Strategi Paslon Pilkada Tangani Covid-19 Dinilai Bisa Jadi Referensi Pemilih

Menurut dia, masyarakat sangat bergantung pada kepala daerah yang mampu menghentikan dampak negatif yang muncul akibat pandemi covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Nov 2020, 21:05 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2020, 20:47 WIB
adi
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi covid-19 menyumbang banyak dampak negatif bagi kesehatan dan ekonomi. Maka visi-misi yang dielaborasi dengan strategi penanggulangan virus ini mesti menjadi salah satu referensi bagi masyarakat untuk menentukan pilihannya pada Pilkada 2020.

"Tak ada isu lain bagi kandidat selain memainkan strategi melawan virus korona dan percepatan pemulihan ekonomi. Itu untuk jangka pendek. Dua hal ini sangat krusial dalam beberapa tahun ke depan," ujar pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno, Minggu (8/11/2020).

Menurut dia, masyarakat sangat bergantung pada kepala daerah yang mampu menghentikan dampak negatif yang muncul akibat pandemi Covid-19. Khususnya pemimpin daerah harus mampu dalam waktu dekat menata kembali perekonomian rakyatnya.

"Untuk jangka panjang tentu ada isu lain seperti infrastruktur, reformasi birokrasi, dan lainnya. Tapi untuk saat ini janji kandidat mesti fokus ke korona dan recovery ekonomi dalam waktu cepat," paparnya.

Sementara itu Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini mengatakan, Pilkada 2020 adalah pilkada yang terselenggara di tengah situasi pandemi Covid-19 yang dampaknya sangat terasa hampir di semua sektor. Khususnya ekonomi dan kesehatan masyarakat.

Oleh karena itu daerah pun ikut terkena imbas krisis yang diakibatkan kondisi pandemi ini. Maka, Pilkada 2020 yang terselenggara di tengah berbagai risiko dan bayang-bayang bahaya Covid-19 semestinya mampu melahirkan kepemimpinan transformatif yang bisa membawa keluar daerah dari situasi krisis dan kesulitan akibat pandemi ini melalui keterpilihan figur kepala daerah dan wakil kepala daerah terbaik.

"Untuk itu, sangat penting dilakukan elaborasi pada visi, misi, dan program setiap kepala daerah terkait apa yang akan mereka lakukan dalam memastikan penanganan pandemi Covid-19 bisa berjalan baik lalu mengatasi segala dampak yang diakibatkannya di daerah mereka," ungkapnya.

Dengan demikian, kata Titi daerah bisa bangkit keluar dari situasi krisis yang mereka hadapi dan pelayanan publik serta kesejahteraan daerah bisa dipulihkan di bawah kepemimpinan pasangan calon terpilih.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Gagasan dalam Materi Kampanye

Makanya, Titi juga mendorong debat kandidat maupun materi kampanye pasangan calon harus dipastikan memuat gagasan dan tawaran program kongkrit mereka terkait program penanganan Covid-19 dan arah pembangunan daerah untuk bangkit dari dampak pandemi.

"Kalau itu tidak dieksplorasi maksimal, saya khawatir kita hanya terjebak pada narasi-narasi yang tidak substantif bagi daerah. Padahal pilkada di tengah situasi pandemi ongkosnya sangat mahal, kompleks, rumit, dan juga berisiko," ujarnya.

Titi menjelaskan, masyarakat mesti fokus meneliti pasangan calon selama masa kampanye. Pastikan pilihan jatuh kepada pasangan kandidat yang menawarkan solusi atas kondisi pandemi seperti saat ini.

"Karena amat ironis kalau pemimpin yang terpilih nanti kualitasnya rendah dan tak mampu menjawab kebutuhan atas kepemimpinan terbaik untuk mengatasi situasi krisis saat ini," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya