Pilgub Kaltim 2024, Pengamat Harapkan Tak Muncul Calon Tunggal

Dia pun mengajak seluruh pihak untuk mengantisipasi munculnya potensi tersebut.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 13 Agu 2024, 07:52 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2024, 05:49 WIB
Diskusi Publik dengan tema 'Cagub Ideal untuk Provinsi Kaltim di IKN' yang berlangsung di Jakarta, Senin (12/8/2024) (Istimewa)
Diskusi Publik dengan tema 'Cagub Ideal untuk Provinsi Kaltim di IKN' yang berlangsung di Jakarta, Senin (12/8/2024) (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat politik dari The Prakarsa, Ah Maftuchan angkat suara soal Pilgub Kaltim 2024. Melihat situasi yang ada saat ini, dia berharap tidak ada calon tunggal atau melawan kotak kosong. Dia pun mengajak seluruh pihak untuk mengantisipasi munculnya potensi tersebut.

“Semua pihak terkhusus kalangan cendikia dan kelompok masyarakat sipil dapat mencegah hal itu terjadi," kata Maftuchan saat menjadi narasumber dalam rilis survei Pilgub Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) yang mengusung tema Cagub Ideal untuk Provinsi Kaltim di IKN yang berlangsung di Jakarta, Senin (12/8/2024).

Maftuchan melihat, klan politik Mas'ud sudah ditempatkan di posisi-posisi strategis dalam pucuk kekuasan politik di Kalimantan Timur (Kaltim). Menurut dia, klan politik Mas’ud dikenal juga sebagai pengusaha besar.

“Maka hampir dapat dipastikan konstruksi dinasti oligarki di Kaltim akan semakin kuat kalau yang kontestan di Pilkada Kaltim ini hanya ada calon tunggal,” jelas dia.

Ia melanjutkan, masyarakat pemilih sebenarnya punya harapan dan kemauan untuk menguatkan kualitas demokrasi politik di Indonesia. Hanya saja, yang menurunkan kualitas demokrasi di Indonesia biasanya bersumber dari elit politik itu sendiri.

“Ya sebut saja praktik politik dinasti yang berpotensi menutup semua peluang dan kemungkinan yang lain untuk turut berkontestasi," sambung dia.

Sementara itu, Direktur Politik Hankam BRIN, Muhammad Nurhasim menjelaskan persoalan dinasti politik ini bisa tumbuh subur akibat memudarnya peran atau partisipasi masyarakat sipil.

"Ya suka atau tidak, kita harus mengakui bahwa peran kelompok masyarakat sipil untuk mencegah praktik dinasti politik ini dibendung atau setidak-tidaknya dibatasi, semakin berkurang setidaknya selama satu dekade terakhir,” tutur dia.

“Nah, untuk mencegah hal itu sebenarnya dapat dipenetrasi melalui regulasi politik di parlemen. Meski hal itu memerlukan proses, tetapi langkah itu harus dilakukan," imbuhnya menandasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Survei

Diberitakan sebelumnya, Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) mengatakan, Pemilihan Gubernur Kalimantan Timur 2024 diprediksi hanya akan ada dua pasangan calon dan mereka akan bersaing ketat. Mereka adalah Rudy Mas'ud-Seno Adji dan Isran Noor-Hadi Mulyadi.

“Kompetisi Pilkada Pilgub Kalimantan Timur 2024 akan berlangsung ketat dan diproyeksikan hanya muncul dua pasangan calon,” kata Wakil Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Ali Ramadhan seperti dikutip dari ketetangan pers, Senin (12/8/2024).

Ali menjelaskan, di atas kertas, pasangan Rudy Mas'ud-Seno unggul dalam hal perolehan dukungan partai politik. Sedangkan Isran Noor-Hadi Mulyadi sampai dengan hari ini masih berupaya mendapatkan ‘tiket’ dukungan partai.

“Apakah, nantinya realitas politik di Pilgub Kaltim akan menjurus pada calon tunggal atau menang dengan melawan kotak kosong, kita belum dapat memastikan. Proses politiknya masih dinamis," ujar Ali.

Ali memaparkan, berdasarkan hasil survei, terlihat 44,1 % responden yang merupakan masyarakat Kalimantan Timur memilih Isran Noor dan 26,1% responden memilih Rudi Mas’ud. Meski begitu, 29,8% responden mengaku belum menentukan pilihan.

Terkait responden yang belum memilih kandidat di Pilgub Kalimantan Timur 2024, sebesar 32,5% responden mengaku baru akan memilih pada saat kandidat berkampanye di Pilkada 2024. Kemudian, 27% responden mengaku akan memilih saat menjelang hari H pencoblosan dan 24,3% pada saat pendafaran calon ke KPU. Meski pun begitu, 16,2% responden mengaku belum tahu kapan akan memutuskan untuk memilih pasangan calon.

 


Metode Survei

Diketahui, survei LPI digelar pada 1-7 Agustus 2024 yang dilakukan di Kaltim di 10 kabupaten/kota. Antara lain, Samarinda, Balikpapan, Bontang, Kutai Kartanegara, Kutai Barat, Kutai Timur, Penajam Paser Utara, Mahakam Ulu, Paser, dan Berau. Survei ini menjaring 100 reponden dengan rentang usia antara 17-65 tahun dengan 4.27% pada interval kepercayaan sebesar 95%.

Metode survei yang digunakan adalah wawancara tatap muka, google form, surat elektronik, Whatsapp, dan zoom.

Sedangkan teknik sampling yang digunakan pada riset ini adalah Stratified Multistage Random Sampling dimana subjek yang diambil oleh peneliti sebagai sampel adalah populasi penelitian yang besar dan berasal dari 1 provinsi yang terdiri dari 3 Kota dan 7 Kabupaten.

 

Infografis: Aksesori Kepala Pengantin di Pernikahan Tradisional
Infografis: Aksesori Kepala Pengantin di Pernikahan Tradisional.  (Liputan6.com/Triyasni)    
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya