Liputan6.com, Jakarta - Toyota Motor Corp berencana menangguhkan produksi di pabrik domestiknya pada Juni dan Juli. Hal tersebut, dikarenakan kekurangan chip semikonduktor dan wabah Covid-19 di salah satu pemasoknya.
Pengumuman tersebut, adalah yang ketiga kalinya untuk produsen mobil terbesar di dunia berdasarkan penjualan tersebut. Bahkan, produksi pada Juni 2022, telah mengalami penurunan sekitar 12 persen dari rencana awal.
Baca Juga
Saat ini, produksi Toyota dikatakan sekitar 750 ribu unit kendaraan di seluruh dunia pada Juni 2022. Namun, hal itu tidak mengungkapkan berapa banyak kendaraan yang akan diproduksi pada Juli 2022.
Advertisement
Sementara itu, itu tidak mengubah target produksi global sekitar 9,7 juta unit kendaraan untuk tahun ini.
Toyota sebelumnya telah mengatakan, kekurangan suku cadang yang disebabkan oleh lockdown Covid-19 di Cina, dan kekurangan chip semikonduktor sebagai alasan penangguhan produksi.
Kali ini, penangguhan produksi dikarenakan banyak kasus penularan Covid-19 di tempat pemasok dan cacat peralatan produksi di pemasok lainnya.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Perjalanan 45 Tahun Toyota Kijang, Dari Kendaraan Niaga hingga Jadi Mobil Listrik
Toyota Kijang telah berusia 45 tahun sejak meluncur pada 1977. Mobil serba guna tersebut pertama kali muncul sebagai kendaraan berjenis basic utility vehicle (BUV) untuk keperluan niaga.
Kini Toyota Kijang telah menjadi salah satu mobil keluarga yang tidak hanya menyasar pasar domestik namun telah diekspor ke berbagai negara.
"Berawal dari kendaraan niaga, berkembang menjadi kendaraan keluarga, hingga menjadi MPV premium, kini Toyota Kijang telah menjadi ikon otomotif Indonesia yang mendunia bermodalkan kualitas berstandar global," kata President Director PTÂ Toyota-Astra Motor (TAM), Susumu Matsuda dalam siaran persnya, ditulis Senin (13/6/2022).
Munculnya Kijang tidak bisa dipisahkan dari program Kendaraan Bermotor Niaga Serbaguna (KBNS) yang dicanangkan oleh pemerintah di awal 1970-an.
Pemerintah menginginkan kendaraan dengan harga terjangkau yang bisa dibeli seluruh lapisan masyarakat dalam menunjang pembangunan di masa itu. Di saat bersamaan, Toyota sudah mengidentifikasi adanya kebutuhan kendaraan komersil serbaguna berharga terjangkau di negara berkembang dengan menginisiasi project Basic Utility Vehicle (BUV) di tahun 1972.
Advertisement