Polri: Terduga Teroris Jadikan Papua Tempat Perluasan Perjuangan

Asep Adi mengatakan, terduga teroris sampai saat ini bukan melakukan aksi teror di Papua. Tapi lebih dijadikan tempat persembunyian.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 19 Des 2019, 16:29 WIB
Diterbitkan 19 Des 2019, 16:29 WIB
Bom Teroris
Ilustrasi Foto Teroris (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Kabag Penum Divisi Humas Mabes Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra mengatakan, kelompok teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) mencari tempat persinggahan baru. Salah satu daerah yang dipilih adalah Papua.

Diketahui, Densus 88 Antiteror meringkus delapan teroris di Jayapura, Papua pada 6 dan 7 Desember 2019.

"Terduga teroris mengatakan daerah Papua sebagai perluasan perjuangan," kata Asep Adi di Hotel Bidakara, Kamis (19/12/2019).

Asep menerangkan, berbagai wilayah yang menjadi langganan persembunyian anggota JAD berhasil dideteksi pihak kepolisian. Para teroris pun mencari tempat pelarian yang lain.

"Mereka sudah merasa terdesak dari berbagai daerah. Nah mereka melakukan perluasan daerah," ucap dia.

Asep mengungkapkan kasus seperti yang sering diungkap Densus 88 Antiteror. Contohnya kala menggerebek rumah terduga teroris di Lampung. Ternyata sudah melarikan diri ke daerah Papua.

"Mereka ini bukan melakukan aksi teror di Papua. Sejauh ini tidak ditemukan indikasi ke arah situ. Tapi lebih ke persembunyian," ucap Asep.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Densus 88 Tangkap 8 Anggota JAD Lampung dan Medan di Papua

Bom Teroris
Ilustrasi Foto Teroris (iStockphoto)

Densus 88 Antiteror menangkap delapan teroris di Jayapura, Papua. Mereka diringkus pada tanggal 6 dan 7 Desember 2019. Diketahui, 8 teroris tersebut merupakan anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

"Densus 88 di Kabupaten Jayapura, Papua menangkap delapan terduga teroris yang sampai saat ini masih dalam pendalaman," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Asep Adi Saputra di Gedung Humas Polri, Jakarta Selatan, Selasa (17/12/2019).

Terkat identitas kedelapan orang tersebut, Kombes Asep mengaku belum dapat membongkarnya karena alasan penyelidikan lanjutan yang masih berlangsung.

Menurut Asep, para terduga teroris tersebut bukanlah jaringan JAD asli Papua. Mereka diduga sebagai pendatang yang melarikan diri ke daerah Jayapura, Papua, seperti dari JAD Lampung dan Medan.

Selain mengamankan delapan orang, Densus 88 juga telah melakukan penggeledahan di tempat tinggal mereka. Namun, terkait barang bukti ditemukan hal itu juga belum dapat diungkap atas alasan penyelidikan.

"Masih kami dalami, tapi penangkapan ini untuk antisipasi berbagai prediksi gangguan keamanan," Asep menandasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya