Liputan6.com, Goroantalo - Jika Anda bosan menikmati sajian kelapa muda yang begitu-begitu saja, silakan berkunjung ke Center Point, Kecamatan Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango (Bonebol). Di situ ada Kedai Kelapa Muda Bakar, kuliner khas favorit raja Gorontalo.
Mendekat ke lokasi kedai, pagi-pagi asap sudah mulai mengepul. Sebuah drum besar berisi beberapa kelapa muda sudah mulai dibakar.
Baca Juga
Bahkan pengunjung pun bisa mencoba beberapa varian rasa tergantung selera masing-masing. Ada juga yang dicampur dengan rempah sehingga rasanya sangat Indonesia sekali.
Advertisement
Mulai dari campuran gula aren, jahe, Serai, cengkih, kayu manis hingga madu yang membuat akhir pekan anda lebih nikmat. Bahkan minuman ini paling nikmat ketika di minun setelah melakukan aktivitas olahraga, sebab minuman ini bisa mengembalikan stamina.
Setiap pembeli harus menunggu selama dua jam saat proses pembakaran. Setelah proses pembakaran selesai, selanjutnya dilakukan peracikan rasa sesuai selera pemesan dan disajikan saat masih hangat.
Harganya pun tidak merobek kantong, setiap orang hanya perlu mengeluarkan uang Rp15 ribu untuk bisa mencicipi kelapa muda bakar khas Kabupaten Bonebol itu.
Tomi Usman, pemilik kedai mengatakn, ide membuat kelapa muda bakar tersebut merupakan inisiasi dari dirinya sendiri, karena mengingat penjual kelapa muda bakar di Gorontalo sendiri belum ada.
"Jadi harus diperkenalkan kembali," tutur Tomi kepada Liputan6.com.
Ia mengaku, meski baru dibuka, kedai sudah dibanjiri pengunjung, sebab banyak yang mengaku bahwa kelapa muda bakar ini banyak khasiatnya.
Apalagi sudah dicampur dengan berbagai macam racikan rempah seperti jahe, pengunjung percaya ini bisa meningkatkan sistem imun dan mampu mencegah virus corona.
"Banyak yang percaya bahwa kelapa muda bakar itu berkhasiat menyembuhkan penyakit, apalagi kalau dicampur dengan sejumlah rempah, yang kata mereka mencegah virus corona," katanya.
Â
Simak juga video pilihan berikut ini:
Berkah di Tengah Wabah
Wabah virus corona Covid-19 yang belakangan sudah mulai masuk ke beberapa daerah di Indonesia, menjadi berkah tersendiri buat Tomi si pemilik kedai kelapa muda bakar.
"Kebanjiran pesanan, mungkin ini berkah saya di tengah serangan wabah virus corona, orang-orang datang. Bahkan puncaknya itu saat akhir pekan," tambahnya.
Kelapa muda bakar bukan kuliner baru bagi orang Gorontalo, konon sajian ini sudah ada sejak zaman kerajaan di Gorontalo. Kelapa muda bakar kerap jadi sajian favorit para raja.
Sejarawan Gorontalo, Kasim Merjiu tidak menampik hal itu. Awalnya minuman ini disajikan oleh raja Ternate saat melantik Raja Hubulo Gorontalo kala itu.
"Hingga akhirnya minuman ini diadopsi dan menjadi jamuan saat acara-acara besar kerajaan Gorontalo," kata Kasim Merjiu.
Hilangnya olahan minuman ini ketika para raja Gorontalo meninggal dunia. Berangsur-angsur masyarakat Gorontalo mulai terpengaruh dengan budaya barat. Banyaknya olahan-olahan kelapa muda yang dibawa penjajah membuat kelapa muda bakar mulai dilupakan.
"Setelah para raja sudah tiada, perang dunia pertama banyak penjajah masuk dengan membawa budaya barat yang memperkenalkan olahan kelapa muda yang lain, hingga kelapa muda bakar terlupakan," tuturnya.
Mudah-mudahan dengan munculnya kedai kelapa muda bakar ini bisa mempertahankan tradisi Gorontalo yang sempat hilang beberapa abad silam. Dengan harapan warga Gorontalo bisa mengenalnya.
"Mudah-mudahan warga Gorontalo kembali mengenal minuman ini, kuliner para raja yang hilang beberapa abad silam," kata Kasim menambahkan.
Â
Advertisement