Bapak Penjual Kue di Gorontalo Tolak Bantuan Covid-19, Alasannya Bikin Takjub

Saat yang lain berebutan bantuan Covid-19, bapak penjual kue di Boalemo Gorontalo justru menolak bantuan sembako dari pemerintah desa. Ada apa?

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 26 Mei 2020, 22:00 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2020, 22:00 WIB
Tolak Bantuan Covid-19
Saat yang lain berebutan bantuan Covid-19, bapak penjual kue di Boalemo Gorontalo justru menolak bantuan sembako dari pemerintah desa. (Liputan6.com/ Arfandi Ibrahim)

Liputan6.com, Gorontalo - Saat yang lain berebutan bantuan Covid-19, bapak penjual kue di Boalemo Gorontalo justru menolak bantuan sembako dari pemerintah desa. 

Farid Dukalang (52), nama pria itu. Meski keadaan ekonomi tidak begitu baik, duda asal Desa Pentadu Timur, Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo, Gorontalo, mengembalikan bantuan sembako dari pemerintah setempat, dan memberikannya ke orang yang lebih berhak.

Farid sehari-hari menjual kue di jalanan. Pekerjaan itu ia lakoni sudah sekitar 15 tahun. Pendapatannya pun tak tentu, terkadang dia hanya mengantongi Rp50 ribu sampai 70 ribu per hari, bahkan tak jarang juga dagangannya utuh seharian alias tak ada yang beli.

Bapak dengan tiga orang anak itu menjual beragam macam kue. Mulai dari panada, bolu, donat hingga kue tradisional Gorontalo, ia dibantu kedua anak perempuannya yang masih SMA dan SMP.

Tugas Farid membuat adonan kue, sedangkan kedua putrinya membawa hasil adonan tersebut, ke Pasar Minggu Tilamuta. Setiap harinya begitu. Dari berjualan kue, dirinya mampu menyekolahkan ketiga anaknya.

Bahkan, salah satu anaknya yang paling sulung, saat ini tengah mengenyam pendidikan di salah satu universitas ternama yang ada di Provinsi Gorontalo.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:


Kaget Ada Bantuan di Rumah

Disinggung soal bantuan Covid-19, Farid mengatakan, alasan dirinya mengembalikan bantuan berangkat dari kesadaran bahwa masih banyak masyarakat lain yang lebih susah darinya.

"Saya tidak tahu dari mana asal-usul itu bantuan. Selama ini juga saya tidak pernah tersentuh bantuan. Begitu saya tiba di rumah, saya kaget anak saya bilang ada bantuan sembako dari desa," katanya.

Hanya berselang beberapa menit, Farid mendatangi kantor desanya dan mengembalikan bantuan tersebut. Sembari ia menyampaikan permohonan maaf ke pemerintah desa, agar bantuan itu diberikan ke masyarakat lain yang lebih tepat.

"Saya sampaikan ke mereka (aparat desa), bantuan ini saya terimah dengan ucapan terima kasih. Dan saya titipkan kembali, agar diberikan kepada orang yang lebih susah," pintanya.

Soal Bantuan Langsung Tunai (BLT), Farid mengaku telah di data oleh pemerintah desa. Namun, BLT tersebut tak kunjung datang. Tapi, dirinya tak begitu berharap, sebab masih banyak orang yang lebih berhak untuk dibantu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya