RS Terapung Punya Andil Penting Atasi Kasus Jantung Peserta BPJS Kesehatan Asal NTT

Berkat dukungan RSTKA, pasien BPJS Kesehatan asal Kabupaten Malakayang menderita penyakit jantung bocor mendapatkan penanganan lebih cepat.

oleh Gilar Ramdhani pada 31 Agu 2023, 22:46 WIB
Diperbarui 31 Agu 2023, 22:47 WIB
RS Terapung Punya Andil Penting Atasi Kasus Jantung Peserta BPJS Kesehatan Asal NTT
Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti saat melakukan kunjungan langsung ke Gedung Pusat Pelayanan Jantung Terpadu RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Rabu (30/08).

Liputan6.com, Surabaya Keberadaan Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) yang telah menjalin kerja sama dengan BPJS Kesehatan kembali dirasakan langsung oleh pasien. Berkat dukungan RSTKA, pasien BPJS Kesehatan asal Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang menderita penyakit jantung bocor mendapatkan penanganan lebih cepat.

Kepala Ruang Operasi Instalasi PPJT RSUD Dr. Soetomo, Yan Efrata Sembiring menjelaskan saat ini RSUD Dr. Soetomo sedang memberikan penanganan medis terhadap pasien atas nama Claudia Manek, seorang remaja berusia 13 tahun yang didiagnosis menderita penyakit jantung bocor dan kelainan pada katup serta sekat jantung hasil rujukan dari RSUD Malaka.

Dari hasil pemeriksaan medis yang dilakukan, kondisi pasien berada dalam kategori berat dan akan memburuk dalam satu atau dua bulan jika tidak dapat penanganan yang tepat. Oleh karena itu, pihak manajemen rumah sakit menganggap kondisi pasien dianggap sebagai prioritas dalam penanganan medis.

“Kasus yang dihadapi Claudia tidaklah sederhana, karena melibatkan kelainan pada katup dan dinding jantung yang bocor akibat tidak tertangani sejak lahir. Claudia akhirnya menjalani operasi selama tiga jam untuk menutup kebocoran pada klep dan dinding jantungnya. Penjadwalan operasi ini juga telah melibatkan koordinasi antara dokter yang bertanggung jawab, sehingga ketika Claudia tiba di Surabaya, tidak perlu menunggu terlalu lama sebelum tindakan medis dilakukan,” ungkap Yan.

Yan menjelaskan saat ini yang menjadi fokus rumah sakit adalah bagaimana membuka akses seluas-luasnya bagi peserta, termasuk yang di luar daerah untuk bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. 

Menurutnya, saat ini pihak manajemen rumah sakit juga telah proaktif dalam menemukan kasus peserta yang membutuhkan pelayanan dengan segera. Hal ini dilakukan agar peserta bisa mendapatkan penanganan yang tepat sehingga kondisi pasien bisa segera membaik.

Yan menjelaskan, tindakan operasi jantung memakan biaya yang cukup besar. Bantuan pemerintah serta dukungan dari Yayasan RSTKA sangat berarti bagi pasien dan keluarganya. Yan menyatakan, RSUD Dr. Soetomo telah secara konsisten terus membantu warga miskin, termasuk peserta JKN untuk mendapatkan pelayanan penyakit jantung dengan mudah.

“Kasus seperti ini adalah salah satu contoh nyata bagaimana BPJS Kesehatan berperan dalam memastikan pembiayaan yang menyeluruh bagi pasien yang membutuhkan perawatan intensif,” tutur Yan.

Misi Utama Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga

Dihubungi secara terpisah, Direktur Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga, Agus Harianto mengatakan pihaknya memiliki misi utama di tahun 2023 untuk menghadirkan pelayanan tindakan operasi yang canggih yang bisa diakses oleh peserta, termasuk mereka yang berasal dari kepulauan.

Melihat dari kasus yang dialami oleh Claudia, dirinya bersyukur penanganan yang cepat bisa dirasakan langsung oleh Claudia. Pasalnya, jika terlambat mendapatkan tindakan, nantinya penyakit yang dialami oleh Claudia akan semakin memburuk.

"Saya sangat bersyukur terdapat relawan yang berani mengarungi samudera demi menyelamatkan anak bangsa. Kami juga bersyukur operasi canggih ini bisa dinikmati oleh masyarakat yang berada di pulau dengan skema pembiayaan yang diatur oleh BPJS Kesehatan," jelas Agus.

BPJS Kesehatan Merespon Cepat Kebutuhan Pasien

BPJS Kesehatan Merespon Cepat Kebutuhan Pasien
Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti saat melakukan kunjungan langsung ke Gedung Pusat Pelayanan Jantung Terpadu RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Rabu (30/08).

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti mengungkapkan kasus yang dialami oleh Claudia merupakan contoh konkret bagaimana BPJS Kesehatan dapat merespon dengan cepat kebutuhan pasien JKN. Dirinya menilai, BPJS Kesehatan senantiasa berkomitmen dalam menghadirkan terobosan kerja sama dengan Rumah Sakit Bergerak, dengan harapan memberikan kemudahan dalam membuka akses layanan bagi peserta JKN.

“Kerja sama antar fasilitas ini adalah langkah yang sangat positif, terutama dalam konteks Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA). Kedepannya, pelayanan antar wilayah akan menjadi suatu langkah besar dalam melayani daerah-daerah terpencil yang sebelumnya menghadapi kesulitan dalam mengakses perawatan di rumah sakit,” ujar Ghufron saat melakukan kunjungan langsung ke Gedung Pusat Pelayanan Jantung Terpadu RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Rabu (30/08).

Ghufron mengatakan dengan adanya kerja sama yang dijalin, aksesibilitas layanan bagi peserta Program JKN terus meningkat dengan tetap memastikan mutu layanan sesuai dengan upaya transformasi mutu layanan yang tengah dikedepankan BPJS Kesehatan demi menghadirkan layanan yang makin mudah, makin cepat dan semua setara.

Dirinya juga menyampaikan bahwa dengan beragam kondisi geografis di Indonesia, kerja sama yang dilakukan dengan fasilitas kesehatan seperti Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) ini sangat penting. Ia menyebut, hal ini merupakan langkah yang mendasar dalam memastikan akses layanan kesehatan bagi wilayah-wilayah yang belum sepenuhnya terjamin oleh BPJS Kesehatan.

Selain itu, kerja sama yang dibangun juga untuk mendorong peran rumah sakit untuk proaktif dalam membuka pelayanan bagi peserta yang dirujuk sehingga bisa melakukan penanganan yang lebih cepat di RS Soetomo.

“Terutama bagi wilayah terpencil seperti di Provinsi NTT, kerja sama dengan fasilitas kesehatan adalah langkah esensial untuk memberikan manfaat jaminan layanan kepada seluruh masyarakat. Melalui langkah-langkah ini, BPJS Kesehatan terus menjalankan perannya sebagai pemangku tanggung jawab dalam meningkatkan kesejahteraan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujar Ghufron yang juga didampingi oleh Deputi Direksi Wilayah VII BPJS Kesehatan, Beno Herman dan Kepala BPJS Kesehatan Surabaya, Hernina Agustin Arifin.

Pada kesempatan yang sama, Claudia yang didampingi oleh sang Ibu, Natalia (37) merasa bersyukur atas perhatian dan dukungan finansial yang diberikan oleh BPJS Kesehatan.

“Terima kasih kami ucapkan kepada BPJS Kesehatan yang telah memberikan perhatian dan menanggung penuh semua pembiayaan rumah sakit anak kami. Semoga Tuhan selalu memberikan kemudahan dalam semua urusan bagi pihak BPJS Kesehatan dan semua yang sudah membantu kami,” ujar Natalia.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya