Pasokan Air Irigasi Lancar, Panen Jagung Petani Lampung Selatan Meningkat

Petani di Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan (Lamsel), mulai panen jagung pada masa tanam rendengan.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 25 Feb 2019, 09:59 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2019, 09:59 WIB
Panen Raya, Petani Tuban Hasilkan 33,7 Ton Jagung
Petani di Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan (Lamsel), mulai panen jagung pada masa tanam rendengan.

Liputan6.com, Lampung Selatan Petani di Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan (Lamsel), mulai panen jagung pada masa tanam rendengan. Bahkan, hasil panen petani jagung tahun ini meningkat berkat lancarnya pasokan air irigasi bantuan Kementerian Pertanian (Kementan).

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan), Sarwo Edhy mengatakan, bagi masyarakat petani yang membutuhkan bantuan jaringan irigasi atau pembangunan embung, bisa mengajukan ke Dinas Pertanian Kabupaten atau Kota masing-masing.

"Nanti Dinas bisa meneruskannya ke Ditjen PSP untuk ditindaklanjuti. Bantuan ini diharapkan bisa membantu petani yang ujung-ujungnya bisa mensejahterakan petani," ujar Sarwo Edhy, Minggu (24/2).

Sarwo Edhy menjelaskan, salah satu fokus utama program Ditjen PSP adalah pada pembangunan infrastruktur pertanian, khususnya di sektor irigasi.

"Program padat karya fokusnya pada irigasi pertanian melalui rehabilitasi dan peningkatan fungsi jaringan irigasi tersier serta pengembangan irigasi perpompaan," kata Sarwo Edhy.

Terkait pelaksanaan program padat karya di sektor irigasi, mulai dari perencanaan, pembangunan hingga perawatan dilakukan secara gotong royong oleh seluruh elemen yang terkait, seperti Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dan Kelompok Tani (Poktan).

"Kegiatan program padat karya oleh masyarakat (P3A dan Poktan) dilakukan melalui pola transfer dana pemerintah langsung ke rekening kelompok penerima manfaat," tuturnya

Suko Basuki, pemilik tiga perempat hektare lahan jagung di Dusun Buring, Desa Sukabaru, menyebut, saat proses pengolahan lahan, ia sempat kesulitan air. Namun dengan adanya saluran irigasi yang lancar dan lokasi lahan dekat dengan Sungai Way Pisang, membuatnya terbantu, meski harus menggunakan mesin pompa.

Pada lahan tiga perempat hektare, ia menanam bibit jagung varietas NK sebanyak 3 kampil atau 15 kilogram. Jumlah tersebut menghasilkan jagung 120 karung. Jumlah tersebut diakuinya lebih banyak dibandingkan hasil panen sebelumnya, yang hanya 90 karung.

Menurutnya, hasil yang maksimal tersebut dipengaruhi oleh pasokan air yang cukup serta pemupukan. Pupuk yang digunakan pada lahan tersebut di antaranya Urea, NPK, Phonska dan SP-36. Keempat jenis pupuk tersebut sangat cocok digunakan pada lahan tanaman jagung yang berlokasi di tanah datar, sekaligus irigasi cukup memadai.

“Hasil panen jagung awal tahun ini cukup bagus, karena irigasi untuk tanaman terpenuhi, meski di daerah lain tanaman jagung mengalami gagal panen akibat pasokan air kurang,” terang Suko Basuki.

Suko Basuki mengatakan, irigasi yang lancar tersebut merupakan bantuan pemerintah untuk pengairan melalui kelompok tani (Poktan) Sumber Rejeki. Selain digunakan untuk petani jagung, saluran irigasi tersebut juga dipergunakan untuk lahan pertanian padi sawah.

Pada masa panen awal tahun dengan hasil maksimal, Suko Basuki menyebut harga jagung pitilan atau pipilan usai digiling saat ini mencapai Rp 5.300 per kilogram. Harga tersebut cukup menguntungkan bagi petani yang menanam jagung, karena sebelumnya harga di bawah Rp 4.000.

 

(*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya