Kalimat Terakhir Aipda Koes Sebelum Tewas Ditembak

Koes yang dikenal Solikin selama 7 tahun itu memiliki pribadi yang baik dan bertanggung jawab.

oleh Liputan6 diperbarui 18 Agu 2013, 20:02 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2013, 20:02 WIB
korban-polisi-tembak-130818c.jpg
"Ayo balapan lari, katanya mau cepat naik pangkat." Itulah kalimat terakhir dari mulut Aipda Anumerta Koeshendaratma yang ditembak orang tidak dikenal, Jumat 16 Agustus malam di Pondok Aren. Koes yang semula berpangkat Aiptu, pada akhir hayatnya memang naik pangkat luar biasa menjadi Aipda Anumerta lantaran gugur dalam tugas.

Kalimat itu sangat membekas di telinga Amat Solikin, seoranganggota Polisi Binmas Perigi Baru, Pondok Aren, Tangerang Selatan. Koes yang dikenal Solikin selama 7 tahun itu memiliki pribadi yang baik dan bertanggung jawab.

"Orangnya juga senang bercanda. Pagi itu, sebelum kejadian kami sempat lari pagi bareng. Ya masih bercanda biasa," kata Solikin di pos satpam Masjid Bani Umar, Jalan Graha Raya, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (18/8/2013).

Usai olahraga pagi di sekitar Polsek Pondok Aren, Koes dan Solikin berpisah. "Beliau bilang mau ke kantor urus laporan dulu. Pisah itu enggak kayak biasanya, dia pamit dan dadah (melambai) ke saya," ujarnya sambil menatap ke Jalan Graha Raya yang hari ini relatif sepi.

Setibanya malam hari ketika hendak apel, kabar duka menghampiri Solikin. Koes yang usai menjalankan tugasnya sebagai Binmas Pondok Kacang Barat dilaporkan satpam Masjid Bani Umar sudah tergeletak di sisi kiri jalan tersebut bersimbah darah.

"Jam 21.45 WIB saya datang ke lokasi depan Bani Umar. Saat itu saya sudah di Polsek. Saya langsung naik motor, tancap gas diikuti 2 warga binaan saya. Saya fokus ke sana (lokasi Masjid Bani Umar), malah enggak tahu lagi ada tembak-tembakan di dekat Polsek," jelas Solikin.

Di lokasi masjid Bani Umar dengan Polsek Pondok Aren yang hanya sekitar 500 meter itu, Solikin langsung menghampiri tubuh Koes yang sudah tengkurap.

"Ada sekitar 15 menit saya di sana. Saya sudah lemas. Enggak kuat saya kalau ingat-ingat kejadian malam itu," ucap Solikin dengan nada bergetar, mengusap air mata yang hampir jatuh.

Mengenai luka tembak yang diderita Koes, Solikin mengatakan tidak mengetahui persis. "Saya enggak tahu ketembaknya di mana. Waktu saya pegang sudah tidak bernyawa. Lemas saya," jelasnya.

Pukulan Berat

Pukulan berat kehilangan teman baik tersirat dari wajah Solikin. Berusaha tetap tegar dan menjalankan tugas, hari ini dirinya kembali ke lokasi terbunuhnya Koes Hendratno yang sudah bertugas di Polsek Pondok Aren lebih dari 10 tahun itu.

"Hari ini saya mau ke sini (Masjid Bani Umar) saja tadi mutar lewat atas, enggak kuat saya," ungkapnya.

Solikin mengungkapkan dirinya tidak pernah mendengar pengakuan dari Koes mengenai adanya seseorang yang membututi selama beberapa bulan terakhir. "Enggak ada, beliau enggak pernah cerita ke saya. Kami sudah saling ingatkan untuk tidak pakai seragam, atribut, tapi peristiwa enggak diduga," jelasnya.

Bahkan Solikin mebeberkan, dengan warga binaannya Koes terkenal sebagai polisi yang ramah dan baik. Untuk penyakit masyarakat seperti warung remang-remang di kawasan Pondok Kacang Barat, Koes juga dikenal bersih dari praktik suap.

"Sama saya kan selalu itu muter tiap malam, patroli. Walau tugasnya masing-masing kelurahan kami kontak-kontakan pakai HT (handy talkie). Dia enggak main itu (suap), baik orangnya," tutur Solikin.

Sebelumnya, Aipda Anumerta Koes Hendratno ditembak orang tidak dikenal setelah dipepet sebuah motor yang dikendarai 2 pelaku.

Tidak hanya menembak mati Koes, pelaku yang tengah dicari keberadaannya dengan sketsa wajah dari keterangan saksi itu juga menembak tim buser Reskrim Polsek Pondok Aren Ipda Anumerta Endang Maulana di depan Polsek tersebut. (Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya