Liputan6.com, Gorontalo - Equinox akan terjadi di Indonesia pada 21 Maret dan 23 September 2017. Kabar yang beredar seiring fenomena itu adalah suhu udara di Indonesia akan mencapai 40 derajat Celsius.
Kabar tersebut membuat sebagian warga khawatir, antara lain warga Kota Gorontalo yang dekat dengan garis khatulistiwa. Nuwa Abdulah (43), warga setempat, mengatakan, kekhawatirannya dari isu tentang suhu yang meningkat tajam pada waktu terjadinya equinox, sehingga bisa mempengaruhi daya tahan tubuh.
"Gorontalo kan memang panas cuacanya. Kalau terjadi equinox setahu saya akan makin panas. Takut nanti jadi sakit atau minimal sakit kepala," ujarnya di Gorontalo, Minggu, 19 Maret 2017, dilansir Antara.
Advertisement
Karena khawatir, ia bahkan berencana untuk tidak keluar rumah pada 21 Maret untuk menghindari dampak equinox.
Sementara warga lainnya, Nuryana, sudah siap mengantisipasi dampak equinox tersebut. "Saya sih berencana pakai payung dan tabir surya saja, soalnya banyak yang bilang nanti cuaca akan panas. Ya, tetap diantisipasi saja," ujar dia.
Baca Juga
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk tidak perlu mengkhawatirkan dampak dari equinox sebagaimana isu yang berkembang.
Equinox adalah fenomena astronomi di mana Matahari melintasi garis khatulistiwa dan secara periodik berlangsung dua kali dalam setahun, yaitu pada tanggal 21 Maret dan 23 September.
BMKG secara umum memperkirakan kondisi cuaca di wilayah Indonesia cenderung masih lembab/basah. Beberapa wilayah Indonesia saat ini sedang memasuki masa/periode transisi/pancaroba.
Equinox juga dinyatakan bukan merupakan fenomena seperti HeatWave yang terjadi di Afrika dan Timur Tengah, yang dapat mengakibatkan peningkatan suhu udara secara besar dan bertahan lama.
Masyarakat diminta mengantisipasi kondisi cuaca yang cukup panas, dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan tetap menjaga kesehatan keluarga serta lingkungan.
Prakirawan BMKG Gorontalo Fathuri mengatakan bahwa panas terik saat equinox tergantung kondisi geografis daerah. "Walaupun matahari berada di atas wilayah kita, faktor musim dan angin berpengaruh mengusir panas terik tersebut," tutur dia.
Equinox pun tidak berdampak ekstrem. Contohnya di daerah yang banyak angin, di wilayah dataran tinggi, dan daerah yang lagi musim hujan.
"Panas matahari maksimum tidak terlalu berpengaruh," kata Fathuri.