Liputan6.com, Jakarta Polemik Timnas Israel di Piala U-20 Antara Indonesia dan FIFA, membuat proses drawing atau pengundian yang rencananya dilakukan oleh FIFA di Bali Sabtu 25 Maret 2023 ditunda.
Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengatakan menyarankan, hendaknya helatan olahraga dilepaskan dari kepentingan politik. Diketahui sejumlah kepala daerah dan politikus menolak Timnas Israel berlaga di Piala Dunia U-20.
"Hemat saya olahraga itu sebaiknya dilepaskan dari politik," kata dia saat dikonfirmasi, Senin (27/3/2023).
Advertisement
Qodari menyadari bahwa sikap pemerintah Indonesia ini sebagai bentuk ingin memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Namun, itu bisa melalui jalur politik, hubungan internasional atau ekonomi.
"Jadi kehadiran sepak bola Israel di Indonesia bukan berarti kita mendukung atau menjustifikasi Israel untuk menjajah Palestina, karena kembali kepada poin pertama olahraga harus lepas dari politik," kata dia.
Selain itu, dia menyebut kehadiran Piala Dunia U-20 di Indonesia pasti akan menjadi momentum sepak bola tanah air untuk lebih maju lagi.
"Saya yakin itu adalah aspirasi dari masyarakat Indonesia seluruh masyarakat Indonesia khususnya penggemar sepak bola yang begitu banyak dan begitu luas. Kita sudah begitu rindu dan kangen dengan sepak bola Indonesia yang maju," ungkap Qodari.
Dia berharap seharusnya momentum Piala Dunia U-20 ini dapat diapresiasi dan didukung semua pihak, pasalnya jika berhasil Indonesia akan mendapatkan apresiasi dunia.
"Masih berkaitan dengan Indonesia adalah soal bagaimana nama baik, nama besar Indonesia bisa diapresiasi oleh dunia dengan kemampuan menyelenggarakan event-event besar internasional mulai dari Sea Games, Asian Games sampai kepada event-event yang lebih besar dalam skala dunia," jelas Qodari.
Â
Plt Kemenpora Sebut Belum Ada Kesepatakan
Plt Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Muhadjir Effendy angkat bicara soal polemik timnas Israel antara pemerintah Indonesia dengan FIFA. Diketahui, pemerintah mengajukan kondisi atau prayarat khusus kepada FIFA terkait keikutsertaan Timnas Israel di Piala Dunia U-20.
Menurut dia, syarat-syarat yang diajukan tersebut sepertinya tak disepakati FIFA.
"Tentu saja kita sangat menyayangkan kondisi-kondisi atau syarat-syarat yang kita ajukan ke FIFA kelihatannya tidak mendapatkan kesepakatan," kata Muhadjir kepada wartawan di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (27/3/2023).
Namun, dia enggan membeberkan apa saja syarat-syarat khusus yang diajukan Indonesia terkait kehadiran Israel di Piala Dunia U-20 2023. Muhadjir menekankan bahwa sikap Indonesia ini sudah sesuai dengan konstitusi yang berlaku.
"Pokoknya yamg kita pegang itu adalah bahwa ini masalahnya bukan soal kebijakan tapi ini soal kepatuhan terhadap konstitusi. Dan konstitusi kita itu di dalam UUD alinea pertama itu bahwa sesungguhnya kemerdekaan ialah hak segala bangsa. Dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapus karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan," jelasnya.
"Itu yang menjadi faktor yang harus kita pegang. Karena itu, dalam ketika ada negara yang timnya kita indikasikan masuk kategori itu harus ada prasyarat-prasya khusus dan itulah yang kita ajukan ke FIFA. Dan keliatannya tidak ada titik temu," sambung Muhadjir.
Dia belum bisa memastikan apakah Indonesia akan tetap menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, usai adanya penolakan terhadap Timnas Israel. Muhadjir menyebut Ketua Umum PSSI Erick Thohir akan menemui FIFA untuk membahas hal tersebut.
"Belom sampai itu (soal posisi Indonesia sebagai tuan rumah). Ini masih ada pembicaraan, saya rasa Pak Erick akan segera ke Zurich untuk konsultasi lebih lanjut dengan FIFA," ujar dia.
Advertisement