Begini Awal Mula Tradisi Mudik Lebaran di Indonesia

Fenomena mudik lebaran di Indonesia memang unik dan jarang ditemukan di negara lain.

oleh Liputan6 diperbarui 20 Jul 2015, 19:35 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2015, 19:35 WIB
Pantauan Arus Balik Jalur Pantai Selatan
Kondisi arus balik Lebaran di jalur selatan, Cileunyi masih terpantau lancar. Puncak arus mudik memang diperkirakan akan terjadi pada Minggu ini lantaran senin esok semua aktifitas sudah kembali normal.

Liputan6.com, Jakarta Lebaran merupakan salah satu momentum bagi umat Islam untuk mudik atau pulang kampung. Ternyata tradisi mudik lebaran untuk berkumpul bersama keluarga dan mengucapkan selamat Idul Fitri ini tidak tergantikan meski dengan beragam alat komunikasi yang semakin canggih.

Orang-orang rela antre, berdesak-desakan serta macet panjang demi bisa melaksanakan tradisi pulang ke kampung halaman dan berkumpul bersama keluarga saat lebaran.

Fenomena mudik lebaran di Indonesia memang unik dan jarang ditemukan di negara lain. Sekitar satu minggu sebelum lebaran, para perantau berbondong-bondong meninggalkan ibukota dan kembali ke kampung halaman.

Mudik secara khusus memang ditujukan untuk momentum pulang kampung saat Lebaran saja. Sedangkan pulang kampung yang dilakukan pada hari biasa, tidak mendapat sebutan mudik. Lantas bagaimana awal mula tradisi mudik lebaran di Indonesia?.

Awal mula tradisi mudik lebaran di Indonesia

Dahulu antara mudik dan Lebaran tidak memiliki kaitan satu sama lain. Dalam bahasa Jawa ngoko, mudik berarti ‘mulih dilik’ yang berarti pulang sebentar saja.

Namun kini, pengertian mudik dikaitkan dengan kata ‘udik’ yang artinya kampung, desa atau lokasi yang menunjukan antonim dari kota. Lantas pengertian ini ditambah menjadi ‘mulih udik’ yang artinya kembali ke kampung atau desa saat lebaran. Selengkapnya bisa Anda baca di sini. (ul)

Pengirim:

Wiwik Setiawati

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa baca di sini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya