Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, ada tugas baru yang dia emban usai Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan kunjungan ke Papua Nugini dan bertemu Prime Minister (PM) James Marape.
"Presiden Jokowi menekankan untuk membuat kerja sama. Presiden segera dengan PM James sepakat membuat task force (satuan tugas) dari Indonesia, Presiden menunjuk saya jadi ketuanya. Kemudian, dari Papua Nugini ditunjuk Prime Minister James menunjuk Deputi Prime Minister John Rosso," kata Luhut seperti dikutip dari Instagram pribadinya, Senin (10/7/2023).
Baca Juga
Luhut menjelaskan, pekerjaan satuan tugas yang dikerjakan adalah soal hilirisasi. Menurut purnawirawan jenderal bintang empat TNI ini, Papua Nugini terkagum bagaimana Indonesia bisa menjalankan program hilirisasi dengan kekayaan alamnya salah satunya bahan mentah tembaga. Walau pun diketahui bersama, negara-negara barat seperti Eropa menentang dan membawanya ke jalur hukum.
Advertisement
"Mereka bertanya kok bisa tembaga kalian (hilirisasi), Pak John akan datang ke Indonesia kita akan list down apa yang akan kita perbuat supaya segera," kata Luhut.
Luhur memastikan, kerja sama antara Indonesia dan Papua Nugini dalam satuan tugas yang dibentuk akan saling menguntungkan. Tujuannya, bagi Papua Nugini adalah pengentasan kemiskinan.
"Kemiskinan di Papua Nugini akan semakin banyak dikurangi karena dari 9 juta penduduk mereka, 2,5 jutanya dalam kemiskinan angkanya tinggi sekali. Makanya Presiden Jokowi diterima dengan hangat karena presiden membuka peluang kerja sama," ucap Luhut.
Jalan Indonesia Lebih Maju
Luhut juga percaya, apa yang dikerjakannya bersama Papua Nugini adalah jalan bagi generasi muda masa depan bangsa dalam membawa Indonesia sebagai negara maju pada 20 tahun yang akan datang.
"Saya pikir teman-teman sekalian anak-anak muda, hilirisasi ini untuk membawa Indonesia negara berkembang yang 20 tahun lagi bisa menjadi negara maju dan itu eranya anda. Jadi jangan percaya kita kenapa kita harus berani melawan hal yang perlu? Ini untuk generasi yang akan datang," tegas Luhut.
Luhut mewanti, generasi muda masa depan Indonesia jangan mau untuk selalu didikte oleh negara-negara maju saat ini. Sebab pada masa yang akan datang adalah waktunya Indonesia bisa sejajar dengan mereka.
"Kenapa harus mereka yang atur-atur kita? Dulu berpuluh tahun mereka hanya menerima bahan mentah dari Indonesia masa kita tidak boleh menikmati? Masa kalian tidak boleh menikmati? Jadi kalian harus katakan hey ini Indonesia baru, Indonesia yang maju kita harus kompak. Jadi jangan boleh kita diatur negara lain. Sepanjang saling punya kepentingan Indonesia juga pingin jadi negara maju," pungkas Luhut.
Advertisement