Penyebab Tabrakan Beruntun yang Tewaskan 5 Pengendara di Kudus

Tabrakan beruntun yang melibatkan bus dan sejumlah kendaraan bermotor ini terjadi di persimpangan Proliman, Jati, Kabupaten Kudus, Jateng.

oleh Felek WahyuLiputan6.com diperbarui 03 Sep 2017, 17:01 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2017, 17:01 WIB
Kecelakaan Maut
Tim Satlantas Polres Kudus dan Direktorat Lantas Polda Jateng menggelar penyelidikan di lokasi kecelakaan maut bus PO Indonesia. (Liputan6.com/Felek Wahyu)

Liputan6.com, Kudus - Polisi terus mengusut tabrakan beruntun di persimpangan Proliman, Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, yang menewaskan lima pengendara pada Kamis sore, 31 Agustus 2017. Penyebab kecelakaan maut yang melibatkan satu bus dari Perusahaan Otobus (PO) Indonesia dengan sejumlah kendaraan bermotor di lampu merah persimpangan jalan tersebut menemui titik terang.

Tim Traffic Accident Analysis (TAA) Polda Jateng yang menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) kecelakaan di persimpangan Proliman, Kecamatan Jati, Kudus, menemukan petunjuk bahwa sebelum terjadi kecelakaan, rem bus tidak blong.

Kapolres Kudus, AKBP Agusman Gurning, melalui Kasubag Humas, AKP Sumbar Priyono, menjelaskan, dari pelaksanaan olah TKP oleh TAA yang dipimpin langsung Kepala Subdirektorat Penegakan Hukum (Kasubdit Gakkum) Ditlantas Polda Jateng, AKBP Kristanto Yoga Darmawan, diketahui kondisi rem bus saat terjadi kecelakaan dalam kondisi baik.

"Keterangan pengemudi jika rem blong terbantahkan dari hasil TAA," ucap Priyono, Sabtu, 2 September 2017.

Saat olah TKP, Tim TAA Polda Jateng melakukan pengecekan tanda ban yang membekas akibat kecelakaan. "Di lapangan dilakukan penyelidikan bekas yang ditinggalkan berupa rekam jejak skid mark atau tanda selip ban. Kondisi ini membantah pengakuan pengemudi jika rem blong," ia membeberkan.

Pun demikian berdasarkan hasil pengecekan fisik barang bukti, bus tidak mengalami rem blong.

"Remnya berfungsi dengan baik. Ini bus baru, bannya juga masih bagus dan layak. Maka, kami masih telusuri dengan mengumpulkan data dan faktor lain penyebab kecelakaan," sebut Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Jateng, AKBP Kristanto.

Hingga saat ini, menurut Priyono, sopir dan awak bus PO Indonesia masih ditahan di Markas Polres Kudus.

Adapun jumlah korban meninggal dunia sebanyak lima orang. Empat orang mengembuskan napas terakhir di lokasi kejadian, sedangkan seorang lainnya di rumah sakit. Kelima jenazah korban kecelakaan telah dimakamkan.

Kepolisian dan Jasa Raharja telah memberikan santunan bagi korban tabrakan beruntun yang meninggal dunia. Dengan demikian, menurut dia, keluarga korban tidak harus mengurus ke kantor polisi maupun ke Jasa Raharja.

"Selain dari Jasa Raharja ada santunan dari PO, namun jumlahnya kita tidak mengetahui," ujar Priyono, sembari menjelaskan bahwa sejumlah korban luka sudah mulai pulang karena kondisinya membaik.



Satu Pasutri Jadi Korban

Kecelakaan Maut
Tim Satlantas Polres Kudus dan Direktorat Lantas Polda Jateng menggelar penyelidikan di lokasi kecelakaan maut bus PO Indonesia. (Liputan6.com/Felek Wahyu)

Adapun salah seorang keluarga korban, Zaenal Arifin (62), mengakui ada dua keponakannya yang menjadi korban kecelakaan bus PO Indonesia yang terguling pada Kamis, 31 Agustus 2017, pukul 18.35 WIB.

Kedua keponakannya itu merupakan pasangan suami istri (pasutri) yang sedang bepergian bersama dua anaknya. "Suami istri tersebut meninggal dunia, sedangkan dua anaknya selamat dan hanya mengalami luka ringan," ujar Zaenal, dilansir Antara.

Kedua suami istri tersebut, yakni Sri Mulyaningsih (36) dan Edi Handoko (40), merupakan warga Desa Wates, Kecamatan Undaan, Kudus. Sedangkan dua anaknya adalah Deri Setiawan (14) dan Ahmad Alfarul Haidar (6).

Saat kejadian, menurut Zaenal, korban sedang menunggu lampu pengatur lalu lintas menyala hijau.

"Nahas, tiba-tiba dari arah Surabaya, muncul bus PO Indonesia yang sarat penumpang oleng ke kiri dan menimpa sejumlah pengendara yang antre di lampu pengatur lalu lintas," ujarnya.

Setelah oleng, imbuh Zaenal, bus tersebut terguling dan menimpa keponakannya itu bersama pengendara lainnya.

Sementara, berdasarkan keterangan salah seorang penumpang bus, Said, yang berasal dari Jepara, saat kejadian dirinya tidak melihat secara langsung. "Hanya mendengar teriakan Allahu Akbar, kemudian bus terguling ke kanan dan menimpa sejumlah pengendara yang sedang antre lampu hijau," ujarnya.

Penumpang bus, kata dia, penuh, sedangkan dirinya saja harus rela berdiri karena tidak kebagian tempat duduk. Akibat kejadian tersebut, ia mengalami patah tangan kanan, sehingga harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Kejadian berawal ketika bus PO Indonesia bernomor polisi H 7519 UV yang dikemudikan Ikhwan Mukminin (46), asal Desa Tireman, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, melaju kencang dari arah Surabaya menuju Semarang.

Sesampainya di tempat kejadian, bus yang diduga hendak mengejar nyala lampu hijau, tidak berhasil, sehingga sopir banting setir ke kiri. Namun, nahas, bus justru terguling ke kanan dan menimpa sejumlah pengendara sepeda motor maupun mobil.

Tercatat ada tujuh sepeda motor, meliputi sepeda motor Yamaha Mio, Honda Supra, Honda Beat, Honda CB150, Yamaha Vixion, dan dua Honda Vario. Sedangkan kendaraan roda empat meliputi mobil Toyota Avanza bernomor polisi H 9189 BF, mobil Luxio bernomor polisi H 9155 LR, dan mobil bak terbuka bernomor polisi K 1949 BN.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya