JK: Indonesia Pernah Jadi Negara Pemilu Terbanyak

Wapres JK menyebut pilkada yang akan digelar besok merupakan pesta demokrasi.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 08 Des 2015, 12:15 WIB
Diterbitkan 08 Des 2015, 12:15 WIB
20150709-Jokowi dan JK Buka Puasa di KPK-Jakarta-Jokowi
Ekspresi Wapres Jusuf Kalla saat hadiri buka bersama di Gedung KPK , Jakarta, Kamis (9/7/2015). Presiden, Wapres dan sejumlah pejabat negara menghadiri acara buka puasa bersama yang digelar KPK. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan Indonesia pernah menjadi negara yang paling banyak menyelenggarakan pemilihan umum (pemilu) di dunia. Tiap 5 tahun diadakan lebih dari 500 pemilu.

"Indonesia menjadi daerah negara yang paling banyak pemilunya di dunia. Pada awalnya karena di sini ada 500 kabupaten kota tingkat II, ada 34 provinsi, ada 1 pusat, tentu dengan pilpres menjadikan Indonesia lebih dari 500 pemilu setiap 5 tahun. Artinya, awalnya pernah tiap minggu ada 2 pemilu di kabupaten-kabupaten. Bayangkan beratnya tugas KPU," tutur JK di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (8/12/2015).

Untuk mengurangi beban kerja KPU dan membuat pemilu lebih efisien, terjadilah perubahan dan digelar pilkada serentak. Dengan demikian, pelaksanaan pilkada dilaksanakan 2 kali tiap 5 tahun.

"Itulah kita sebut besok dilakukan pilkada serentak, dilakukan 269 daerah dalam 1 hari. Sebelumnya 269 daerah dalam 269 hari beda-beda. Bayangkan beratnya tugas KPU," kata JK.

Mantan Ketua Umum Golkar ini juga menyampaikan pilkada yang akan digelar besok merupakan pesta demokrasi. Disebut sebagai pesta karena masyarakat menyambut dengan gembira pemilihan pemimpin baru di daerahnya.

"Artinya orang bergembira untuk hadir dalam pemilu, sehingga banyak daerah, tapi yang diberikan suatu gaya pesta, pakaian baru untuk hadir dalam pemilu agar pemilihan itu jadi suatu yang baik dan penting," ucap JK.**

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya