Disindir Anak, Seorang Ibu Pilih Tinggal di Kandang Kambing

Sebelum disindir anak, ibu yang tinggal di kandang kambing sempat dimarahi anaknya karena lupa mematikan mesin pompa air.

oleh Aldiansyah Mochammad Fachrurrozy diperbarui 31 Jan 2018, 17:02 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2018, 17:02 WIB
Kandang Kambing
Kandang Kambing milik Maryam Habu, (50) menjadi tempat tinggalnya saat ini. Foto: (Aldiansyah Mochammad Fachrurrozy/Liputan6.com)

Liputan6.com, Gorontalo - Pasrah. Hanya itu yang bisa dilakukan oleh Maryam Habu (50), warga Desa Isimu Raya, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo. Ia harus tinggal di sebuah kandang kambing yang kini disebutnya tempat tinggal. Saat ditemui sore itu, Maryam tengah sibuk membersihkan tempat tinggalnya.

Sebagai seorang ibu dari tiga orang anak dan sudah tak memiliki suami, Maryam mengaku awalnya tinggal di rumah anak tertuanya. Rumah anaknya itu hanya berjarak 10 meter dari kandang kambing miliknya.

Ia menceritakan pada suatu hari, anak tertuanya bertengkar dengan saudaranya, hanya karena lupa mematikan mesin pompa air.

"Mesin air memang lupa dimatikan, anak saya marah dan bilang bahwa kami hanya menambah beban utang saja tinggal di rumahnya," kenang dia.

Sejak mendengar pertengkaran itu, perasaan sedih dirasakan Maryam. Apalagi, sikap anaknya berubah dan tak lagi mau berbicara dengannya. Merasa hanya menjadi beban bagi anaknya, Maryam memutuskan pergi dari rumah dan tinggal di kandang kambing.

 

 

Tak Layak Huni

Kandang Kambing
Di kandang kambing yang menjadi tempat tinggalnya, Maryam Habu kini tinggal bersama Anak bungsunya. Foto: (Aldiansyah Mochammad Fachrurrozy/Liputan6.com)

Masalah muncul karena kandang kambing itu tak layak dijadikan tempat tinggal, apalagi anak bungsunya Ollan (26) memilih ikut tinggal dengannya. Seekor kambing yang menjadi harta satu-satunya, terpaksa ia jual seharga Rp 900 ribu.

Uang hasil penjualan tersebut digunakan untuk membuat dinding rumah.  Itupun tak cukup, ia memakai beberapa lembar kain sebagai tambahan dinding.

 "Ya, kedinginan kalau malam hujan, sedikit-sedikit basah," dia menambahkan.

Untuk makan sehari-hari, ia mengaku menggantungkan hidup sebagai pekerja harian meskipun penghasilannya tidak menentu. Hanya itu yang bisa ia kerjakan. Sejak tinggal di kandang kambing, tidak ada satu pun anaknya yang bersedia menjenguk Maryam. 

"Biasanya, upah dari bekerja membantu menanam jagung atau membersihkan jagung jika ada petani yang panen," ujar Maryam.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya