Liputan6.com, Jakarta - Lembaga survei Poltracking Indonesia merilis hasil survei terkait proyeksi peta koalisi Pilpres 2024. Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda menyebut, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berpeluang besar diusung menjadi bakal capres melalui Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Menurut Hanta, potensi Ganjar Pranowo bersama KIB dapat dilihat dari respons publik dan sejumlah hasil survei.
Baca Juga
"Sejumlah sentimen publik yang selama ini terekam oleh awak media bahwa KIB kerap diisukan akan mengusung Ganjar menjadi capres," kata Hanta dalam rilis survei, Rabu (31/8/2022).
Advertisement
Apalagi saat ini, Hanta menyebut tiga besar elektabilitas tertinggi ada Ganjar Pranowo yaitu 26,6 persen, disusul Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto 19,7 persen, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 17,7 persen.
Menurut Hanta, peluang Ganjar diusung PDIP kecil mengingat saat ini partai dengan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri itu masih menjagokan Puan Maharani.
"Hal ini juga dilihat dari PDIP yang masih menjagokan Mbak Puan untuk menjadi capres. Selain itu PDIP dinilai sudah memiliki tiket untuk maju sendiri, sehingga cukup percaya diri untuk mengusung Puan," jelas Hanta.
PDIP Diperkirakan Gabung Gerindra-PKB
Sementara itu terkait koalisi, Hanta memperkirakan PDIP akan bergabung ke koalisi Gerindra dan PKB yang memiliki kedekatan ideologi dan kursi yang besar.
"Bukan hanya dekat secara ideologi, tapi juga para veto-player. Apalagi sebelumnya sempat ada wacana untuk menduetkan Prabowo-Puan sebagai satu pasangan calon yang akan didukung oleh PDIP dan Gerindra," kata dia.
Survei digelar pada 1-7 Agustus 2022 melalui wawancara tatap muka langsung. Survei menggunakan metode pengambilan sample multistage random sampling dengan jumlah responden sebanyak 1220 responden.
Survei memiliki margin of error sebesar kurang lebih 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Advertisement
Poltracking Sebut PAN Ingin Pasangkan Ganjar dan Erick untuk 2024
Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yuda menilai, Partai Amanat Nasional (PAN) tengah berkeinginan untuk memasangkan Ganjar Pranowo dan Erick Thohir. Sebab, keduanya masuk dalam sembilan kandidat calon presiden (capres) yang diusulkan dalam rapat kerja nasional (Rakernas) PAN di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu malam 27 Agustus 2022.
"Kalau kecenderungan PAN, bukan Koalisi Indonesia Bersatu ya, Ganjar-Erick menjadi peluang terbesar," ujar Hanta di Jakarta, Senin (29/8/2022).
Hanta menilai, popularitas dan elektabilitas pasangan ini terus mengalami peningkatan. Menurut dia, aspek kedekatan Erick dengan figur penting di PAN seperti Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan juga menjadi nilai tambah tersendiri.
"Dengan data dan kedekatan yang sudah disiapkan PAN, tentu ada nama-nama lain yang akan sangat dinamis di politik ini, tapi arahnya dua nama itu, nama yang jadi prioritas utama di PAN," jelas Hanta.
Peluang Ganjar Jadi Capres Dinilai Tergantung Sikap Politiknya
Pendiri Indonesia Political Power, Ikhwan Arif, mengatakan bahwa Ganjar Pranowo mulai dari sekarang harus menentukan sikap politik dan ketegasan berpolitik jika masih berkeinginan maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.
"Kalau tidak, ya, makin terjungkal dari bursa pencapresan PDI Perjuangan," kata Ikhwan Arif seperti dilansir Antara.
Enam+01:39VIDEO: Dishub DKI Jakarta Usul Ubah Jam Masuk Kantor untuk Atasi MacetIkhwan menganalisis peluang Ganjar sebagai capres usai Safari Politik PDI Perjuangan dan Partai NasDem. Safari politik ini yang dikomandoi Puan Maharani pada hari Senin (22/8) dinilai sebagai branding politik Ketua Umum DPR RI tersebut selaku perpanjangan tangan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Menurut dia, Ganjar makin terjungkal dari bursa capres PDI Perjuangan dan nama Puan makin santer di pusat kekuatan partai tersebut.
Hingga hari ini, kata pendiri Indonesia Political Power itu, konsolidasi PDI Perjuangan berada pada tahap distribusi kepentingan politik. Elite politik partai tersebut sudah mengerucutkan ketokohan Puan Maharani sebagai capres ketimbang Ganjar Pranowo.
Ia menyebutkan antara Puan dan Ganjar keduanya merupakan representasi pilihan politik yang berbeda.
Ganjar Pranowo, lanjut dia, lebih cenderung merupakan capres pilihan politik dari sejumlah sukarelawan politik, polanya dari bawah ke atas (bottom up). Beda halnya dengan Puan Maharani cenderung merepresentasikan pilihan politik PDI Perjuangan, polanya dari atas ke bawah (top down).
Baik Puan maupun Ganjar meskipun berada pada pusat kekuatan elite politik yang sama, menurut dia, mempunyai dukungan politik yang berbeda untuk maju sebagai capres.
Hal ini terlihat dari adanya sebuah pola distribusi kepentingan politik. Para elite partai politik yang berkuasa mengatur bagaimana perubahan pola distribusi kepentingan dalam masyarakat karena distribusi bergantung pada kekuasaan.
Advertisement