Ritual Khusus Tim Pemburu Sebelum Hadapi Harimau Bonita

Ritual sebelum menangkap harimau Bonita ini dipimpin oleh tokoh adat ataupun orang pintar di desa tersebut.

oleh M Syukur diperbarui 05 Apr 2018, 11:30 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2018, 11:30 WIB
Setelah Terkena Bius, Jejak Harimau Bonita Kini Sulit Terlacak
Harimau Bonita biasanya mengejar mobil petugas yang mengejarnya. Tapi beberapa hari ini, sang datuk belang tak ketahuan rimbanya. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Tim terpadu penanganan konflik Harimau Sumatera di Desa Tanjung Simpang, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, jalani ritual bersama warga setempat. Tujuannya untuk keselamatan tim dalam mencari jejak harimau Bonita yang sudah menewaskan dua warga di sana.

"Selain keselamatan tim, ritual juga bertujuan supaya harimau Bonita segera tertangkap untuk dievakuasi," kata Humas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Dian Indriati, dihubungi dari Pekanbaru, Rabu (4/4/2018) petang.

Menurut Dian, ritual ini sudah dilakukan beberapa kali. Tim menilai niat dari ritual ini baik dan dipimpin oleh tokoh adat ataupun orang pintar di desa tersebut.

"Niatnya baik ritual ini, tidak ada niat macam-macam. Untuk keselamatan tim," kata Dian.

Ritual ini menggunakan seekor ayam yang sudah digoreng, beberapa buah seperti pisang kemudian dihidupkan empat batang lilin di setiap sisi. Ritual dilaksanakan di perkebunan sawit.

Pemimpin ritual membaca doa selamat agar tim terjaga dari Bonita selama pencarian. Ritual ini juga berharap harimau Bonita tak lagi masuk ke perkampungan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

Tempuh Berbagai Cara

Bonita
Bule cantik asal Kanada diterjunkan untuk memburu Bonita. Foto: (M Syukur/doc BKSDA)

Dian menyatakan tim terpadu di lapangan sudah menempuh berbagai cara untuk menangkap Bonita. Selain ritual, juga pernah dilakukan doa bersama untuk keselamatan tim.

"Intinya tim berdoa dan berusaha supaya Bonita bisa dievakuasi secepatnya," sebut Dian.

Selain menambah jumlah pasukan, Dian juga menyebut tim juga memperbanyak kamera intai di lokasi. Tujuannya mengetahui perlintasan Bonita yang sudah beberapa pekan lebih memilih berdiam di hutan.

Meski masuk ke hutan, Bonita sesekali juga keluar mengintai warga yang beraktivitas di perkebunan sawit. Warga yang masuk ke hutan juga tak luput dari kejarannya.

Terbukti sejak berpindah dari perkampungan, sudah dua kali Bonita mengejar warga. Pertama mengejar tujuh warga yang masuk hutan, di mana mereka selamat setelah memanjat hutan.

Kedua, Bonita tiba-tiba mengejar warga bernama Iwan yang sedang memanen sawit. Bonita muncul dari semak-semak dan langsung membuat Iwan melompat ke dalam kanal setelah jaraknya dengan Bonita hanya beberapa meter saja.

"Pengejaran Iwan ini membuat 25 pekerja lainnya ketakutan hingga akhirnya dievakusi tim dari lokasi," terang Dian.

Dua hari belakangan, tim juga mendatangkan bule asal Kanada bernama Sakti. Dia selama ini bekerja di Yayasan Asari dan sudah berada di Indonesia sejak tahun 2017.

Sakti disebut Dian merupakan ahli komunikasi binatang. Tanpa menggunakan alat, Sakti disebut mampu mendeteksi keberadaan hewan setelah mempelajari frekuensi suara.

"Jadi Sakti ini metodenya mempelajari frekuensi suara, dari mana asal atau sumber suara. Ini ilmiah, jadi bukan pawang Sakti ini," kata Dian.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya