Liputan6.com, Jakarta - Kasus bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung pada 7 Desember 2022 membuat program deradikalisasi menjadi sorotan.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin juga menyoroti program tersebut. Maruf menyatakan program BNPT itu perlu dievaluasi dan ditingkatkan.
Baca Juga
“Deradikalisasi harus terus dievaluasi, kalau sudah terus terkena radikalisasi tidak mudah mengembalikan paling tidak ada yang bisa berhasil dan ada yang belum jadi memerlukan proses yang panjang,” kata Ma’ruf usai acara Mukernas MUI di Jakarta, Kamis (8/12/2022).
Advertisement
Ma’ruf menyebut perlu ada pembaharuan dan pengawasan ekstra program deradikalisasi pasca bom Bandung. Pengawasan juga harus tetap dilakukan pada eks napiter.
“Makanya upaya-upaya metode radikalisasi terus dilakukan pembaharuan dan pengawasan harus tetap dilakukan, karena seperti kejadian di bandung pernah dilakukan deradikalisasi,” kata dia.
Meski demikian, Ma’ruf mengakui melakukan deradikalisasi bukan hal yang mudah dan cepat. Diperlukan dukungan lain seperti kontra radikalisasi yang harus dijalankan sejak anak-anak.
“Deradikalisasi itu bukan masalah mudah, itu saya kira dua hal, kita dalam menanggulangi radikalisme ada proses deradikalisasi maka ada dua langkah, pertama, kontra radikalisasi dilakukan mulai masih SD dilakukan dan melibatkan semua kelembagaan dan instansi dan deradikalisasi,” kata dia.
Selain itu, terkait pembaruan deradikalisasi, Ma'ruf menyebut perlu dilakukan cuci otak ulang dari sumber dan dasar seseorang itu menjadi radikal, apakah itu dari dalil atau landasan tertentu.
“Sumber dia jadi radikal itu apa? dia harus benar-benar ketika melakukan deradikalisasi membalikkan, mencuci pemikirannya melalui dasar, landasan-landasandan kalau perlu dalil-dalil bisa mengubah pandangannya, membrainwash kembali, menormalisasi,“ pungkasnya.
DPR Soroti Program Deradikalisasi
Sebelumnya, Pimpinan Komisi III DPR menyoroti program deradikalisasi napi teroris BNPT pasca adanya bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung.
“Korban ini diduga itu adalah mantan napiter yang sudah terkena hukuman empat tahun di Nusakambangan toh, kalau keluarnya begini, berarti kan ada dugaan belum sembuh, maka ini harus dilakukan peningkatan lagi Deradikalisasi,” kata Ketua Komisi III Bambang Wurianto alias Bambang Pacul saat dihubungi, Rabu 7 Desember 2022.
Bambang Pacul meminta program deradikalisasi dicek ulang dan ditingkatkan. Tidak hanya bagi napi teroris tapi juga kelompok yang telah mendapat cuci otak dari kaum ekstremis.
“Program deradikalisasi harus dicek ulang,” tegasnya.
Advertisement