Liputan6.com, Jakarta - Hujan deras dapat memengaruhi visibilitas pengemudi. Jika Anda harus menerjang hujan deras, sebaiknya menyesuaikan gaya berkendara dengan kondisi sekitar.
Risiko terjadi kecelakaan di jalan semakin besar saat hujan deras turun. Air hujan yang sangat lebat akan mengganggu jangkauan pandang pengendara.
Advertisement
Baca Juga
Selain memperlambat laju mobil terutama di jalan bebas hambatan, pengendara juga diimbau menyalakan lampu kendaraan.
Beberapa pengendara memilih untuk menyalakan lampu senja agar memberi tanda pada mobil di belakang. Sebagian lain lebih merasa tenang jika lampu utama yang dinyalakan saat hujan deras menerjang.Â
Dikutip dari Hyundai Indonesia, Anda bisa memilih kedua lampu itu saat menerjang hujan deras. Namun, hindari lampu utama yang besar karena bisa mengganggu pengguna jalan yang lain.
Jika tak membutuhkan penerangan ke depan, cukup lampu senja saja. Nyalakan lampu utama kalau memang diperlukan bantuan penyinaran ke jalan.
Bisa juga memanfaatkan kombinasi lampu senja dan lampu kabut (fog lamp). Kamu bisa menyalakan lampu kabut agar penyinaran ke jalan lebih optimal dan tidak mengganggu pengguna jalan. Posisi fog lamp di bawah dan sorotannya tak terlalu tinggi.
Â
Â
Jangan Nyalakan Lampu Ini
Ada lampu yang dilarang untuk dinyalakan. Kamu tak boleh menyalakan lampu hazard. Kelap-kelip lampu hazard bisa mengganggu pengguna jalan lain.
Saat hujan deras, lampu ini bisa membuat pengguna jalan lainnya silau. Saat kondisi darurat, seperti mobil mogok atau ada kecelakaan lalu lintas, lampu ini bisa dinyalakan.
Kalau tujuannya memberi tanda bagi mobil lain, cukup dengan menyalakan lampu utama atau senja . Otomatis lampu belakang bakal ikut menyala. Itu sudah cukup memberi tanda pengendara lain yang ada di belakang kita.
Sumber: Dream.co.id
Advertisement