HEADLINE: Jakarta hingga Papua Terancam Banjir Rob dan Gelombang Tinggi, Antisipasinya?

BMKG memprediksi banjir rob dan gelombang tinggi akibat cuaca ekstrem terjadi di sejumlah wilayah pesisir Indonesia. Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung hingga awal Januari 2023 mendatang.

oleh Ady AnugrahadiWinda Nelfira diperbarui 29 Des 2022, 00:00 WIB
Diterbitkan 29 Des 2022, 00:00 WIB
Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta hingga Akhir Tahun
Kondisi banjir Rob saat melanda kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, Muara Baru, Jakarta Utara, Selasa (27/12/2022). Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meminta masyarakat pesisir agar waspada menghadapi banjir rob dan gelombang tinggi yang berdasarkan prediksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta akan terjadi di kawasan pesisir Jakarta hingga 31 Desember 2022. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi terjadinya banjir rob dan gelombang tinggi di kawasan pesisir sejumlah wilayah Indonesia akibat siklus cuaca ekstrem pada periode Natal 2022 dan Tahun Baru 2023.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menuturkan, potensi banjir rob terjadi pada 20 Desember 2022 hingga 8 Januari 2023. Namun perkiraan waktu terjadinya akan berbeda-beda antara wilayah satu dengan lainnya. 

"Pusat Meteorologi Maritim juga memperkirakan ada hal fenomena penting yaitu potensi banjir pesisir atau rob. Dalam sepekan ke depan ini, kita waspadai ada 20 wilayah pesisir, tapi waktunya sangat berbeda-beda," kata Guswanto dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (27/12/2022).

Dia menjelaskan, banjir rob ini terjadi akibat fenomena bulan baru pada 23 Desember 2022 dan perigee atau jarak terdekat bulan ke bumi pada 24 Desember 2022. Hal itu berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum.

Menurut data water level dan prediksi pasang surut, banjir pesisir atau rob berpotensi terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Kondisi ini secara umum dapat mengganggu aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir.

Adapun wilayah yang berpotensi terjadi banjir rob adalah: Pesisir Aceh atau Pesisir Sabang, Meulaboh (20-28 Desember); Pesisir Sumatera Utara atau Pesisir Belawan (20-27 Desember); Pesisir Sumatera Barat atau Pesisir Padang, Padang Pariaman, Agam Tiku, Pasaman Barat, dan Pesisir Selatan (23-26 Desember); Pesisir Lampung (22-27 Desember); Pesisir Kepulauan Riau (21-31 Desember); Pesisir Bangka Belitung (24-31 Desember).

Kemudian Pesisir Banten (21 Desember 2022-5 Januari 2023); Pesisir DKI Jakarta (20-27 Desember); Pesisir Jawa Barat (26 Desember 2022-3 Januari 2023); Pesisir Utara Jawa Tengah (28 Desember 2022-8 Januari 2023); Pesisir Selatan Jawa Tengah (22-27 Desember); Pesisir Jawa Timur (21-26 Desember).

Lalu Pesisir NTB (21-26 Desember); Pesisir NTT (22-28 Desember); Pesisir Kalimantan Barat (24-29 Desember); Pesisir Kalimantan Tengah atau Kotawaringin Barat (24-29 Desember); Pesisir Sulawesi Utara (20-29 Desember); Pesisir Sulawesi Selatan (23-25 Desember); Pesisir Maluku Utara (25-29 Desember); Pesisir Utara Papua atau Jayapura (24-30 Desember); dan Pesisir Papua Selatan atau Merauke (23-27 Desember).

Karena itu, BMKG mengimbau agar masyarakat selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut. 

BMKG juga mengeluarkan peringatan dini potensi gelombang tinggi hingga 6 meter di sejumlah wilayah pesisir Indonesia. Potensi fenomena alam yang perlu diwaspadai ini terjadi pada periode 27 Desember 2022 hingga 3 Januari 2023.

Adapun potensi gelombang laut dengan ketinggian hingga 6 meter terjadi di Laut Natuna Utara dan Samudera Hindia Selatan NTT. 

Sementara potensi gelombang setinggi 4,5 sampai 6 meter terjadi di Samudera Hindia Selatan Banten, Selatan Jawa Barat, Selatan Jawa Tengah, Selatan Jawa Timur, Selatan Bali, dan Selatan NTB. Kemudian Perairan Pulau Sumba, Kupang, Pulau Rote, Pulau Flores, Kepulauan Anambas, Kepuluan Natuna, Laut Sumbawa, Selat Makassar Bagian Selatan, Laut Flores, Laut Banda, dan Laur Arafuru. 

Sedangkan potensi tinggi gelombang 2,5 hingga 4 meter terjadi di Samudera Hindia Barat Kepulauan Mentawai, Barat Bengkulu, Barat Lampung, Laut Natuna, Selat Karimata, Laut Jawa, Laut Bali, Selat Sunda, Perairan Selatan Banten, Selatan Jawa, Selatan Bali, Selatan Lombok, Selatan Sumbawa, dan Perairan Utara Halmahera.

Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyatakan bahwa peringatan dini cuaca ekstrem disampaikan agar pihak-pihak terkait dapat mempersiapkan langkah antisipasi terhadap hal buruk yang bisa terjadi akibat fenomena alam ini.

"Agar pihak terkait melakukan persiapan antara lain memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi curah hujan, penguatan gelombang, dan juga banjir rob," kata Dwikorita dalam Konferensi Pers secara virtual, Selasa (27/12/2022).

BMKG juga meminta agar penataan lingkungan dapat dikendalikan, seperti tidak membuang sampah sembarang dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol.

"Pohon yang rantingnya rapuh segera dipangkas, tegakan-tegakan yang rapuh segera diperkuat karena angin kencang bisa mencapai 40 knots masih dapat terjadi," ucap Dwikorita mengimbau. 

Infografis Jakarta hingga Papua Terancam Banjir Rob dan Gelombang Tinggi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Jakarta hingga Papua Terancam Banjir Rob dan Gelombang Tinggi. (Liputan6.com/Trieyasni)

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah melakukan sejumlah langkah antisipatif terhadap potensi cuaca ekstrem yang terjadi selama periode Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 sesuai perkiraan BMKG.  

Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan (Kapusdatin) BNPB, Abdul Muhari mengungkapkan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah (Pemda) terutama yang wilayahnya berpotensi terdampak cuaca ekstrem.

"Kemudian untuk mengurangi intensitas hujan yang turun khusus di kawasan DKI Jakarta dan Jawa Barat (Jabodetabek) kita sudah melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca sejak 25 Desember 2022 sudah berjalan nanti sampai 3 Januari 2023," ujar Abdul saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (28/12/2022).

Potensi cuaca ekstrem ini terjadi bertepatan pada musim libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Pemerintah memprediksi ada sekitar 44 juta masyarakat yang melakukan perjalanan pada periode libur Nataru.

BNPB mengimbau kepada seluruh masyarakat, terutama yang melakukan perjalanan agar selalu memantau informasi terbaru tentang kondisi cuaca dari BMKG. Masyarakat yang hendak melakukan perjalanan jauh juga diminta mempersiapkannya dengan baik.

"Karena bagaimanapun kesiapsiagaan kita berawal dari kita sendiri. Lihat tujuan apakah ada potensi cuaca ekstrem kalau nanti akan melakukan perjalanan dengan pesawat, dengan transportasi laut jika ada penundaan berkaitan dengan cuaca, itu adalah hal terbaik yang bisa kita lakukan untuk memitigasi potensi risiko bencana," tutur Abdul.

Dia juga mengingatkan masyarakat yang berwisata di kawasan pesisir pantai agar dapat mengetahui potensi risiko bencana di lokasi yang dituju. BNPB telah menyiapkan aplikasi inaRISK Personal yang dapat diakses di gawai.

"Itu ada informasi di mana kita berada, lalu informasi potensi bencana apa saja yang ada di situ, dan biasakan misalkan setiap masuk hotel (kita tahu) tangga darurat di mana. Atau ketika kita di daerah wisata pantai selatan misalnya, jika ada cuaca esktrem, gelombang pasang. Setiap kali kita keluar rumah, hotel, atau melakukan pergerakan dari satu tempat ke tempat lain biasakan melihat perkiraan cuaca," katanya.

Abdul mengamini kawasan pesisir setiap akhir tahun kerap mengalami banjir rob, terutama di wilayah pantai utara (Pantura) Jawa. Apalagi setiap kali air laut pasang tinggi, banjir rob pasti terjadi.

"Jadi untuk sementara waktu, masyarakat yang memang akan terdampak (banjir rob) langsung evakuasi dulu untuk sementara berkoordinasi dengan BPBD, perangkat desa di sekitaran tempat tinggal, dan yang pasti pemerintah daerah sudah menyiapkan sarana dan prasarana serta logistik jika memang masyarakat di kawasan pesisir harus evakuasi dulu untuk sementara," ucap Abdul Muhari.

Sementara itu, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyiapkan sejumlah skema untuk mengantisipasi cuaca buruk yang berpengaruh pada perjalanan angkutan laut. Kemenhub juga meminta pengelola layanan dan masyarakat turut waspada.

Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) Kemenhub, Capt Mugen S Sartoto menyebutkan, saat ini cuaca buruk dan gelombang tinggi terjadi di sejumlah perairan di Indonesia yang tentunya berdampak terhadap keselamatan pelayaran.

Karena itu, Ditjen Hubla mengimbau kepada para Syahbandar, Operator Kapal termasuk Nakhoda Kapal serta masyarakat untuk selalu mengutamakan keselamatan pelayaran.

"Seluruh Syahbandar, perusahaan pelayaran dan angkutan penyeberangan, masyarakat agar mempelajari berita cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG secara periodik setiap 6 jam," ujar Mugen dalam keterangannya, Senin (26/12/2022).

"Apabila kondisi cuaca membahayakan keselamatan pelayaran maka Syahbandar diminta untuk tidak menerbitkan Surat Persetujuan Berlayar atau SPB, dan bilamana terdapat pihak manapun yang memaksakan kapal diberangkatkan maka untuk tetap tidak diberangkatkan sampai kondisi cuaca di sepanjang perairan yang akan dilayari benar aman," tambah dia.

Terhadap kegiatan bongkar muat barang agar diawasi secara berkala untuk memastikan aktivitas dilaksanakan dengan tertib dan lancar, muatan dilashing, kapal tidak over draft serta stabilitas kapal tetap baik.

Seluruh operator kapal khususnya Nakhoda agar memperhatikan berita cuaca paling terkini terkait kondisi angin dan ombak serta meminta pertimbangan Syahbandar sebelum kapal berangkat. Nakhoda juga diminta memeriksa kembali kondisi muatan dan memastikan kapal telah dilengkapi bukti sertifikat keselamatan dalam kondisi laik laut sebelum kapal diberangkatkan.

Apabila terjadi kecelakaan kapal agar segera berkoordinasi dengan Syahbandar setempat dan melakukan penanggulangan tumpahan minyak di laut dan akibat lain yang ditimbulkan, termasuk penundaan dan kegiatan salvage.

"Kami menyiagakan kapal-kapal Patroli serta terus berkoordinasi dengan Basarnas, TNI/Polri sebagai antisipasi kemungkinan terjadinya kecelakaan laut," jelas Capt Mugen.

Ditjen Hubla juga mengimbau kepada masyarakat khususnya calon penumpang kapal agar selalu mengikuti aturan keselamatan dan petunjuk dari petugas. Mugen juga mengimbau agar para calon penumpang tidak memaksakan diri naik ke kapal jika kapasitasnya sudah penuh.

"Pastikan membawa barang bawaan secukupnya dan tetap mengutamakan keselamatan pelayaran yang merupakan tanggung jawab kita bersama," katanya menandaskan.

Antisipasi di Jakarta

Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta hingga Akhir Tahun
Kondisi banjir Rob saat melanda kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, Muara Baru, Jakarta Utara, Selasa (27/12/2022). Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meminta masyarakat pesisir agar waspada menghadapi banjir Rob yang berdasarkan prediksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta akan terjadi di kawasan pesisir Jakarta hingga 31 Desember 2022. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta juga telah menyiapkan sejumlah langkah dalam mengantisipasi ancaman cuaca ekstrem dan banjir rob yang diprediksi terjadi di pesisir utara Ibu Kota.

Langkah pertama yang dilakukan yakni berkoordinasi dengan BNPB, BMKG, Wali Kota/Bupati, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov DKI Jakarta, hingga pemangku kekuasaan lainnya untuk menjalin kolaborasi dalam rangka penanggulangan bencana

"Kemudian memberikan informasi dinamika kondisi cuaca dan peringatan dini terkait kenaikan TMA (tinggi muka air) melalui Disaster Early Warning System (DEWS) dan SMS Blast, serta peringatan dini cuaca melalui website, media sosial, WhatsApp Group, dan Channel Telegram," kata Kepala Satuan Pelayanan Pengolahan Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta, Michael Sitanggang kepada Liputan6.com, Rabu (28/12/2022).

Selain itu, BPBD DKI juga akan mendistribusikan sarana dan prasarana pendukung penanganan banjir kepada setiap kelurahan, terutama yang berada di wilayah rawan banjir. Dukungan yang diberikan antara lain berupa perahu, ring buoys, jaket pelampung, dan lain-lain.

Tak hanya itu, BPBD DKI Jakarta juga memastikan kesiapan posko penanganan bencana dan lokasi-lokasi pengungsian berikut kelengkapan pendukungnya yang ada di tingkat kota/kabupaten administrasi, kecamatan, dan kelurahan.

"Untuk siaga dan dapat diaktifkan apabila terjadi bencana," kata Michael.

Terkait hal ini, BPBD DKI Jakarta telah menyiapkan sebanyak 267 personel petugas penanggulangan bencana atau Tim Reaksi Cepat (TRC) yang akan disiagakan selama 24 jam sebagai upaya percepatan koordinasi dalam penanganan bencana.

"Selain itu juga didukung oleh ratusan personel lainnya yang terdiri dari Dinas SDA, Dinas Gulkarmat, Dinas LH, Dinas Bina Marga, Satpol PP, dan lain-lain," ujarnya.

Lebih lanjut, Michael menyebut bahwa sejumlah langkah mitigasi struktural pun telah disiapkan oleh Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta untuk menghadapi bencana banjir yakni dengan menyiagakan 498 unit pompa stasioner, 457 unit pompa mobile yang siap diturunkan ke lokasi rawan genangan.

Dinas SDA juga akan memonitor pintu-pintu air yang tersebar pada 551 lokasi di DKI Jakarta serta memasang alat Automatic Water Level Recorder (AWLR) yang tersebar di 21 lokasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Jabodetabek.

Hingga Rabu pukul 13.00 WIB, Michael mengklaim belum ada banjir rob yang melanda kawasan pesisir Jakarta. Kendati demikian, dia mengimbau agar masyarakat tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih akan berlangsung hingga tahun baru.

Dia juga mengimbau agar masyarakat selalu memperbarui informasi cuaca terkini dari BMKG dan BPBD. "Apabila gelombang sedang pasang maka diimbau masyarakat untuk menghindar di sekitaran kawasan pesisir," ucap Michael.

Secara terpisah, Kepala BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji menambahkan bahwa pembangunan tanggul laut raksasa atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) di sepanjang pesisir utara Jakarta harus segera diselesaikan guna mengantisipasi banjir rob yang sering terjadi.

Diketahui, pembangunan tanggul laut raksasa atau giant sea wall ini telah dimulai Dinas SDA DKI Jakarta bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sejak 2016. Ini termasuk dalam salah satu proyek strategis nasional.

"Tapi memang kalau rob itu salah satu upayanya adalah meneruskan pembuatan tanggul NCICD biar airnya tidak masuk ke permukiman," kata Isnawa saat ditemui usai Rapat Paripurna di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (28/12/2022).

Isnawa menuturkan, pada kondisi cuaca seperti saat ini, rob dapat masuk ke permukiman warga karena tidak adanya tanggul. Sehingga tanggul diyakini menjadi salah satu solusi mengatasi rob agar tak menggenang hingga ke rumah-rumah warga di kawasan pesisir.

Meskipun rob kerap terjadi di wilayah pesisir utara Jakarta, Isnawa memastikan bahwa genangan air pasang laut itu terpantau cepat surut, yakni kurang dari satu jam dengan ketinggian rata-rata 15 hingga 20 sentimeter (cm).

"Ketinggiannya pun cuma rata-rata 15-20 cm sudah surut lagi. Tapi ini semoga tidak ada cuaca ekstrem tadi ya. Kalau Jakarta anginnya cuaca ekstrem hebat robnya juga naik, bisa bahaya juga," kata Isnawa.

Saat ini, lanjut Isnawa cuaca di DKI Jakarta belum tergolong ekstrem atau masih dalam keadaan terkendali. Isnawa merinci, di Ibu Kota ada 25 kelurahan rawan banjir dan tiga kecamatan rawan banjir rob di Jakarta.

"Kalau banjir rob lebih di tiga kecamatan yakni Pademangan, Penjaringan Jakut dan Kalideres Jakbar," ujar Isnawa.

Sementara itu, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan bahwa BPBD telah memperingatkan adanya potensi banjir rob kepada masyarakat. Oleh karena itu, dia optimistis potensi ini dapat diatasi dengan baik.

“Banjir rob memang sudah diingatkan oleh BPBD dan sampai dengan tanggal 30-31 Desember. Memang air laut agak tinggi dan saya lihat perkembangannya 10 cm di atas mata kaki sedikit dan tentunya petugas yang terkait bisa mengatasi ini," kata Heru saat ditemui di Jakarta Timur, Senin (26/12/2022).

Menurut dia, Pemprov DKI Jakarta akan mengoptimalkan Pompa Waduk Pluit untuk mengurangi dampak dari banjir rob.

"Pompa Waduk Pluit saya pastikan (optimal). Nanti saya minta sama Kadis Sumber Daya Air untuk bisa mempercepat mengurangi rob," ujar Heru.

Perlukah Modifikasi Cuaca di Jakarta?

Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca
Tim TNI AU dan BPPT saat bersiap melakuka operasi TMC dengan pesawat Cassa 212-200 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta (9/1/2020). Operasi TMC yang akan berlangsung hingga 12 Januari mendatang diharapkan mampu mengurangi intensitas hujan lebat di Jabodetabek. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Kepala Satuan Pelayanan Pengolahan Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta Michael Sitanggang mengatakan bahwa Teknik Modifikasi Cuaca (TMC) bakal dilakukan apabila Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menetapkan status siaga darurat cuaca ekstrem di Ibu Kota.

"TMC akan dilakukan apabila ada penetapan status siaga darurat oleh kepala daerah. Kurang lebih seperti itu yang disampaikan BNPB," kata Michael kepada Liputan6.com, Rabu (28/12/2022).

Sementara itu, teknis pelaksanaan TMC bakal diatur oleh tim dari BNPB, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta TNI AU.

Sebelumnya, Kepala BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji telah melakukan koordinasi terkait rencana pelaksanaan TMC bersama Wings Udara 1 Skuadron 2 TNI AU, BRIN, dan BNPB di Lanud Halim Perdana Kusuma, Selasa 27 Desember 2022.

"Berdasarkan hasil koordinasi dengan TNI AU dan BRIN, terdapat dua pola penanganan untuk TMC, pertama dengan jumping process atau memprematurkan awan hujan untuk dicegat masuk ke wilayah Jakarta sehingga menjadi luruh dan hujan yang terjadi hanua sekedar gerimis," kata Isnawa.

"Kedua dengan pola kompetisi yakni membakar bahan semaian garam dengan mengganggu pertumbuhan awan dengan cara menambah inti kondensasi," lanjut Isnawa.

Untuk pesawat yang disiapkan antara lain jenis CN 212 yang bisa mengangkut 800 kilogram (kg) bahan semaian garam. Penyebaran garam dilakukan secara manual.

Sedangkan untuk pesawat jenis Cassa bisa memuat 2,4 ton dan butuh waktu dua jam untuk mempersiapkan semaian dalam bentuk konsul-konsul. Kemudian untuk Hercules bisa memuat minimal lima ton bahan semaian garam.

Isnawa menjelaskan, TMC hanya akan efektif dilakukan mulai pagi hari hingga sekitar pukul 17.00 WIB dengan hasil efektif akan terjadi dalam 4-15 jam ke depan.

Senada dengan Michael, Isnawa menyampaikan bahwa TMC dapat dilaksanakan di Jakarta apabila sudah ada penetapan status siaga darurat oleh kepala daerah. 

"Pada prinsipnya, Pemprov DKI Jakarta siap dan siaga menghadapi ancaman potensi bencana hidrometeorologi jelang pergantian tahun", tandas Isnawa.

Untuk diketahui, banjir rob telah melanda sejumlah kawasan di Sunda Kelapa, Jakarta Utara pada Minggu 25 Desember 2022 lalu. Peristiwa tersebut menyebabkan salah satu Restoran Apung di Muara Angke terendam akibat luberan air.

Selain di Resto Apung, banjir rob juga menerjang pemukiman warga di RW 22, Pos Polisi (Pospol), dan dermaga. Namun, ketinggian air sudah mulai berkurang.

"Barusan saya cek berangsur-angsur surut. Sampai saat ini kendaraan masih bisa masuk walapun cukup tinggi airnya," ujar Kapolsek Sunda Kelapa Polres Pelabuhan Tanjung Priok Kompol Riza Sativa.

Kondisi serupa juga terjadi di pantai utara Kabupaten Tangerang, Banten pada Minggu 25 Desember 2022 pagi. Angin kencang dan ombak besar yang terjadi membuat kawasan Pantai Tanjung Pasir, Teluknaga dilanda banjir rob.

Banjir sempat menggenangi akses jalan ke pemukiman area pantai tersebut hingga setinggi 40 cm. Meski begitu, tak berlangsung lama, air laut itu surut kembali.

Ombak besar dan angin kencang membuat perahu penyeberangan wisata Tanjung Pasir dan Pulau Untung Jawa dihentikan sementara hingga kondisi cuaca kondusif atau stabil. Pangkalan Utama TNI AL juga mengimbau agar masyarakat yang beraktivitas di Pantai Tanjung Pasir selalu berhati-hati.

 

Banjir Rob dan Gelombang Tinggi di Daerah

Dampak gelombang pasang pada Desember 2018 di pantai selatan Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Dampak gelombang pasang pada Desember 2018 di pantai selatan Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Banjir rob juga terjadi di sejumlah daerah, seperti di Kalimantan Selatan. Sebanyak 58 titik di wilayah Kota Banjarmasin terdampak fenomena air pasang laut sejak 23 Desember 2022. 

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Banjarmasin, Suri Sudarmadiyah mengatakan, wilayah yang terdampak banjir rob paling banyak di kawasan Banjarmasin Selatan, karena berdekatan dengan muara laut.

Air pasang laut masuk dari Muara Sungai Barito kemudian ke Sungai Martapura dan anak-anak sungai lainnya di Kota Banjarmasin yang berjuluk kota seribu sungai tersebut. Genangan akibat rob di Banjarmasin ini masih dalam batas aman. Ketika pasang laut surut, maka genangan juga akan cepat surut

kendati begitu, pemerintah setempat mengimbau masyarakat agar terus menjaga kebersihan lingkungan, berpartisipasi menjaga drainase dan sungai dengan tidak membuang sampah sembarangan.

"Waspada dan siaga agar saluran dan sungai jangan sampai tersumbat, yang akan memperlambat aliran air saat surut," ujar Suri.

Pemkot Banjarmasin juga mengimbau warga yang tinggal di kawasan permukiman tepian untuk berhati-hati terhadap peningkatan tinggi air pada sungai saat pasang dan hujan yang terjadi secara bersamaan.

Banjir rob juga terjadi di pesisir Cilacap, Jawa Tengah. Terjangan rob akhir pekan lalu itu bahkan merusak tanggul penahan ombak di pesisir selatan Cilacap.

Akibat rusaknya tanggul, air laut melimpas hingga ke permukiman warga di Cilacap Selatan. Terjangan rob juga menyebabkan sejumlah warung di Pantai Sodong roboh dan rusak. 

Data yang diperoleh BPBD Cilacap dari lapangan menyebutkan, shelter pengunjung dan toilet di Pantai Widarapayung rusak. Terjangan rob juga menimbulkan bahaya lainnya, yakni abrasi.

Namun begitu, Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Cilacap, Gatot Arif Widodo memastikan tak ada korban jiwa dalam banjir rob ini.

Infografis Deretan Wilayah Pesisir Berpotensi Banjir Rob dan Gelombang Tinggi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Deretan Wilayah Pesisir Berpotensi Banjir Rob dan Gelombang Tinggi. (Liputan6.com/Trieyasni)

Sementara itu, sebanyak 140 rumah warga di tiga desa pesisir di Situbondo, Jawa Timur terendam banjir rob dengan ketinggian hingga 50 sentimeter. Tiga desa itu adalah desa Pesisir Besuki, Desa Demung, dan Desa Kilensari.

“Banjir rob terjadi pada Kamis (22/12/2022) malam mulai pukul 20.00 Wib dan banjir air laut pasang tersebut merendam rumah warga tiga desa,” ujar Kordinator Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BPBD Situbondo, Puriono, Jumat (23/12/2022).

Selain ratusan rumah terendam air laut, sejumlah kapal milik nelayan di tiga desa tersebut juga rusak akibat dihantam ganasnya ombak yang cukup besar.

Puriono memasyikan, tidak ada laporan korban jiwa dalam peritiwa banjir rob ini. Namun kerugian material cukup besar dan ditaksir hampir mencapai Rp500 juta lebih.

BPBD Situbondo mengimbau kepada warga yang tinggal di kawasan pesisir untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya banjir rob kembali disertai dengan ombak besar.

Arus lalu lintas menuju pelabuhan ASDP Ketapang Banyuwangi dari arah Situbondo juga sempat tersendat pada Sabtu (24/12/2022). Kemacetan yang mengular hingga dua kilometer itu dipicu banjir rob yang terjadi di Situbondo sejak Jumat 23 Desember malam.

Jalan yang tergenang air cukup tinggi tidak memungkinkan dilalui kendaraan. Selain itu, juga terjadi pohon tumbang yang melintang di jalan wilayah Asembagus Situbondo.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta pihak-pihak terkait mewaspadai adanya potensi gelombang tinggi dan cuaca ekstrem di wilayah Jatim.

"Kami meminta pihak terkait dalam hal ini Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak untuk meningkatkan koordinasi dengan BMKG kaitannya dengan update kondisi cuaca atau tinggi gelombang," katanya dilansir dari Antara, Sabtu (25/12/2022).

Berdasarkan informasi BMKG, kata Khofifah, gelombang tinggi terutama terjadi di daerah Masalembo, Bawean, Sapudi, dan Kangean. Sehingga kemungkinan ada penundaan keberangkatan kapal laut ke beberapa daerah tujuan.

“Mohon untuk terus berkoordinasi dengan BMKG terkait cuaca terutama gelombang tinggi. Kewaspadaan ini terus dilakukan untuk memastikan keselamatan dan keamanan pelayaran, para penumpang ini selamat dan lancar sampai tujuan,” katanya.

Dia juga meminta para penumpang moda transportasi laut untuk dapat bersabar apabila jadwal keberangkatan kapalnya mengalami keterlambatan karena faktor cuaca.

"Inii semua dilakukan agar perjalanan lancar dan penumpang sampai ke tujuan dengan selamat dan bertemu keluarga,” katanya.

Ia mengatakan BMKG juga menyampaikan potensi terjadinya rob di beberapa wilayah pesisir di Surabaya. Rob ini disebabkan oleh kenaikan permukaan air laut, hingga air pasang menggenangi daratan.

Banjir air pasang dapat mengganggu transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir termasuk aktivitas petani garam dan perikanan, serta kegiatan bongkar muat di pelabuhan.

“Terkait informasi dari BMKG soal rob ini kami minta masyarakat terutama di wilayah pesisir agar terus waspada. Karena memang rob ini salah satunya dipengaruhi fase bulan baru yang mempengaruhi kondisi pasang surut terutama di bulan Desember ini,” katanya.

Jokowi Minta Masyarakat Ikuti Informasi BMKG

Cuaca Ekstrem Diperkirakan hingga Akhir Oktober
Kendaraan melintas saat hujan di Pedesterian Kawasan Bundaran HI, Jakarta, Sabtu (15/10/2022). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan adanya potensi cuaca ekstrem terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia pada 15 hingga 21 Oktober 2022. Karena kondisi atmosfer di wilayah Indonesia masih cukup kompleks dan dinamis untuk sepekan kedepan, yang dipengaruhi oleh fenomena atmosfer global, regional ataupun lokal. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta semua masyarakat untuk mengikuti semua informasi yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait potensi cuaca ekstrem pada periode Nataru.

Adapun BMKG merilis potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi dalam sepekan sejak 21 Desember hingga 1 Januari 2023.

"Ikuti semua informasi dan ikuti semua yang disampaikan oleh BMKG," kata Jokowi singkat kepada wartawan di Istana Negara Jakarta, Rabu (28/12/2022).

Terkait kondisi cuaca pada akhir 2022 hingga awal 2023 ini, terdapat perbedaan pandangan antara BMKG dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). BRIN memprediksi potensi banjir besar dan badai dahsyat yang terjadi di wilayah Jabodetabek pada Rabu (28/12/2022).

Dalam akun twitternya, Peneliti Klimatologi, pada Pusat Riset Iklim, dan Atmosfir BRIN, Erma Yulihastin mengungkap ada potensi banjir besar di kawasan Jabodetabek, khususnya Tangerang, Banten lantaran hujan ekstrem dan badai dahsyat.

"Potensi banjir besar Jabodetabek. Siapa pun Anda yang tinggal di Jabodetabek, dan khususnya Tangerang atau Banten, mohon bersiap dengan hujan ekstrem dan badai dahsyat pada 28 Desember 2022," kata Erma dalam unggahannya di Twitter, Selasa (27/12/2022).

Menurutnya, prakiraan BRIN tersebut berdasarkan analisis data dari Satellite Early Warning System (Sadewa). Dia menjelaskan, badai dahsyat dari laut akan berpindah ke darat melalui jalur barat dengan angin baratan yang membawa hujan badai dari laut, dan dari utara melalui angin permukaan yang kuat.

"Maka Banten, dan Jakarta-Bekasi akan menjadi lokasi sentral tempat serangan badai tersebut. Dimulai sejak siang hingga malam hari pada 28 Desember 2022," ujar Erma.

Selain itu, kovergensi di darat akan masif sehingga hujan persisten pada 28 Desember 2020 akan meluas. "Menjangkau wilayah lain di Jawa bagian barat," lanjut dia.

Dia pun menjelaskan soal waspada 'Tol Hujan' laut dan darat pemicu banjir. Tol hujan itu merupakan badai yang sudah terbentuk pada pukul 03.00 WIB, Selasa (27/12/2022) pagi.

"Tol hujan ini bernama badai Squall Line di laut (Samudera Hindia), yang bergabung dengan badai konvektif skala meso (MCC) yang terbentuk di darat dengan inti badai di atas wilayah Banten, dan sekitarnya," ujar Erma.

Sementara itu, BMKG menyatakan, badai dahsyat tidak akan terjadi di Jabodetabek pada Rabu (28/12/2022). Namun wilayah tersebut diprakirakan bakal diguyur hujan sedang hingga lebat.

"Prakiraan cuaca pada 28 Desember 2022 pada umumnya adalah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, namun bukan badai," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam keterangannya, dikutip Selasa (27/12/2022).

Perihal prakiraan cuaca tersebut, dia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan terus memperbaharui informasi mengenai potensi cuaca ekstrem melalui kanal-kanal resmi BMKG. Kendati masyarakat juga diminta tetap waspada dengan segala potensi bencana hidrometeorologi di penghujung tahun 2022.

"BMKG mengimbau masyarakat agar mewaspadai dampak dari potensi cuaca ekstrem ini yaitu adanya potensi bencana hidrometeorologis," kata dia.

Menurut Guswanto, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat bahkan sangat lebat masih berpotensi terjadi hingga awal Januari 2023. Peningkatan curah hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat berpotensi terjadi pada 30 Desember 2022.

Sementara itu, Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Fachri Radjab mengatakan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat bahkan sangat lebat masih berpotensi terjadi hingga awal Januari 2023.

Terkait badai, ia menjelaskan lebih lanjut istilah itu agar masyarakat memiliki pandangan yang sama soal terminologi tersebut.

“Badai menurut terminologi meteorologi adalah bagian hujan lebat dan angin kencang yang biasanya terkait dengan siklon tropis atau angin kencang yang menyertai cuaca buruk berkecepatan sekitar 64-72 knot,” kata dia.

Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco menyatakan, Komisi V DPR akan memanggil BMKG dan BRIN untuk meminta penjelasan terkait perbedaan pandangan soal kondisi cuaca terkini agar tak menimbulkan kebingungan di masyarakat.

"Kita minta komisi teknis dalam hal ini yang membawahi BRIN dan BMKG, untuk memanggil dan mensinkronkan agar kedua lembaga ini saling mengintegrasikan data sebelum kemudian melemparkan ke masyarakat," kata Dasco pada wartawan, Rabu (28/12/2022).

Menurut Dasco, kesepahaman antara lembaga negara diperlukan agar tak menimbulkan keresahan di masyarakat. "Sehingga masyarakat yang was-was karena cuaca tidak tambah waswas karena pernyataan yang mirip tapi agak berbeda," ucapnya.

Meski demikian, politikus Partai Gerindra ini menilai, baik BRIN maupun BMKG sama-sama bertujuan untuk mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap bahaya cuaca ekstrem.

"Sebenarnya kalau kita lihat semangat BRIN dan BMKG sama-sama mengingatkan masyarakat perlunya kehati-hatian menghadapi cuaca esktrem yang diperkirakan akan ada di tanggal 28 sampai 30," pungkas Dasco.

Infografis Ragam Tanggapan Jakarta hingga Papua Terancam Banjir Rob dan Gelombang Tinggi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Ragam Tanggapan Jakarta hingga Papua Terancam Banjir Rob dan Gelombang Tinggi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya