Ganjar Pranowo Bertemu Buya Syafii di Yogyakarta, Apa yang Dibahas?

Calon Gubernur Jawa Tengan Ganjar Pranowo bertemu dengan mantan Ketua PP Muhammadiyah Syafii Maarif. Apa saja yang mereka bahas?

oleh Switzy Sabandar diperbarui 13 Mar 2018, 22:00 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2018, 22:00 WIB
Ganjar Pranowo dan Syafii Maarif
Ganjar Pranowo bertemu dengan Syafii Maarif di Grha Suara Muhammadiyah Yogyakarta

Liputan6.com, Yogyakarta - Calon Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tiba di Grha Suara Muhammadiyah, Selasa (13/3/2018) pada pukul 10.30 WIB. Kedatangan inkumben gubernur Jawa Tengah itu sudah ditunggu oleh mantan Ketua PP Muhammadiyah, Syafii Maarif.

Awalnya, Ganjar ingin bertemu Buya Syafii di kediaman negarawan itu. Akan tetapi, Buya memilih Grha Suara Muhammadiyah sebagai tempat pertemuan.

Pertemuan Ganjar dan Buya Syafii berlangsung tertutup selama satu jam. Ruang di lantai dua gedung itu menjadi saksi pertemuan mereka.

Seusai pertemuan, Ganjar bersedia memberi keterangan kepada wartawan yang sudah menunggu di lantai satu sejak pagi. Ia juga sempat memberikan tiga buah buku kepada Buya Syafii sebagai cinderamata, salah satunya buku novel yang menceritakan biografi Ganjar semasa kecil.

"Rencana sowan ke Buya Syafii sudah lama dan baru terealisasi sekarang, saya minta saran kepada beliau supaya pilkada berjalan aman, nyaman, dan tidak galak," ujar Ganjar.

Ganjar juga menginginkan suasana pilkada Jawa Tengah yang kondusif dan tidak memecah belah masyarakat.

 

Menjaga Pilkada Jateng yang Sangat 'Jateng'

Ganjar Pranowo dan Syafii Maarif
Ganjar Pranowo bertemu dengan Syafii Maarif di Grha Suara Muhammadiyah Yogyakarta

Ganjar menilai pilkada Jateng relatif adem ayem. Ia bersama dengan lawan calon gubernur Sudirman Said berusaha tidak menunjukkan permusuhan, saat bertemu langsung maupun tidak.

"Suasananya 'Jateng banget', saling menghormati dan penuh unggah-ungguh," kata Ganjar.

Ia juga memantau dinamika elektabilitasnya. Ganjar menunggu hasil dua survei dari internal tim suksesnya dan lembaga survei profesional.

"Terakhir survei dari Kompas katanya (elektabilitas) 79 persen, tapi tetap tidak boleh sombong," kata Ganjar.

 

Black Campaign Lewat Ponsel

Ganjar Pranowo dan Syafii Maarif
Ganjar Pranowo bertemu dengan Syafii Maarif di Grha Suara Muhammadiyah Yogyakarta

Ganjar berpendapat, tantangan sulit yang dihadapi untuk menciptakan iklim pilkada yang kondusif adalah ponsel. Ia berbicara sembari menunjukkan ponsel di tangannya.

Artinya, arus informasi yang diterima masyarakat sangat deras dan belum tentu semua terkonfirmasi. Akses informasi lewat ponsel pintar menjadi pintu masuk paling mudah untuk Black campaign.

"Yang sulit menjaga di sini (ponsel), banyak anonim, dan sampai hari ini belum ada cara mengatasi itu," tuturnya.

Ganjar mengaku menjadi korban fitnah lewat akun sosial media yang mengatasnamakan Ganjar Dua Periode. Akun itu berisi hal-hal yang menjelek-jelekkan Sudirman Said.

"Saya laporkan ke polisi, polres dan tim cyber crime juga sudah bergerak," kata Ganjar.

 

Dapat Arahan Program Lebih Realistis

Ganjar Pranowo dan Syafii Maarif
Ganjar Pranowo bertemu dengan Syafii Maarif di Grha Suara Muhammadiyah Yogyakarta

Ganjar juga bercerita pertemuannya dengan Buya Syafii membahas program dan rencana kerjanya apabila terpilih menjadi gubernur Jateng.

"Beliau lebih mengarahkan saya untuk program yang realistis dalam penerapannya," ucapnya.

Buya Syafii memberi contoh politik pertanian organik, sedangkan Ganjar menekankan pada permodalan mikro.

"Saya berterima kasih calon gubernur sudah datang, Sekali-kali tokoh Jawa Tengah datang ke sini (Grha Muhammadiyah)," ujar Buya Syafii.

Ia mengaku senang bisa berbincang dengan Ganjar dan tidak memungkinkan yang dibutuhkan untuk negara ini adalah terobosan.

"Sila kelima Pancasila harus dibawa turun ke bumi jangan hanya di awang-awang," ucapnya.

 

Ajakan Demokrasi Santai

Ganjar Pranowo dan Syafii Maarif
Ganjar Pranowo bertemu dengan Syafii Maarif di Grha Suara Muhammadiyah Yogyakarta

Buya Syafii meminta pilkada Jateng jangan sampai seperti DKI Jakarta yang merusak demokrasi.

"Mari berdemokrasi dengan tenang, dengan santai dan jaga bangsa ini, jaga rakyat, jangan bertopeng," tuturnya.

Pertemuannya dengan Ganjar juga tidak membuat Buya Syafii merasa cemas atau khawatir akan dirundung berita hoax.

Ia menilai orang yang kerap merundung dengan cara apapun sebenarnya sedang menganiaya diri sendiri tanpa disadari.

"Ada istilah buih dan air, bagi saya hoax hanya buih yang tidak lama bertahan, beda dengan air yang bertahan," kata Buya Syafii.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya