Gelar Gebyar Wayang, PDIP Sindir Sosok Sengkuni

Menurut Hasto, pertunjukan wayang adalah ritual kehidupan yang bisa dilihat dan dinikmati.

oleh Yopi Makdori diperbarui 20 Jul 2019, 22:52 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2019, 22:52 WIB
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menggelar Gebyar Wayang Kulit 2019 (Liputan6/Yopi)
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menggelar Gebyar Wayang Kulit 2019 (Liputan6/Yopi)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menggelar Gebyar Wayang Kulit 2019 dalam rangka tasyakuran hari ulang tahun ke-46 partai sekaligus merayakan kemenangan Joko Widodo - Ma'ruf Amin di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (20/7/2019) malam.

Sekjen PDIP, Hasto Hasto Kristiyanto diberi kesempatan memberikan sambutan mewakili Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang berhalangan hadir. Hasto mengatakan, kebudayaan Indonesia mesti dilestarikan, salah satunya wayang.

"Ada sebagian komponen bangsa yang telah melupakan kebudayaan kita, ada yang bangga dengan kebudayaan asing melupakan betapa luar biasanya kebudayaan kita begitu berwarna, yang begitu beraneka rupa, mencerminkan sebuah ekspresi yang luar biasa tentang kebudayaan itu," tutur Hasto.

"Karena itulah wayang ini kita laksanakan sebagai komitmen PDIP sebagai bagian dari gerak kebudayaan," sambungnya.

Menurutnya, pertunjukan wayang adalah ritual kehidupan yang bisa dilihat dan dinikmati. Dalang pun akan memperlihatkan lakon wayang yang jujur, tidak pernah berbuat tercela dan memiliki standar etika moral tertinggi. Salah satunya Yudhistira

Dia merupakan sosok berdarah putih yang dikawal oleh para punakawan seperti Semar, Gareng, Petruk Bagong. Hal itu, kata Hasto, mencerminkan kesatu paduan antara pemimpin dan rakyatnya.

"Kita juga bisa melihat ada sosok yang selalu mengacaukan dengan strategi strategi licik, memecah belah, ahli hoaks, Sengkuni," sindir Hasto yang diikuti tawa penonton.

"Saya tahu siapa yang bapak ibu tertawakan sebagai sosok Sengkuni itu," tukas Hasto.

Pagelaran wayang ini disemarakan oleh pewayang adalah Ki Warseno Slenk, Ki Sri Susilo Tengkleng dan Ki Suwondo. Acara juga dihadiri Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri PUPR Budi Karya Sumadi, dan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

Tema Tasyukuran

Hasto menerangkan, tema dalam pagelaran wayang itu menonjolkan semangat kemenangan dengan kebenaran. "Menggelorakan semangat Satyam Eva Jayate, kebenaranlah yang akan menang. Dengan lakon aji norontoko," ujar Hasto.

Aji Norontoko, kata Hasto merupakan ajian yang dimiliki oleh Gatotkaca sebagai seorangpun satria. "Inilah yang menjadi semangat dedikasi PDI Perjuangan," jelas Hasto.

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya