Liputan6.com, Jakarta - Bakal calon presiden (Capres) Partai Nasdem, Anies Baswedan memperlihatkan potret kedekatannya dengan ibu-ibu pengajian, alias ibu-ibu majelis taklim. Anies menemui ibu-ibu pengajian dalam Acara Tasyakur Milad ke-42 Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) di Istora Senayan
"Alhamdulillah, dapat bersama-sama hadir dalam Tasyakur Milad ke-42 Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) di Istora Senayan," tulis Anies Baswedan di akun Instagramnya @aniesbaswedan.
Baca Juga
Pada pertemuannya dengan ratusan ibu-ibu tersebut, mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengingat sosok ibu Tuty Alawiyah. Selain itu, Anies juga menyebut Tuty sosok ibu yang berhasil mendidik anak-anaknya meski menyempatkan diri mengikuti pengajian.
Advertisement
"Berbicara tentang BKMT tentu tak dapat dilepaskan dari sosok Ibu Tuty Alawiyah, yang bukan hanya seorang ustadzah yang mampu memimpin ratusan Majelis Taklim hingga menjadi BKMT yang jangkauannya seluruh Indonesia, juga seorang ibu yang hebat dalam mendidik anak-anaknya," ujarnya.
Karena kami mengenal Prof Dailami Firdaus dan para saudaranya merupakan pribadi-pribadi yang berhasil di bidangnya, tak hanya itu mereka juga amat guyub serta saling support." lanjut Anies.
Anies Baswedan juga menyoroti bahwa selama 42 tahun BKMT telah menjadi teladan keberhasilan pendidikan dalam keluarga.
"BKMT menjadi bukti bahwa pengajian menghasilkan ibu-ibu yang lebih berpengetahuan. Ibu-ibu yang punya bekal untuk mendidik anak-anaknya, membuat rumah yang mencerminkan nilai Islam dan akhlak yang baik."
"Terima kasih sudah diundang, dan terima kasih atas buku sebagai penghargaan, insya Allah BKMT semakin maju dan seluruh kebaikan dari BKMT menjadi catatan amal jariyah Allohuyarham Ibu Tuty Alawiyah," tulis Anies.
Sementara itu, di hari sebelumnya, Anies juga bertemu dengan 100 anak muda dari 34 provinsi se-Indonesia. Iya menyebut pertemuan tersebut ia lakukan bersama 100 anak yang membawa 100 ide untuk Indonesia.
Megawati Protes Ibu-ibu Ikut Pengajian
Berbeda dengan Anies, sebelumnya Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menjadi sorotan publik atas pernyataannya yang mengkritik ibu-ibu pengajian.
Dalam acara Kick Off Pancasila dalam Tindakan 'Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting' yang digelar BKKBN beberapa waktu lalu, Mega mengkritik tindakan ibu-ibu yang seolah lebih peduli dengan pengajian daripada mengurus anaknya sendiri.
Megawati saat menyampaikan kritiknya kepada ibu-ibu pengajian ini, diselingi dengan permintaan maaf. Terdengar beberapa kali Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) ini menyematkan kata maaf dalam pernyataannya itu. Presiden ke-5 RI berharap kritik ini tidak membuat dia di-bully alias dihakimi.
"Saya lihat ibu-ibu tuh ya, maaf ya, sekarang kan kayaknya budayanya, beribu maaf, jangan lagi nanti saya di-bully. Kenapa toh (ibu-ibu) senang banget ngikut pengajian. Iya lho, maaf beribu maaf. Saya sampai mikir gitu, ini pengajian ki sampai kapan to yo, anakke arep diapake (anaknya mau diapain)," ujar Megawati dalam acara tersebut.
Megawati mengaku dirinya bukan melarang para ibu mengikuti pengajian. Hanya saja, Megawati menginginkan agar kegiatan mengaji tidak dijadikan halangan para ibu untuk mengurus anak-anaknya.
"Boleh, bukan berarti enggak boleh (ikut pengajian). Saya juga pernah ikut pengajian kok. Maksud saya, nanti Bu Risma saya suruh, Bu Bintang saya suruh, tolong bikin manajemen rumah tangga," tambah putri Bung Karno itu.
Advertisement
Tuai Pro-Kontra
Pernyataan Megawati ini menuai reaksi dari Politisi Partai Demokrat Andi Nurpati. Andi Nurpati mempertanyakan mengapa Megawati tak menyoal ibu-ibu yang dugem ke diskotik.
Sekretaris Umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) pun menanggapi pernyataan Andi. Dia menegaskan, Andi Nurpati tidak memahami konteks dari pernyataan Megawati.
"Pernyataan Andi Nurpati itu tak memahami konteks narasi yang disampaikan Ibu Megawati, sebab yang namanya ibu-ibu dugem adalah orang yang mencari kesenangan duniawi dan pastinya tak memperhatikan anaknya, karena lebih mengutamakan kepentingan pribadi," ujar Gus Falah dalam keterangan tertulisnya, Selasa (21/2/2023).
Ketua Tanfidziyah PBNU itu meminta Andi Nurpati tidak berbicara diluar konteks yang disampaikan Megawati. Pria yang biasa disapa Gus Falah ini mengatakan, substansi pernyataan Ibu Megawati bukan melarang ibu-ibu ikut pengajian. Megawati hanya meminta agar kaum ibu seimbang dalam mengaji dan mengurus anak.
"Sebab mengaji dan mengurus anak itu sama-sama untuk kepentingan dunia dan akhirat, jadi mbok ya seimbang sehingga stunting dan sebagainya itu bisa dihindari, itu pesan sebenarnya dari Ibu Mega," ujar Gus Falah.
Megawati, lanjut Gus Falah, juga sudah meminta maaf sebelum menyampaikan pernyataan tersebut.
"Jadi semua pihak seharusnya tak 'menggoreng' berita yang tidak berdasarkan pernyataan Ibu Megawati yang sebenarnya," tambahnya.