Jokowi Minta Kampus Hapus Fakultas Usang

Jokowi menyatakan sejak beberapa tahun lalu mengusulkan didirikan fakultas kopi.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Okt 2018, 06:07 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2018, 06:07 WIB
Jokowi
Presiden Jokowi memberi pidato saat merayakan Hari Musik Nasional 2017 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (9/3). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta perguruan tinggi mengikuti perkembangan zaman. Salah satu caranya dengan membuka fakultas baru sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Ini disampaikan Jokowi saat menerima audiensi pejabat eselon I, eselon II, pimpinan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) di lingkungan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (10/10).

"Saya tidak mau mendengar perguruan tinggi tidak mau menghapus fakultas atau prodi yang sudah usang. Ganti yang baru!" tegasnya.

Jokowi menyebut, fakultas yang cocok dibuka saat ini adalah fakultas kopi. Alasannya, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia.

Selain itu, kebiasaan minum kopi mulai menjadi gaya hidup sebagian masyarakat, khususnya generasi muda saat ini.

"Tiga atau dua tahun lalu saya menyampaikan alasan pentingnya mendirikan fakultas kopi. Saat itu ada yang tertawa. Fakultas kopi, kelapa sawit. Ini industri besar kita. Dan itu saya sangat serius ngomong seperti itu," kata dia.

Meski sudah sering mewanti wanti, perguruan tinggi belum juga mengabulkan keinginan Jokowi. Akibatnya, fakultas bersifat monoton dan kampus tidak mengalami perubahan.

"Dunia sudah berubah seperti ini tapi sulit bangun fakultas dan prodi baru. Nggak ngerti ini (penyebabnya) ekosistem di perguruan tinggi atau di kementerian atau dua-duanya," tuturnya heran.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Inovasi

Kepala Negara menekankan, perguruan tinggi harus terus berinovasi di tengah perubahan global yang sangat cepat. Perguruan tinggi juga harus mampu bersaing dengan kampus luar negeri dalam menciptakan hal-hal baru.

"Sekali lagi ekosistem di dalam kampus harus kita benahi bersama-sama, cara-cara baru harus kita kembangkan, kreasi-kreasi baru harus diberikan fasilitas dan dikembangkan. Inovasi memecahkan masalah dan memberikan nilai tambah harus didukung," jelasnya.

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Saksikan video pilihan di bawah ini

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya