3 Petani Tersambar Petir di Gubuk Sawah

Sebelumnya tiga pekerja bangunan tersengat listrik tegangan tinggi.

oleh Fajar Eko Nugroho diperbarui 15 Jan 2017, 18:00 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2017, 18:00 WIB
Tersambar Badai Petir Massal di Gunung, 11 Tewas
Ilustrasi petir. (Toronto Sun)

Liputan6.com, Brebes - Nasib nahas menimpa tiga orang petani saat berada di ladang pertanian. Saat berteduh di sebuah gubug di tengah sawah Desa Kluwut, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, mereka tersambar petir, Sabtu 14 Januari 2016 sore.

Ketiganya adalah Caswan (28), asal Desa Rungkang Kecamatan Losari, Ahmad Yani (40), dan Sugiyono (26), asal Desa Kluwut, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Liputan6.com, satu dari tiga korban tersambar petir itu tewas, yakni Caswan (28), asal Desa Rungkang Kecamatan Losari.

Korban tewas lantaran mengalami luka bakar di bagian kaki dan tangan akibat sambaran petir. Selain itu, juga pada bagian telinga sempat mengeluarkan darah sebelum korban meninggal dunia.

Sementara dua korban selamat, yakni Ahmad Yani (40), mengalami luka di bagian sela jari kaki kanan dan pendengaran berkurang, namun dalam keadaan sadar.

Sedangkan, Sugiyono (26), mengalami sesak nafas dan kaki kiri sulit digerakkan, juga dalam kondisi sadar. Hingga kini, Kedua korban masih dalam penanganan medis di Rumah Sakit Bakti Asih Brebes.

Salah seorang saksi mata, Wasmo (25), mengatakan, kejadian tersebut bermula saat hujan turun cukup deras, kemudian korban berteduh di gubuk persawahan sambil menunggu hujan reda.

"Akan tetapi, begitu berteduh tiba-tiba ada petir dan langsung menyambar gubuk dan langsung mengenai ketiga korban. Kejadiannya sekitar pukul 14.00 WIB," ucap petani asal Desa Rungkang, yang saat kejadian tidak jauh dari lokasi kejadian.

Saat ini, kasus tiga orang petani tersambar tersebut sedang dalam penanganan pihak Polres Brebes. "Kedua korban masih dalam perawatan medis di RS Bakti Asih," ucap Kapolsek Bulakamba AKP Harti.

Tersengat Listrik Tegangan Tinggi

Pekerja bangunan
Pekerja bangunan tersengat listrik tegangan tinggi (Liputan6.com / Fajar Eko)

Sehari sebelumnya, lantaran tak mengenakan alat safety first (keselamatan utama) seperti sarung tangan, helm dan Safety shoes saat bekerja di proyek bangunan gedung baru Bank Jateng, tiga pekerja bangunan terkena sengatan listrik tegangan tinggi.

Akibatnya, dua di antaranya harus dilarikan ke Rumah Sakit Deddy Jaya (RSDJ) Brebes Jawa Tengah, Jumat 13 Januari 2017.

Informasi yang dihimpun Liputan6.com, di lokasi kejadian, peristiwa nahas itu terjadi ketika mereka sedang membangun bangunan bank di Jalan Diponegoro, Brebes sekitar pukul 15.00 WIB.

Bahkan, dengan luka bakar di sekujur tubuhnya yang melepuh di bagian kaki, tangan dan dada kedua korban tak sadarkan diri dan saat ini dalam kondisi kritis.

Tiga korban tersebut bernama Riski (18), Sauki (18), dan Wartam (58) yang merupakan warga Desa Galuh Timur, Kecamatan Tonjong, Brebes.

Dua korban yang dilarikan ke rumah sakit yakni Riski dan Sauki. Sementara, Wartam selamat dari kejadian tersebut.

Wartam mengatakan saat itu dua korban berada di atas bangunan kantor Bank Jateng berlantai dua, Saat itu, mereka hendak memasang besi beton untuk cor di bagian atas gedung yang akan dipergunakan untuk ruang arsip dan parkir.

Namun nahas, besi dengan panjang sekitar enam meter itu mengenai kabel listrik yang membentang di atas atap. Tiga orang yang membawa besi itu pun langsung terpental beberapa meter hingga terjatuh ke tahah.

"Mereka (dua korban) langsung terjatuh ke bawah (tanah). Untungnya, saya tidak jatuh ke tanah, saya jatuh di susunan kayu cor," ucap Wartam lirih.

Meskipun selamat, Wartam masih merasakan sakit di dada dan pinggangnya akibat benturan dan sengatan listrik tegangan tinggi.

"Masih sakit ini badan saya rasanya pegal-pegal, jantungnya deg-degan sekali jantungnya bergetar cepat. Makanya masih lemes begini," dia menambahkan.

Ia bersyukur tidak sampai mengalami luka bakar serius seperti kedua rekan lainya yang hingga kini masih tak sadarkan diri di rawat di RS Deddy Jaya.

"Untung saya pakai sarung tangan dan sepatu booth, jadi saat tersendat sedikit melindungi dan tidak sampai mengalami luka bakar parah," katanya.

Sementara, rekan kerja lain, Danuri (55) ketika ditemui di rumah sakit mengatakan keduanya mengalami luka bakar di tangan dan kaki.

"Mereka tidak memakai pengaman. Sedangkan Wartam memakai kaos tangan dan sepatu boot," jelasnya.

Menurutnya, kedua korban baru bekerja di proyek tersebut Jumat ini. Saat ini, keduanya masih dalam perawatan intensif di Ruang IGD rumah sakit tersebut.

Sementara, pihak rumah sakit belum memberikan komentar terkait kondisi keduanya. Namun, seorang petugas keamanan rumah sakit menyebut korban mengalami luka bakar parah dan dalam kondisi kritis.

"Korban tidak sadarkan diri. Saat ini, masih dalam penanganan dokter," ucap petugas keamanan yang enggan disebutkan namanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya