Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) dan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi meninjau kesiapan layanan fast track (Macca Road) bagi jemaah haji Indonesia di Bandara Internasional Juanda, Surabaya dan Bandara Adi Soemarmo, Solo.
Pengecekan ini dilakukan oleh Wakil Menteri Haji dan Umrah Bidang Ziarah Arab Saudi, Muhammad Abdurrahman Al-Bijawi bersama Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kemenag Hilman Latief.
Baca Juga
“Pengecekan kesiapan di Bandara Juanda dilakukan pada 27 Februari 2024. Sementara pengecekan di Bandara Adi Soemarmo berlangsung 28 Februari 2024,” kata Hilman melalui siaran pers diterima, Kamis (29/2/2024)
Advertisement
Hilman menjelaskan, layanan fast track dalam beberapa tahun terakhir baru diterapkan bagi jemaah haji yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Tahun ini, layanan tersebut sedang diusulkan untuk juga diterapkan di Bandara Juanda Surabaya dan Bandara Adi Soemarmo, Solo.
“Hasil pemeriksaan di lapangan akan dibahas dalam rapat berikutnya ke level lebih atas. Tim Saudi yang sekarang meninjau akan memberikan rekomendasi sesuai temuan di lapangan. Kita harap hasilnya positif,” harap Hilman.
“Alhamdulillah kunjungan ke Surabaya dan Solo dihadiri seluruh jajaran yang menjadi mitra kita, seperti otoritas bandara, AP (Angkasa Pura) I, dan Kemenhub. Bersama delegasi Saudi, kita melakukan observasi penelaahan kemungkinan untuk tempat yang paling pas dan nyaman bagi jamaah,” sambungnya.
Hilman menambahkan, ada beberapa alternatif dan skema yang ditawarkan untuk penerapan fast track. Nantinya, keputusan yang akan diambil bakal dibahas melalui rapat lanjutan setelah melakukan kajian yang lebih detil.
“Dengan fast track atau Macca Road, jemaah haji akan mendapatkan layanan keimigrasian Saudi, yang dilaksanakan di Tanah Air. Sehingga begitu jemaah datang di tanah suci, sudah tidak lagi diperiksa apa-apa tinggal naik bus dan langsung ke hotel,” ucap Hilman.
Mudahkan Jemaah dalam Pengecekan Dokumen Imigrasi
Sebagai informasi, rencana pembukaan layanan fast track merupakan tindak lanjut dari kunjungan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas usai bertemu dengan Direktur Jenderal Bidang Paspor Kementerian Imigrasi Saudi Sulaiman bin Abdul Aziz di Jeddah, Arab Saudi pada Januari 2024.
Berdasarkan data Sistem Komputerisasi dan Informasi Haji Terpadu (SISKOHAT), jumlah jemaah asal yang tergabung dalam Embarkasi Surabaya (SUB) dan Solo (SOC), masing-masing melayani 39.226 dan 35.886 jemaah. Artinya, jika usulan ini disetujui otoritas Arab Saudi, ada 75.112 jemaah yang akan mendapat layanan fast track.
Jadi, jika dijumlah dengan 53.353 orang yang mendapat layanan fast track di Bandara Soekarno-Hatta, maka akumulasinya bisa mencapai 128.465 atau lebih dari 50% total kuota jemaah haji Indonesia.
Diketahui, layanan fast track menjadi penting karena memudahkan jemaah haji dalam proses pengecekan dokumen keimigrasian, seperti visa dan paspor. Sebab, prosesnya sudah dilaksanakan di bandara asal. Tahapan imigrasi yang sudah dilakukan di Indonesia membuat jemaah tidak perlu antre lagi di imigrasi bandara tujuan.
Fast Track hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit sampai satu jam, dibandingkan layanan biasa yang membutuhkan waktu sekitar satu sampai tiga jam.
Advertisement