Bali Go Live Promosi Bali di Ranah Digital

Turis Bali bisa dirayu melalui indra penglihatan dan indra pendengaran.

oleh Dewi Divianta diperbarui 11 Mei 2016, 05:01 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2016, 05:01 WIB
Promosi Digital Bali
Bali genjot promosi digital

Liputan6.com, Yogyakarta - Siapa yang tak kenal Pulau Bali? Pulau yang tersohor karena keindahan alam serta adat istiadatnya itu tak hanya tenar di dalam negeri, tetapi juga mancanegara. Bahkan popularitasnya mengalahkan nama Indonesia.

Kendati begitu, Pulau Seribu Pura seakan tak pernah puas agar terus terkenal. Pamor Pulau Dewata yang terjaga menentukan jumlah pendapatan yang masuk dari pariwisata. Untuk itu, Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Bali menggandeng Bali Go Live.

Kerja sama itu untuk mempromosikan keindahan serta keunikan adat dan budaya masyarakat Bali melalui digitalisasi visual.

Direktur Bali Go Live, Paulus Herry Arianto, menjelaskan perusahaannya memang bergerak untuk meningkatkan metode pengembangan pasar kepariwisataan dan bisnis wisata di Bali seiring kecanggihan di era digital.

"Situasi hari ini mau tidak mau kita harus masuk ke digital marketing," kata Paulus di Taman Bhagawan, Tanjung Benoa, Senin, 9 Mei 2016.

Menurut dia, dengan berkembangnya teknologi, ruang terbuka lebar bagi pelaku wisata untuk mempromosikan wilayahnya. Saat ini, Bali dikunjungi 10 juta turis tiap tahunnya. Jumlah itu terdiri dari 3,7 juta turis asing dan 6,8 juta wisatawan domestik.

"Ketika kita berkunjung ke blog, kita akan mendapatkan ruang atau impulse untuk mempromosikan Bali," kata Paulus.

Dalam dunia marketing, kata dia, hal yang paling mudah untuk diterima adalah melalui indra penglihatan dan pendengaran.

"Mata itu 83 persen sementara telinga 11 persen. Jadi kalau ditotal 94 persen. Mata dan telinga itu sama artinya dengan audio visual. Ini cara efektif mempromosikan pariwisata Bali," tutur Paulus.

Apalagi, saat ini teknologi telah didukung dengan teknologi 4G yang membuat kecepatan akses semakin tak bermasalah. Dari aspek internet, sebanyak 56 persen orang mengaksesnya menggunakan laptop. Sementara, mereka yang mengakses melalui ponsel pintar sebanyak 39 persen, tablet 5 persen, lain-lain sebesar 0,1 persen.

"Yang berkunjung ke Bali internet literate. Mereka di atas 80 persen," ujar Paulus.

Bali Go Live adalah saluran video yang terkoneksi dengan Youtube, Facebook, Twitter, Instagram dan media sosial lainnya. Bali Go Live menawarkan lima konten, di antaranya culture and destination, commercial, lifestyle, back to Bali, dan Virtual Reality 360degree Video.

"Misi kami adalah menjadi ensiklopedia digital semua hal mengenai Bali dan memperkuat Bali sebagai salah satu destinasi wisata terbaik di dunia," ucap dia.

Sementara itu, perwakilan BPPD Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menuturkan, kolaborasi dengan Bali Go Live untuk menjawab tantangan digital marketing yang semakin kompleks.

"Kita harus senantiasa beradaptasi dengan teknologi. Dengan kerja sama ini kita memiliki tools yang efektif dalam mempromosikan Bali dengan lebih baik," ujar pria yang akrab disapa Cok Ace itu.

Sejak lama, Cok Ace mengaku program seperti ini bisa terwujud. Hal itu tentu untuk dapat dengan cepat mempromosikan Bali, sekaligus mengkonter isu miring yang muncul tentangnya.

"Selama ini kita selalu konvensional mempromosikannya. Misalnya ramai-ramai ke luar negeri yang tentu saja high cost. Dengan kerja sama digital ini, tentu cost dapat ditekan dan sasaran promosi lebih efektif," tutur Cok Ace.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya