Saat Kilatan dan Sambaran Petir Sampai ke Teras Rumah, Petani di Karawang Tewas

Mendadak, sekitar pukul 15.30 WIB, tiba-tiba kilatan petir menyambar rumah. Pada waktu bersamaan, korban ikut tersambar

oleh Abramena diperbarui 29 Des 2019, 00:00 WIB
Diterbitkan 29 Des 2019, 00:00 WIB
Pria Karawang Tewas tersambar petir di teras rumah. (Foto: Liputan6.com/Abramena)
Pria Karawang Tewas tersambar petir di teras rumah. (Foto: Liputan6.com/Abramena)

Liputan6.com, Karawang - Bahaya sambaran petir bisa terjadi bahkan di lokasi yang dikira aman. Koswara (61) pria warga Dusun Walahar Satu RT 03 RW 01 Desa Walahar, Kecamatan Klari, Karawang, tewas tersambar petir di teras rumahnya, Jumat sore (27/12/2019).

Istri Koswara menuturkan, sepulang dari sawah, Koswara beristirahat di teras rumah. Saat itu, hujan deras mengguyur kawasan ini.

Mendadak, sekitar pukul 15.30 WIB, tiba-tiba kilatan petir menyambar rumah. Pada waktu bersamaan, korban ikut tersambar.

"Korban baru pulang dari sawah, sesampainya di rumah istirahat sambil duduk di kursi, tiba-tiba kilatan petir menyambar. Akhirnya korban tergeletak di lantai dengan kondisi bau gosong," kata Agus Triana, Satgas BPBD Klari Karawang.

Sontak istri korban pun berteriak minta tolong. Warga berdatangan ke lokasi dan langsung mengevakuasi korban sambaran petir. Namun petani itu sudah tidak bernyawa.

Kasus tersebut kemudian dilaporkan ke pihak kepolisian Resor Karawang. Tim identifikasi mengolah tempat kejadian perkara (TKP), termasuk meminta keterangan sejumlah saksi.

"Polisi sudah meminta keterangan keluarga korban dan saksi," terang Kapolsek Klari, Kompol Relisman Nasution.

Relison mengatakan, korban tersambar petir tak divisum karena permintaan keluarga. Terlebih, berdasar olah TKP dan keterangan saksi-saksi, tak ada dugaan tindak pidana dalam peristiwa ini.

Tips Menghindari Petir

Pria Karawang Tewas tersambar petir di teras rumah. (Foto: Liputan6.com/Abramena)
Pria Karawang Tewas tersambar petir di teras rumah. (Foto: Liputan6.com/Abramena)

Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Farida Asriani mengingatkan masyarakat untuk tidak berteduh di bawah pohon saat terjadi hujan disertai petir guna menghindari sambaran.

"Ketika turun hujan disertai petir, masyarakat harus segera masuk ruangan, jangan berteduh di bawah pohon, jangan berada di tanah lapang dan hindari berada di kolam renang," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat, 27 Desember 2019, dilansir Antara.

Ketua Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Unsoed tersebut menjelaskan, pohon merupakan salah satu penghantar listrik.

"Pohon itu penghantar listrik, jika pohon itu lebih tinggi dari bangunan atau benda lain di sekitarnya maka dia yang akan menjadi sasaran sambaran, karena itu pernah ada kejadian di mana orang berteduh di bawah pohon di pinggir lapangan atau di alun-alun terkena sambaran petir. Karena di sekitar lapangan yang paling tinggi ya pohon," katanya.

Ia juga mengatakan, kendati bukan di bawah pohon, namun berteduh di tempat terbuka masih memungkinkan petir menyambar.

"Pemicunya tentunya benda penghantar yang posisinya tinggi. Sifat petir kan akan menyambar benda-benda penghantar yang tertinggi posisinya. Contohnya adalah antena, yang pasang antena tertinggi itu yang paling berpotensi tersambar," katanya.

Ponsel dan Sambaran Petir

Pria di Kebumen tewas tersambar petir saat memasang jaring di sawah. (Foto: Liputan6.com/Polres Kebumen/Muhamad Ridlo)
Pria di Kebumen tewas tersambar petir saat memasang jaring di sawah. (Foto: Liputan6.com/Polres Kebumen/Muhamad Ridlo)

Untuk itu, ia mengingatkan agar masyarakat segera berlindung di dalam rumah atau bangunan tertutup saat terjadi hujan disertai petir.

"Namun demikian, walaupun sudah berada di dalam rumah saat turunnya hujan disertai petir, masih ada yang juga perlu diperhatikan oleh masyarakat, yakni harus hindari interaksi dengan perangkat yang menggunakan listrik karena dikhawatirkan sambaran bisa masuk lewat aliran listrik ," katanya.

Ia juga menambahkan, saat sedang turun hujan yang disertai petir sebaiknya masyarakat tidak menggunakan telepon genggam yang dayanya sedang diisi.

"Sebenarnya ponsel sendiri tidak terlalu berisiko, yang berisiko adalah ketika dayanya sedang diisi atau sedang menyambung ke aliran listrik, karena sambaran petir bisa masuk lewat aliran listrik. Dan itu terjadi kalau jaringan listrik yang dipakai untuk sumber pengisi daya telepon genggamnya tersambar," katanya.

Sementara itu, dia juga mengingatkan mengenai pentingnya sosialisasi secara terus menerus kepada masyarakat mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan saat terjadi hujan disertai petir.

Sosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat harus terus menerus dilakukan guna mendukung upaya pengurangan risiko saat terjadi hujan disertai petir.

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya