Pesan Penting dari Panen Jeruk Bali di Blora Saat Wabah Corona

Dimulai dari panen jeruk bali di Blora, sudah saatnya industri buah tanah air bangkit dan jadi 'pemain' di kancah dunia.

oleh Ahmad Adirin diperbarui 26 Apr 2020, 07:00 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2020, 07:00 WIB
Jeruk Bali Blora
Seorang pengunjung sedang memetik buah jeruk bali langsung dari kebunnya di Dusun Nglamping, Desa Bogorejo, Kecamatan Bogorejo. (Liputan6.com/ Ahmad Adirin)

Liputan6.com, Blora - Kabupaten Blora ternyata menyimpan potensi kebun buah lokal yang luar biasa. Saat daerah lain masih menggantungkan diri pada buah impor, masyarakat Blora punya kebunnya sendiri. Salah satunya jeruk Bali. Bahkan tiap orang bisa merasakan sensasi memetik jeruk bali langsung di kebunnya. Tapi saat pandemi tetap jaga jarak, ya.

Lokasi kebun jeruk bali berada di Dusun Nglamping, Desa Bogorejo, Kecamatan Bogorejo. Hampir setiap warga setempat memiliki pohon jeruk bali di sekitar rumah. Satu diantaranya adalah milik Ahmad Qosim Rifai.

Di usianya yang ke 32 tahun saat ini, ia memiliki banyak sekali pohon jeruk bali siap panen. Tanpa basa-basi, saat berkunjung dikebunnya itu langsung dipetikkan buah itu dari pohon.

"Di sini biasa, yang datang ya kita ambilkan atau petik sendiri buah jeruk bali. Itu tapi kalau saat waktunya buahnya sudah bisa untuk di makan," ucap Qosim kepada Liputan6.com saat mengajak selisiran di kebunnya, Jumat (24/4/2020).

Qosim menuturkan, warga yang menghendaki buah jeruk bali untuk dibawa pulang, hanya merogoh uang Rp5 ribu sampai Rp20 ribu tergantung besar kecilnya.

"Jeruk bali cocok juga untuk sajian bulan puasa," kata dia.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Potensi Lainnya

Jeruk Bali Blora
Jeruk bali Blora bisa dipanen dalam waktu 5 sampai 6 bulan. Pandemi virus corona jadi momentum kebangkitan industri buah tanah air. (Liputan6.com/ Ahmad Adirin)

Qosim menceritakan, sudah 5 tahunan dia budidaya jeruk bali. Masa panennya, kata dia, sekitar 5 hingga 6 bulanan terhitung dari waktu mulai pohon jeruk berbunga.

"Kayak sekarang ini, pas bulan puasa waktunya panen itu berbunganya mulai bulan November akhir tahun lalu," jelas dia.

Dia mengatakan, siapa pun bisa datang langsung ke kebun jeruk bali miliknya, ngabuburit sambil memetik jeruk bali langsung dari kebunnya untuk menu buka puasa. Tapi tetap jaga jarak, ya.

Soal kemana jeruk-jeruk itu dipasarkan saat panen, Qosim tidak ambil pusing. Mengingat saat panen sudah ada pemborong dari luar yang datang untuk mengambil jeruk-eruk tersebut.

"Blora yang banyak tanaman pohon jeruk bali cuma di Dusun Nglamping, pengunjung yang pengen tanam sendiri diperkampungannya juga bisa, di sini bibit cangkokan menyediakan banyak," ucap Qosim.

Sekadar diketahui, pohon jeruk bali di Kabupaten Blora cocok ditanam di perkampungan yang jenis tanahnya merah. Selain tanaman buah jeruk bali, di Dusun Nglamping tumbuh subur pula pohon buah pepaya, dan matoa, namun sayang masa panennya belum tiba. 

Pandemi virus  corona (Covid-19) menjadi momentum yang tepat untuk mengembangkan lagi potensi kebun buah yang dimiliki Indonesia. Sudah bukan zamannya tergantung pada buah impor. Apalagi negeri ini punya banyak varian buah tropis, yang bukan hanya unik bentuknya tapi juga lezat dan berkhasiat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya