Takut Tertular Covid-19, Warga Pasangkayu Biarkan Pemuda Tewas di Tepi Jalan

MK (21) seorang mahasiswa meninggal di tepi jalan Trans Sulawesi, tepatnya di Dusun Palapi Tenggo, Desa Karya Bersama, Kabupaten Pasangkayu, Kamis, 23 April 2020.

oleh Abdul Rajab Umar diperbarui 24 Apr 2020, 07:00 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2020, 07:00 WIB
Evakuasi mayat
Petugas medis dan kepolisian saat mengevakuasi mayat seorang pemuda di tepi jalan Trans Sulawesi, tepatnya di Dusun Palapi Tenggo, Desa Karya Bersama, Kabupaten Pasangkayu, Kamis, 23 April

Liputan6.com, Pasangkayu - MK (21) seorang mahasiswa ditemukan meninggal di tepi jalan Trans Sulawesi, tepatnya di Dusun Palapi Tenggo, Desa Karya Bersama, Kabupaten Pasangkayu, Kamis, 23 April. Jenazah lambat dievakuasi karena warga takut pemuda tersebut terpapar Corona Covid-19. 

Kasat Reskrim Polres Pasangkayu AKP Pandu Arief Setiawan mengatakan, korban diketahui meninggalkan rumahnya pada Rabu, 22 April 2020 sekitar pukul 00.00 Wita. Saat keluar, korban sempat diikuti oleh salah seorang keluarganya, tetapi kehilangan jejak.

"Kemudian, pagi ini dilakukan pencarian di Pesisir Pantai Tanjung Babia Pasangkayu. Pada pukul 12.30 Wita, keluarga mendapatkan laporan dari warga, bahwa korban telah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia," kata Pandu, Kamis (23/04/2020).

Pandu menambahkan, dari keterangan saksi yang dihimpun, korban masih terlihat sekitar pukul 09.45 Wita berada di depan rumahnya. Saksi melihat korban berjalan di tepi jalan poros sambil meninju-ninju ke atas langit dan menendang-nendangkan kakinya. 

"Kemudian, sekitar pukul 10.00 Wita, korban keluar dari jalan tani menuju depan lapangan. Saksi lalu mengambil motor, kemudian mengarah ke rumah keluarga korban untuk memberitahukan bahwa ada seseorang pemuda yang diduga stres dan mencurigakan, sedang berada di pinggir jalan," jelas Pandu.

Saat kembali, saksi melihat korban tersebut sudah terbaring di tepi jalan, tapi kaki dan tangan korban tersebut masih bergerak. Beberapa saat kemudian, sudah ada beberapa warga yang mengerubungi korban di lokasi, mereka takut mendekat, karena khawatir korban meninggal karena Corona Covid-19. 

"Pukul 13.00 Wita mayat korban dibawa menggunakan mobil jenazah RSUD Pasangkayu oleh petugas medis dengan menggunakan APD guna upaya pencegahan penyebaran Covid-19," tutur Pandu.

Dari hasil visum, tidak ditemukan luka atau bukti kekerasan pada tubuh korban. Luka pada telapak kaki kanan diduga akibat korban menendang atau menggosokkan kakinya di tanah dan aspal sebelum ditemukan meninggal.

"Kita belum bisa pastikan penyebab dia meninggal, keluarga korban juga menolak dilakukan autopsi. Korban memiliki riwayat sakit jiwa dan pernah berobat di RSJ Madani kota Palu setahun yang lalu," terang Pandu.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya