Hikayat Situs Batu Kursi Cirebon, Tempat Bermunajat Jadi Penguasa

Sejumlah situs bersejarah di Cirebon banyak didatangi pengunjung. Selain menjadi tempat wisata, juga sebagai tempat untuk berdoa dan mendapat berkah.

oleh Panji Prayitno diperbarui 29 Nov 2019, 00:00 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2019, 00:00 WIB
Hikayat Situs Batu Kursi Cirebon
Penampakan situs batu kursi Cirebon yang ramai dikunjungi para calon kepala desa pada momen Pilkades. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Kawasan Pantura Cirebon tak hanya dikenal dengan warisan sejarah budaya dan kuliner. Sejumlah praktik mistis kerap dijumpai pada momen tertentu di Cirebon.

Selain jasa dukun atau paranormal, sejumlah tempat keramat juga menjadi salah satu lokasi yang banyak didatangi pengunjung, baik untuk berziarah maupun mengharapkan sesuatu.

"Kalau di sini di tempat ini paling ramai orang datang pas momen pemilihan kepala desa. Selain itu ya orang datang biasa saja memohon sesuatu," kata salah seorang warga sekitar situs Batu Kursi di Desa Greged, Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon, belum lama ini.

Situs Batu Kursi Cirebon berada di dalam perkebunan warga Desa Greged Kabupaten Cirebon. Orang yang datang ke situs tersebut meyakini jika duduk di atas kursi batu itu keinginannya akan terkabul.

Dia mengatakan, sebagian besar orang yang datang ke lokasi situs Batu Kursi Cirebon itu adalah calon kepala desa. Mereka melakukan berbagai ritual untuk memenangkan kontestasi pilkades.

"Anehnya setelah duduk di batu kursi itu calon kepala desa benar-benar menang di Pilkades. Saya tidak tahu bagaimana detailnya ritual di batu kursi itu sendiri," kata dia.

Biasanya, orang yang datang ke Batu Kursi membawa sesajen seperti satai, kue serabi, dan satu batang rokok. Warga mengaku tidak mengetahui secara pasti sejarah batu kursi itu.

Tokoh masyarakat setempat, Edi mengatakan, biasanya orang yang datang ke Batu Kursi Cirebon akan meminta izin kepada warga terlebih dahulu.

Tokoh Masyarakat

Hikayat Situs Batu Kursi Cirebon
Penampakan situs batu kursi Cirebon yang ramai dikunjungi para calon kepala desa pada momen Pilkades. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

"Setelah dapat izin mereka memanjatkan doa-doa salah satunya tahlil. Setelah tahlil, calon kepala desa duduk di atas batu kursi itu sambil meletakkan sesajen yang dibawa," kata Edi.

Namun demikian, kata Edi, banyak juga permintaan orang yang datang tersebut tidak terkabul. Edi mengatakan, permintaan tidak dikabulkan apabila orang tersebut meminta kekayaan.

"Intinya permintaan untuk mendapat barokah dan posisi sebagai pemimpin saja. Kalau permintaan yang lain biasanya tidak akan terkabul," ujar dia.

Edi menyebut, situs Batu Kursi tersebut pernah diteliti oleh para ahli arkeologi pada tahun 2011 dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Badan Pengembangan Sumber Daya Balai Arkeologi Bandung.

Hasil penelitian tersebut menyebutkan, Batu Kursi berasal dari bongkahan batu andesit yang diperkirakan dipahat sebagian agar mendapatkan bidang datar dan bidang senderan.

"Tapi masih sedikit informasi yang bisa diambil tentang batu ini," kata dia.

Saksikan video pilihan berikut ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya