Belajar Ikhlas dan Taat dari Nenek Maria, Penjaga Setia Gua Lourdes di Malaka NTT

Setiap hari, pasangan suami istri ini merawat dan memelihara gua Bunda Maria secara sukarela.

oleh Ola Keda diperbarui 23 Mei 2020, 00:00 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2020, 00:00 WIB
Penjaga Gua Maria
Foto : Nenek Maria Bela, penjaga gua Maria (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Kupang - Bagi umat Katolik yang pernah berdoa di gua Lourdes Ina Maria Main Feto Malaka, pasti tidak asing dengan sosok Nenek Maria Bela. Perempuan 72 tahun ini merupakan penjaga setia gua Lourdes sejak tahun 2000 silam.

Nenek Maria Bela merupakan penjaga kedua sejak gua Bunda Maria itu dibangun. Sebelumnya, gua itu dijaga oleh kedua orangtuanya secara sukarela. Setelah orangtuanya meninggal, Nenek Maria menggantikan pekerjaan itu bersama suaminya, Edmundus Mauk.

Setiap hari, pasangan suami istri ini merawat dan memelihara gua Bunda Maria secara sukarela. Seiring berjalannya waktu, pekerjaan pasutri ini mendapat perhatian gereja paroki Betun. Mereka diberi upah Rp50 ribu sebagai upah awal. Kini, pihak paroki telah menaikan upah menjadi Rp500 ribu.

Setiap hari, kedua pasutri itu menghabiskan waktunya di tempat ini. Mereka tak persoalkan upah atau apa pun. Bagi mereka, membersihkan rumah Bunda Maria untuk umat yang berdoa adalah tugas mulia.

Namun, di penghujung tahun 2000, duka menimpa keluarga sederhana ini. Suami nenek Maria, Edmundus Mauk, meninggal dunia karena sakit yang dideritanya.

Kepergian suami tercinta, tidak menyurutkan semangat Nenek Maria Bela untuk tetap menjaga tempat itu. Kebutuhan hidup ketiga anaknya harus menjadi tanggung jawabnya. Di umur yang tidak lagi muda, ia harus siap menjadi tulang punggung keluarga.

"Anak-anak waktu itu masih kecil. Saya terus berjuang hingga sekarang semuanya sudah berkeluarga," ungkapnya kepada wartawan, Rabu (20/5/2020).

Selain upah dari paroki gereja, nenek Maria juga sering mendapat rezeki dari para pengunjung di gua Maria. Uang itu disisihkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya bersama anak-anaknya.

Di tengah pendemi Covid-19, Nenek Maria terus melakukan aktivitasnya di gua itu. Apalagi, bulan Mei merupakan bulan Rosario, bulan penghormatan untuk Bunda Maria bagi penganut Katolik.

"Dari jam 7.00-16.00 Wita saya membersihkan halaman gua. Setiap harinya pasti ada pengunjung datang berdoa," katanya.

Biasanya, doa Rosario dilakukan di kelompok basis secara bergilir setiap malam dari rumah ke rumah. Namun, karena pandemi corona Covid-19, doa Rosario tahun ini dilakukan secara pribadi atau keluarga di rumah masing-masing.

"Ini rumahnya Bunda Maria, saya selalu setia membersihkan untuk siapa saja yang datang berdoa. Sebagai orang Katolik, saya selalu berdoa Rosario, semoga dunia segera pulih dari Covid-19," tandasnya.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya