Awas, Jalur Lintas Selatan Jateng di Banyumas Longsor 25 Meter

BPBD dan Satuan Lalu Lintas Polres Banyumas memasang rambu peringatan. Area longsor sepanjang 25 meter itu pun dipasang pembatas pengamanan.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 13 Feb 2018, 08:31 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2018, 08:31 WIB
Longsor Jalur Lintas Selatan (JLS) Jawa Tengah di titik Lumbir, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/BPBD Banyumas/Muhamad Ridlo)
Longsor Jalur Lintas Selatan (JLS) Jawa Tengah di titik Lumbir, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/BPBD Banyumas/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banyumas - Ruas Jalur Nasional Lintas Selatan (JLS) Jawa Tengah di titik Lumbir Kabupaten Banyumas, longsor, Minggu petang (12/2/2018), setelah hujan lebat terjadi di wilayah itu. Polisi menerapkan sistem buka tutup untuk menghindari kecelakaan fatal.

Longsor terjadi pada tebing jalan yang berimpitan dengan sungai dan memakan separuh jalan dengan panjang mencapai 25 meter, lebar 3,5 meter, dan kedalaman 10 meter. Dikhawatirkan, beban kendaraan yang melintas bakal memicu longsor lebih besar di titik ini.

Pasalnya, persis setelah longsor, telah jatuh korban luka-luka. Saat itu, ada sepeda motor yang melintas dan terjun ke bagian longsor. Akibatnya, pengendara terluka.

Korban langsung dilarikan ke Puskesmas Lumbir, Banyumas yang berjarak sekitar tiga kilometer dari lokasi. Diketahui, korban bernama Yusuf Efendi, warga Lumbir.

"Yang nyemplung motornya. Jadi sudah longsor, beliaunya lewat, kan pas tikungan," ucap Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, Kusworo, Senin, 12 Februari 2018.

Untuk mengantisipasi kecelakaan lain, usai longsor, BPBD dan Satuan Lalu Lintas Polres Banyumas memasang rambu peringatan. Area longsor sepanjang 25 meter itu pun dipasang pembatas pengamanan. Polisi menerapkan sistem buka tutup di ruas yang longsor ini.

Angin Langkisau Bikin Porak Poranda Desa Gandatapa

Puting beliung merusak puluhan rumah di Desa Gandatapa, Sumbang, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/Tagana Banyumas/Muhamad Ridlo)
Puting beliung merusak puluhan rumah di Desa Gandatapa, Sumbang, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/Tagana Banyumas/Muhamad Ridlo)

Pada waktu yang hampir bersamaan, bencana angin langkisau atau puting beliung menerjang desa Gandatapa Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas. Dalam peristiwa itu, puluhan rumah warga dan fasilitas umum rusak.

Aliran listrik pun padam lantaran jaringan tertimpa pohon tumbang. Sementara ini, sudah terdata 27 rumah rusak di RW 5 dan RW 1 Desa Gandatapa. Terparah terjadi di RT 2 RW 5. Di wilayah ini, terdapat 15 rumah rusak.

Komandan Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Kabupaten Banyumas, Heriana Ady Chandra mengatakan hari ini BPBD Banyumas memverifikasi jumlah pasti rumah yang terdampak bencana puting beliung.

Warga, Tagana, BPBD, TNI, Polri, dan relawan lainnya menyingkirkan materiel dampak puting beliung dan mulai memperbaiki rumah yang rusak. BPBD Banyumas juga mendistribusikan bantuan logistik untuk korban bencana.

H+3 Longsor, Jalur Banjarnegara-Karangkobar Masih Lumpuh

Material longsor di Paweden, Banjarmangu, Banjarnegara belum berhasil disingkirkan. (Foto: Liputan6.com/SRU RAPI BJN/Muhamad Ridlo)
Material longsor di Paweden, Banjarmangu, Banjarnegara belum berhasil disingkirkan. (Foto: Liputan6.com/SRU RAPI BJN/Muhamad Ridlo)

Di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, jalur provinsi antara Kota Banjarnegara menuju Kecamatan Karangkobar hingga H+3 longsor masih tertutup total. Tim gabungan penanganan longsor belum selesai menyingirkan materiel longsor di Desa Paweden, Kecamatan Banjarmangu.

Diketahui, longsor menyebabkan jalan utama menuju Karangkobar di titik ini tertutup material dengan panjang mencapai 217 meter, lebar 70 meter, dan ketinggian 25 meter. Adapun jumlah materielnya diperkirakan mencapai 1.500 meter kubik.

Sejak Sabtu lalu, Bina Marga mengerahkan dua alat berat untuk menyingkirkan material. Hari ini, BPBD menambah tiga unit ekskavator sehingga jumlahnya mencapai lima unit. Arif tak tak berani memperkirakan kapan jalur Banjarnegara-Karangkobar ini bisa diakses kembali dengan normal.

Namun, ia memperkirakan dalam jangka waktu tiga hari ke depan, jalur ini kemungkinan bisa diakses. Ini mempertimbangkan jumlah materiel longsor yang besar dan sulitnya medan.

Tim Penanganan Terkendala Cuaca dan Medan

Foto udara longsor Paweden, Banjarnegara, yang memutus jalur Banjarnegara-Karangkobar. (Foto: Liputan6.com/BPBD Banjarnegara/Muhamad Ridlo)
Foto udara longsor Paweden, Banjarnegara, yang memutus jalur Banjarnegara-Karangkobar. (Foto: Liputan6.com/BPBD Banjarnegara/Muhamad Ridlo)

"Yang Paweden ini masih pembersihan material. Jadi yang di atas, Slatri sudah, tinggal ini yang di Paweden yang materielnya cukup banyak. Kita menggunakan alat berat dan tenaga manusia," Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara, Arif menjelaskan, saat dihubungi Liputan6.com, Senin.

Arif pun mengakui, penanganan longsor di Paweden amat tergantung cuaca. Jika hujan, maka operasi pembersihan dihentikan. Pasalnya, hujan lebat dikhawatirkan memicu longsor susulan. Sebab, kondisi geologi di wilayah Paweden adalah materiel rombakan yang mudah longsor.

Arif menjelaskan, pada Sabtu gerakan tanah masih berlangsung. Namun, pada Minggu, gerakan tanah telah berhenti. Namun, risiko longsor susulan masih tinggi mempertimbangkan curah hujan beberapa hari terakhir.

Arif menambahkan, titik longsor lain di jalur yang sama, di Desa Slatri, Kecamatan Karangkobar, tim telah berhasil menyingkirkan materiel longsoran. Namun, lantaran titik Paweden masih tertutup, maka jalur utama antara Banjarnegara-Karangkobar belum bisa diakses.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya