Liputan6.com, Manado - Kasus pemerkosaan terhadap gadis Manado yang diduga dilakukan 19 pria, dua di antaranya diduga oknum aparat, menuai tanggapan keras dari sejumlah pihak.
Anggota Komite III Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Sulawesi Utara, Stefanus BAN Liow mendesak Polda Sulut mengusut tuntas kasus kekerasan yang dialami korban SC (15).
"Sebagai Anggota DPD RI utusan Sulut, meminta pihak-pihak yang terlibat termasuk Polda Sulut mengusut tuntas kasus ini tanpa pandang bulu. Harus diusut tuntas," kata Stefanus di Manado usai diskusi ‘Membangun Jati Diri dan Integritas Generasi Muda Pemimpin Bangsa, Senin, 9 Mei 2016, di Kantor DPD RI Perwakilan Sulut.
Stefa yang membidangi soal kekerasan terhadap perempuan mengatakan siapapun yang terlibat, termasuk jika ada indikasi keluarga polisi, supremasi hukum harus ditegakkan.
Baca Juga
Baca Juga
"Pemerkosaan yang dilakukan belasan orang ini sudah sangat memalukan daerah kita Sulawesi Utara. Gara-gara kasus ini, Sulut jadi terkenal di mata nasional," ujar Stefanus.
Kecaman terhadap penyelesaian kasus yang dinilai tidak transparan dan lamban itu juga dilayangkan LSM Swara Parangpuan. Saat ini, ada dua versi kronologi pencabulan gadis Manado.
"Kekecewaan yang besar sekali karena sudah sejak Januari dan sudah dilaporkan di bulan yang sama. Sudah berjalan sekian bulan kemudian tidak ada titik terangnya," ujar Nurhasanah dari Bidang Database, LSM Swara Parangpuan.
Nur menambahkan, selama ini pihaknya selalu mengkampanyekan Sulawesi Utara sudah masuk kategori darurat kekerasan terhadap perempuan. Namun, menurut dia, tidak ada kepedulian dari pemerintah dan aparat.
"Harusnya negara hadir untuk memberikan rasa aman bagi warganya," ujar Nurhasanah.
Advertisement