Pengungsi Gunung Kelud di Malang Kekurangan Makanan Bayi

Mereka berharap pemerintah memberikan bantuan secepatnya.

oleh Liputan6 diperbarui 14 Feb 2014, 21:49 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2014, 21:49 WIB
pengungsi-kekurangan-makanan-140214c.jpg
Warga terdampak letusan Gunung Kelud yang mengungsi mengalami kekurangan makanan bayi serta alas tidur. Mereka berharap pemerintah memberikan bantuan secepatnya.
 
"Makanan dan susu bayi kurang Pak, kami berharap bisa dikirim secepatnya," kata salah seorang pengungsi, Sulaikah kepada Gubernur Jawa Timur Soekarwo saat berkunjung di tempat pengungsian di Kantor Kecamatan Pujon, Malang, Jawa Timur, Jumat (14/2/2014).

Sulaikah menambahkan, stok makanan bayi yang dibawanya hanya cukup untuk sehari. Sedangkan alas tidur juga terbatas. Para pengungsi hanya bisa menyelonjorkan kakinya lantaran tak cukup jika dipakai untuk tidur.
 
"Kalau malam kan dingin dan banyak nyamuk, selimut juga tak sempat kami bawa dari rumah," lanjut Sulaikah.
 
Gubernur Jawa Timur Soekarwo juga mengakui, bahwa kebutuhan makanan bayi bagi warga korban erupsi kurang. Saat ini, diakui kebutuhan tersebut masih dalam perjalanan dan akan segera didatangkan ke lokasi pengungsian.
 
"Memang ada kekurangan untuk makanan bayi, tapi malam ini juga segera dikirim," janji pria yang akrab disapa Pakde Karwo tersebut.
 
Selain itu, lanjut pria yang akrab disapa Pakde Karwo, kebutuhan akan air bersih juga dinilai masih kurang. Tempat mandi cuci kakus (MCK) juga terbatas, namun secepatnya hal itu dipenuhi.
 
"Kita akan prioritaskan penanganan pada kebutuhan warga terlebih dahulu. Untuk kebutuhan hidup seperti makanan dan minuman, obat, dan kebutuhan rutin lainnya mencukupi. Hanya makanan bayi yang dirasa kurang," papar Soekarwo. (Ali/Tnt)

Baca juga:

Kebutuhan Mendesak Pengungsi Kelud: Masker

Menteri Jero Wacik: Pengungsi Kelud Jangan Buru-buru Pulang

Kelud Meletus, JK: Tak Perlu Sedih, Atasi Penderitaan

Tanggap Darurat Kelud Sampai 12 Maret

Bandara Ahmad Yani Ditutup, Stasiun Tawang Kebanjiran Penumpang

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya