Liputan6.com, Jakarta - Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi, menilai kasus korupsi minyak mentah menjadi momentum pembuktian komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam memberantas korupsi di Indonesia.
Dengan potensi kerugian negara yang besar, kasus tersebut berpeluang menggeser kasus timah dari puncak klasemen sementara 'Liga Korupsi Indonesia'.
Baca Juga
"Ini saatnya bagi Pak Prabowo untuk membuktikan komitmennya memberantas korupsi kepada masyarakat. Mari kita dukung," kata Haidar Alwi.
Advertisement
Ia menilai bahwa korban kasus ini sebenarnya tidak hanya rakyat, melainkan juga Pertamina itu sendiri.
"Yang dirugikan tidak hanya rakyat, tapi juga Pertamina. Karena Pertamina bayar untuk RON 92, tapi yang datang malah RON 88 atau RON 90."
Penyidikan Masih Berlangsung
Haidar Alwi juga berharap Kejaksaan Agung tidak membuat pernyataan-pernyataan yang bersifat konklusi karena proses penyidikan masih berlangsung.
Selain itu, Kejaksaan Agung juga diminta untuk tidak menunjukkan sikap yang dapat memancing keraguan masyarakat terhadap penegakan hukum dalam kasus tersebut.
"Jangan sampai timbul kesan Kejagung tidak netral, tidak objektif, atau diintervensi," jelas Haidar Alwi.
Advertisement
