Liputan6.com, Palembang - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di beberapa daerah di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), berpotensi menyebabkan paparan kabut asap tebal di 17 kabupaten/kota.
Kegiatan belajar mengajar pun akan terganggu, karena aktivitas belajar dimulai pada pagi hari, saat kabut asap pekat mulai terasa.
Untuk meminimalisasi para siswa terpapar kabut asap tebal pada pagi hari, Dinas Pendidikan (Disdik) Sumsel berencana memundurkan jadwal masuk sekolah di Sumsel.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Kepala Disdik Sumsel Widodo, mereka sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk disdik di 17 kabupaten/kota, untuk memberlakukan kebijakan ini.
"Jika kabut asap tebal mulai terasa di pagi hari, kebijakan ini akan kita jalankan. Karena beberapa hari ini terasa tebalnya kabut asap di Kota Palembang dan kabupaten lain," ujarnya kepada Liputan6.com, Minggu (8/9/2019).
Kebijakan memundurkan jadwal masuk sekolah di 17 Kabupaten/Kota se-Sumsel ini, juga sudah disampaikan ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel. Kemungkinan jadwal sekolah akan dimundurkan pada siang hari.
Namun saat ini, kualitas udara masih normal apalagi kabut asap tidak terlalu tebal di pagi hari, hanya saja terasa pada waktu subuh.
"Bila kabut asap semakin terlihat parah, dan kualitas udara dinyatakan tidak sehat, maka kita bisa berlakukan belajar mandiri di rumah," katanya.
Disdik Sumsel juga mengimbau kepada seluruh pejabat di sekolah, agar memastikan para siswa menggunakan masker selama proses belajar mengajar. Hal ini untuk mengantisipasi gangguan kesehatan, terutama pernapasan saat terpapar kabut asap tebal akibat karhutla di Sumsel.
Sebelumnya Dinkes Sumsel sudah melakukan pembagian masker ke seluruh warga di Kota Palembang, pada hari Kamis (6/9/2019).
Kepala Dinkes Sumsel Lesty Nuraini mengatakan, ada belasan ribu masker yang dibagikan di berbagai titik di Kota Palembang, seperti di persimpangan jalan hingga sekolah.
Bagi Masker di Sekolah
"Kita sudah mengeluarkan surat edaran kepada dinkes di 17 Kabupaten/Kota di Sumsel. Untuk melaksanakan upaya mencegah gangguan kesehatan akibat paparan kabut asap, seperti pembagian masker," ujarnya.
Surat edaran sudah dikirimkan ke 17 Kabupaten/Kota di Sumsel, agar bisa mengedukasi masyarakat tentang ancaman dan antisipasi gangguan kesehatan akibat paparan kabut asap.
Mereka juga mengimbau ke masyarakat, agar segera mendatangi fasilitas kesehatan (faskes) terdekat, jika kesehatan menurun.
"Posko kesehatan sudah ada di setiap posko penanggulangan kebakaran hutan dan lahan, kita minta agar siaga. Jika ada warga yang mengeluhkan sakit, langsung ditindaklanjuti," ujarnya.
Selain itu, Dinkes Sumsel pun terus menyosialisasikan kepada masyarakat untuk tetap menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
"Menjaga asupan gizi, banyak minum dan kalau asap sedang pekat sebisa mungkin hindari keluar ruangan. Jika terpaksa keluar rumah, gunakan masker," ucapnya.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement