Fakta-Fakta Taman Nasional Komodo, Akan Ditutup Sementara Bagi Wisatawan

Demi memulihkan populasi satwa.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Jan 2019, 12:29 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2019, 12:29 WIB
Taman Nasional Komodo
Taman Nasional Komodo di NTT. (dok. Instagram @rhmnrazzh/https://www.instagram.com/p/BrOsQ_HhfBL/Henry

Liputan6.com, Jakarta Setelah berencana untuk menaikkan tarif masuk Taman Nasional Komodo bagi wisatawan, kini Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat  membuat kejutan. Ia akan menutup Taman Nasional Komodo yang berada di kabupaten Manggarai Barat itu, selama satu tahun untuk wisatawan. 

Penutupan Taman Nasional dilakukan Pemprov NTT sebagai upaya meningkatkan jumlah populasi komodo dan juga rusa yang menjadi makanan utama hewan langka tersebut. Populasi hewan di taman nasional tersebut perlu dipulihkan.

"Pemerintah NTT akan melakukan penataan terhadap kawasan Taman Nasional Komodo agar menjadi lebih baik, sehingga habitat komodo menjadi lebih berkembang. Kami akan menutup Taman Nasional Komodo selama satu tahun," kata Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat di Kupang, seperti dikutip dari Antara, Minggu (20/1/2019).

Namun, ia tidak menjelaskan kapan waktu penutupan kawasan Taman Nasional Komodo mulai diberlakukan. Viktor menegaskan, penutupan Taman Nasional Komodo guna mempermudah pemerintah daerah menata kawasan wisata itu.

Kondisi habitat komodo di Kabupaten Manggarai Barat, ujung barat Pulau Flores itu, sudah semakin berkurang. Kondisi tubuh komodo yang kecil juga merupakan dampak dari berkurangnya rusa yang menjadi makanan utama komodo.

"Kondisi tubuh komodo tidak sebesar dulu lagi, karena populasi rusa sebagai makanan utama komodo terus berkurang karena maraknya pencurian rusa di kawasan itu," tegas Viktor.

Orang nomor satu di provinsi berbasis kepulauan ini merasa khawatir apabila rusa semakin berkurang, maka tidak menutup kemungkinan komodo akan saling memangsa untuk mempertahankan hidup.

"Insting sebagai binatang akan muncul apabila rantai makanan komodo berkurang. Apabila makanan utamanya melimpah, maka instingnya akan berbeda. Hal itulah yang mendorong pemerintah melakukan penataan kawasan komodo dengan menutup sementara kawasan itu dari kunjungan wisatawan selama satu tahun," katanya. 

Penataan kawasan komodo, kata Victor, dilakukan sebagai bentuk perlindungan yang dilakukan negara terhadap komodo yang menjadi habitat langka dan dilindungi dari kepunahan.

Berikut beberapa ulasan  fakta-fakta Taman Nasional komodo yang perlu kamu tahu, dirangkum Liputan6.com pada Selasa (21/1/2019) dari berbagai sumber

1. Taman Komodo Nasional Adalah Warisan Dunia Unesco

Taman Nasional Komodo ialah salah satu situs warisan dunia Unesco yang menjadi kebanggaan Indonesia. Taman Nasional Komodo semakin populer sebagai objek wisata bertaraf internasional.

Menurut Data Balai Taman Nasional Komodo, taman nasional ini kedatangan wisatawan hingga 80.598 selama paruh pertama tahun 2018. Seiring meningkatnya kunjungan wisata ke Taman Nasional Komodo, tentu semakin meningkat pula pendapatan daerah setempat.

2. Pink Beach yang Cantik

Jika Yunani mempunyai Balos Lagoon, yaitu pantai menawan berpasir pink, maka Indonesia mempunyai Pink Beach yang ada di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur. Berlokasi di dalam kawasan Taman Nasional Komodo, Pink Beach menjadi salah satu destinasi wisata bahari yang diidam-idamkan banyak orang.

Perjalanan menuju Pink Beach dapat ditempuh dari dermaga Labuhan Bajo. Di dermaga ini terdapat banyak speed boat yang bisa disewa dengan harga bervariatif, tergantung jenis perahu yang digunakan.

Mengingat lokasinya yang berada di Pulau Komodo dan berdekatan dengan Pulau Rinca, perjalanan menuju Pink Beach biasanya digabung dalam satu wisata ke Pulau Komodo dan Pulau Rinca.

3. Hamparan Hijau Sabana Gili Lawa

Pulau Gili Lawa terletak di utara Pulau Komodo. Pulau kecil tak berpenghuni ini menawarkan panorama cantik yang memesona. Selama ini, tempat itu merupakan salah satu destinasi wisata bagi para wisatawan untuk berswafoto. Dengan keindahan sabananya, pengunjung sering menjadikan lokasi itu tempat favorit untuk menikmati matahari terbit sekaligus terbenam.

Untuk menikmati pemandangan tersebut, pastinya kamu harus melakukan trekking sekitar setengah sampai satu jam terlebih dahulu. Jalur pendakiannya cukup terjal, licin, dan menguras tenaga, sehingga kamu harus menggunakan sandal gunung atau sepatu trekking demi kenyamanan.

4. Kebakaran Lahan di Gili Lawa

Sayangnya, pada Agustus 2018 lalu, 10 Hektare padang rumput di Gili Lawa Darat, Kawasan Taman Nasional Komodo, hangus terbakar. Otoritas Balai Taman Nasional Komodo (TNK) menyatakan kebakaran di kawasan wisata TNK tak mengganggu habitat hidup 'the komodo dragon' atau bernama latin varanus komodoensis.

Hal ini disebabkan karena para pengunjung kurang memahami peraturan yang berlaku. Kepala Taman Nasional Komodo Budi Kurniawan, mengungkapkan penyebab dari kebakaran kawasan Hutan Gililawa itu, diduga akibat puntung rokok yang dibuang oleh pengunjung yang berwisata di daerah itu pada merdeka.com Jumat (3/8/18)

Ada beberapa larangan yang harus dipatuhi wisatawan lokal maupun asing saat berkunjung ke Taman Nasional Komodo. Beberapa di antaranya dilarang menyalakan api,dilarang menyentuh satwa, dilarang membawa botol air minum sekali pakai dan styrofoam, dan dilarang mengambil apa pun dari kawasan taman nasional.

Nah uraian diatas adalah fakta-fakta Taman Nasional komodo yang bisa kamu tahu, tertarik untuk mengunjunginya? Harap bersabar ya!

5. Populasi Komodo di Taman Nasional Komodo

Kepala Balai Taman Nasional Komodo (TNK) Sudiyono mengatakan, populasi satwa langka komodo (Varanus komodoensis) hingga tahun 2017 mencapai 3.012 ekor dan masih stabil dari ancaman kepunahan. 

Menurut dia, populasi binatang purba yang hanya ada di Pulau Komodo serta pulau-pulau kecil lainnya yang masuk dalam Taman Nasional Komodo di Kabupaten Manggarai Barat itu masih stabil atau belum terancam punah.

"Namun, kemungkinan populasi mengalami kenaikan karena adanya peningkatan jumlah terutama di Pulau Gili Motang dan Pulau Nusa Kode yang dahulunya kurang," katanya (12/1/2019)

Sudiyono menjelaskan, populasi komodo yang masih stabil itu artinya bisa mengalami penurunan akibat usia dewasa yang berada di ambang kematian maupun bertambah akibat perkembangbiakan komodo berusia produktif.

 

Reporter: Tyas Titi Kinapti

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya