengamati penjagaan Mako Brimob selama lebih dari 2 jam.

"Bripka Marhum kemudian meminta bantuan dua rekannya, untuk mem-backup kegiatan, guna meminta memberikan keterangan orang yang tidak dikenal tersebut. Yang ketika ditanya mengaku berinisial TS untuk dibawa ke salah satu kantor Mako Brimob Polri," ucap Setyo di Mabes Polri, Jumat (11/5/2018).

Dia pun menuturkan, Bripka Marhum bersama tiga rekannya sempat menggeledah TS, baik di badan maupun tas yang dibawa. Akan tetapi tak ditemukan apa-apa.

"Kemudian yang bersangkutan dibawa ke kantor, ke salah satu ruangan tadi, menggunakan sepeda motor. Setibanya di kantor, dan akan masuk di salah satu ruangan, tiba-tiba orang yang mengaku TS tadi mengeluarkan pisau, yang ternyata disimpan di bawah alat kemaluan," ungkap Setyo.

Di sanalah, almarhum Bripka Marhum yang berjalan di depan TS, dikejar oleh tersangka, dan langsung menikam di bagian perut. Usai menikam, TS juga berusaha mengejar rekan Bripka Marhum.

"Dengan sigap, (petugas) mengambil sikap tegas dan terukur dengan menembak TS. Atas kejadian tersebut, TS meninggal dunia. Dan Bripka Marhum Prencje dibawa ke rumah sakit. Namun, setelah beberapa saat kemudian, Bripka Marhum Prencje gugur," kata Setyo.

Adapun sebilah pisau disita sebagai barang bukti. Menurut dia, pihak kepolisian masih menyelidiki keterkaitan TS dengan terorisme.

"Hingga sekarang, pihak kepolisian masih menyelidiki kejadian tersebut. Untuk mengetahui latar belakang siapa sebenarnya TS tersebut," pungkas Setyo.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian juga melayat Bripka Marhum (41) yang meninggal ditusuk pria bernama Tendi Sumarno (23) di Mako Brimob Kelapa Dua. Jenderal bintang empat itu tiba sekitar pukul 13.40 WIB.

"Pak Kapolri melayat almarhum Bripka Marhum Prencje di Mako Brimob," kata Karopenmas Divhumas Mabes Polri, Brigjen Pol Mohammad Iqbal melalui keterangan tertulis, Jumat 11 Mei 2018.

Saat itu, Kapolri mendoakan agar Bripka Marhum Prencje tenang di sisi Tuhan Yang Maha Esa dan keluarga diberikan kekuatan dalam menghadapi cobaan tersebut.

"Turut berduka, mendoakan semoga almarhum diterima di sisi Allah SWT, keluarga tabah," tandasnya.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Razia Ambil Gambar Mako Brimob

Polisi merazia pengendara yang mengambil gambar Mako Brimob
Polisi merazia pengendara yang mengambil gambar Mako Brimob (Merdeka.com/ Nur Habibie)

Penjagaan di Mako Brimob pun masih ketat, walaupun peristiwa kerusuhan sudah selesai, bahkan napi terorisme sudah dipindahkan ke Lembaga Pemasyakaratan (Lapas) di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Pria bernama Ferdinan yang sedang memotret aktivitas penjagaan dan suasana di depan Mako Brimob bahkan sempat diamankan polisi. Saat itu, dia berboncengan sepeda motor dengan istrinya dan berhenti tepat di depan gerbang Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.

Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Jumat (11/5/2018), saat ditegur aparat yang berjaga, Ferdinan mengaku wartawan tetapi tidak bisa menunjukkan kartu pers maupun identitas diri lainnya. Saat ditarik menuju ke pos penjagaan Mako Brimob, dia sempat meronta dan menolak untuk dibawa masuk.

Menurut sang istri, Ferdinan wartawan sebuah media online dan kartu persnya masih dalam proses cetak.

Sementara itu, puluhan anggota Brimob merazia sejumlah pengendara di depan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Pemeriksaan itu dilakukan oleh petugas yang menggunakan seragam lengkap dengan menggunakan laras panjang.

Pantauan di lokasi, razia itu dilakukan terhadap para pengendara yang mencoba mengambil gambar Mako Brimob. Terlihat sudah lebih dari lima kendaraan roda dua maupun roda empat yang diberhentikan oleh petugas dan langsung dilakukan pemeriksaan kendaraan dan orang.

Salah satu pengendara mobil diberhentikan polisi. Pengendara mengaku hanya iseng mengambil gambar Mako Brimob.

"Cuma iseng aja," ujar pria tersebut di Depok, Jumat (11/5/2018).

Razia ini dilakukan sebagai salah satu antisipasi agar tak ada hal yang tak diinginkan.

"Sebenarnya sih enggak apa-apa foto, cuma kan kita antisipasi aja. Daripada ada hal yang enggak diinginkan, lebih baik mencegah kan," ucap salah satu petugas yang enggan disebutkan namanya.

"Buat snap katanya itu bang," kata salah satu anggota kepada temannya usai merazia pengendara motor.

Penjagaan yang semula hanya di pos pantau atau penjagaan saja, kini bergeser hingga tepat di pinggir jalan mulai dari arah Margonda ke Raya Bogor maupun sebaliknya.

Penangkapan Teroris

Kondisi Rutan Mako Brimob Setelah Penyanderaan Berakhir
Aparat polisi bersenjata lengkap berjaga di depan Rutan Cabang Salemba Mako Brimob seusai operasi penanggulangan di Depok, Kamis (10/5). Setelah sekitar 34 jam, para napi terorisme yang membuat kerusuhan akhirnya menyerah. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Polisi menangkap empat terduga teroris di Tambun, Bekasi, Jawa Barat pada Kamis dini hari 10 Mei 2018 saat hendak menuju Mako Brimob Kelapa Dua, Depok. Dua di antaranya ditembak karena melawan.

"Kejadian Kamis 10 Mei 2018, sekitar 01.35 WIB di Jalan Stasiun Mekarsari Tambun, Bekasi, polisi mendapat informasi inteligen, bahwa akan ada sekelompok orang yang akan menuju Mako Brimob untuk membantu rekan-rekan napi teroris yang melakukan perlawanan kepada petugas di rutan. Dari hasil informasi intelijen tersebut, polisi bergerak dan menangkap empat orang," ucap Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jumat (11/5/2018).

Polisi kemudian membawa empat orang tersebut ke Jakarta untuk dilakukan penyelidikan. Akan tetapi, dalam perjalanan, dua terduga berinisial RA dan JG melawan dan mengambil senjata para anggota.

"Memberontak serta berusaha mencekik anggota, hingga borgol yang dipakaikan ke mereka terlepas. Serta keduanya berusaha merebut senjata api dari anggota yang mengawal," ungkap Setyo.

Polisi kemudian mengambil tindakan dan menembak kedua terduga teroris tersebut.

"Keduanya, dibawa ke RS Bhayangkara. Namun setelah lebih kurang 2 jam mendapatkan perawatan, RA dinyatakan meninggal dunia. Sedangkan JG masih dalam perawatan," jelas Setyo.

Setyo mengatakan, dari para tersangka, diamankan sejumlah barang bukti. Di antaranya, satu sangkur, satu belati, amunisi kaliber 9 mm sebanyak 25 butir. Paku tembak 25 buah, ketapel 2 buah, kemudian busur besi tiga buah. Peluru gotri 69 butir, dua buah golok, dan peluru senapan angin sebanyak 48 butir.

"Dari hasil pemeriksaan sementara bahwa keempat terduga teroris tersebut merupakan jaringan Jamaah Ansharut Daulah yang akan bergerak ke Jakarta, khususnya ke Mako Brimob, Kelapa Dua. Patut diduga, mereka akan ikuti aksi insiden kerusuhan di Rutan," jelas dia.

Sedangkan, dua tersangka lainnya AM dan HG, masih terus dilakukan penyelidikan. "Polisi mengamankan yang selamat untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut. Dan mengamankan barang bukti yang ada," pungkas Setyo Wasisto.

Sementara itu, karangan bunga membanjiri depan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, usai terjadi kerusuhan napi terorisme yang mengakibatkan enam orang meninggal. Mereka yang meninggal lima orang dari polisi dan satu orang merupakan tahanan teroris.

Pantauan pada Jumat (11/5/2018), karangan bunga tersebut berasal dari Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Ketua DPR Bambang Soesatyo, Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno, Kepala BIN Jenderal (Purn) Budi Gunawan, Panglima TNI Hadi Tjahjanto, dan masih banyak lainnya.

Isinya ucapan dukacita atas gugurnya lima anggota Polri dalam kerusuhan di Mako Brimob. Sebagian lainnya menyatakan dukungan terhadap pemberantasan terorisme.

Perawatan

RS Polri
Polisi memasang garis kuning di Ruang IGD RS Polri. (Liputan6.com/Lizsa Egeham)

Hingga kini, Bripka Iwan Sarjana yang sempat disandera narapidana teroris di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, masih dirawat.

"Bripka Iwan Sarjana sekarang masih dirawat di Rumah Sakit Polri Kramatjati. Memang ada beberapa luka yang perlu untuk dirawat," ucap Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto di kantornya, Jakarta, Jumat (11/5/2018).

Dia menuturkan, selain luka, Bripka Iwan juga masih perlu pendampingan konseling. Sebab, ia mengalami trauma akibat penyanderaan oleh narapidana teroris. "Perlu pendampingan konseling masalah trauma healing. Untuk kembali ke kondisi semula," pungkasnya.

Sementara, salah seorang narapidana terorisme Rutan Mako Brimob bernama Abdul Afif alias Wawan Kurniawan masih menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) Bhayangakara Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. Petugas pun membentuk tim medis khusus untuk menangani Wawan Kurniawan.

"Sedang dibentuk tim penanganannya," tutur Kepala Forensik RS Polri Kombes Edi Purnomo saat dikonfirmasi, Jumat (11/5/2018).

Menurut Edi, Wawan mengalami luka tembak di bagian bahu kiri. Sebuah peluru yang bersarang membuatnya ambruk dan menggunakan kursi roda saat dibawa ke RS Bhayangkara Polri.

"Masih stabil (kondisinya)," jelas Edi.

Wawan dibawa ke RS Bhayangkara Polri pada Kamis 10 Mei 2018 sekitar pukul 09.30 WIB. Dia dibawa dengan kursi roda dalam keadaan kaki diikat menggunakan tali bening.

Wawan merupakan tahanan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) asal Sumatera Selatan. Dalam kasus kali ini, dia diduga memprovokasi kericuhan yang mengakibatkan penyanderaan aparat kepolisian di Mako Brimob.

Akibatnya, lima anggota Polri dan satu napi teroris meninggal dalam kericuhan tersebut. Polisi yang meninggal adalah Iptu Luar Biasa Anumerta Yudi Rospuji, Aipda Luar Biasa Anumerta Denny Setiadi, Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas, Briptu Luar Biasa Anumerta Syukron Fadhli, dan Briptu Luar Biasa Anumerta Fandy Nugroho.

Sedangkan tahanan teroris bernama Abu Ibrahim alias Beny Samsu, tewas dalam kerusuhan Mako Brimob, Depok, Selasa, 8 Mei 2018 lalu.

Sementara pada Kamis 10 Mei 2018, sebanyak 145 narapidana kasus terorisme yang dipindah dari Rumah Tahanan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, tiba di Pulau Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Para napi yang diangkut menggunakan delapan bus milik Korps Brimob tiba di Dermaga Wijayapura, Cilacap, Kamis 10 Mei 2018, pukul 17.15 WIB. Mereka dikawal ketat anggota Polri yang menumpang sejumlah kendaraan roda empat serta sebuah kendaraan Barracuda.

Mereka dipindahkan dari Rutan cabang Salemba, Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, ke Lapas di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah untuk mengantisipasi terjadi lagi kerusuhan napi teroris di Mako Brimob.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya