Liputan6.com, Garut - Akibat harga sapi yang terlampau mahal, sejumlah warga di Kampung Bojong Larang, Kelurahan Sukamentri, Kabupaten Garut, Jawa Barat lebih memilih kerbau untuk dijadikan sebagai hewan yang akan disembelih pada Hari Raya Idul Adha.
"Harga kerbau jauh murah di kisaran Rp 14 sampai 19 juta untuk berat 2 kuintal. Itu lebih murah daripada sapi yang harganya di atas dua puluhan (Rp 20 juta)," ujar Engkos (62), panitia kurban Kampung Bojong Larang, Jumat (1/9/2017).
Menurutnya, sejak lama panitia kurban di kampungnya kerap memakai sapi sebagai hewan kurban. Seiring terus meroketnya harga sapi dengan bobot hidup yang justru terus menyusut, daging sapi yang dihasilkan jauh berkurang.
Dengan kondisi itu, akhirnya hampir satu dekade terakhir, warga lebih suka menggunakan hewan kerbau untuk hewan kurban. Sebab selain harganya lebih murah, daging yang dihasilkan lebih banyak.
"Soal rasa, sapi dan kerbau kan tidak jauh beda," kata dia.
Ia lantas membandingkan harga kerbau Rp 17 juta dengan bobot 2,5 kuintal, sedangkan sapi yang hanya berat 1,8 kuintal dijual di angka Rp 20 juta. "Sapi itu tulangnya gede dagingnya sedikit, tetapi kalau kerbau justru sebaliknya," papar dia.
Di tengah tingginya harga sapi, ia memperkirakan warga Kampung Bojong Larang bakal tetap menggunakan kerbau sebagai hewan kurbannya, meskipun ada keinginan untuk kembali menggunakan sapi.
"Kecuali kalau harga sapi bisa murah, kami juga di sini ingin kurban sapi. Tapi ya mau gimana lagi (pakai kerbau), harganya (sapi) sekarang kan masih mahal," ujar dia.
Belum optimalnya stok persediaan sapi dalam negeri menyebabkan harga sapi terus meroket saat musim Idul Adha tiba. Rata-rata harga sapi naik Rp 1 juta dibanding tahun sebelumnya dengan bobot hidup sapi yang dijual.
Tak ayal, kondisi ini menyebabkan banyak warga yang akan berkurban, urung mendaftar untuk kurban sapi dan lebih memilih mengalihkan ke kerbau dengan harga yang lebih terjangkau.
Saksikan video menarik di bawah ini: