Usai Aksi Kekerasan Kelompok Teroris MIT, Polisi Bakal Kawal Petani Poso

Pascakekerasan yang dilakukan kelompok MIT terhadap petani di Poso, Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah meminta petani di sekitar pegunungan Poso untuk melapor ke petugas keamanan untuk mendapat pengawalan.

oleh Heri Susanto diperbarui 02 Sep 2020, 13:05 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2020, 22:00 WIB
Kapolda Sulteng, Irjen Pol Syafril Nursal
Kapolda Sulteng, Irjen Pol Syafril Nursal saat memberi keterangan seputar kasus kekerasan di Poso kepada jurnalis di Palu, Senin (10/8/2020).

Liputan6.com, Palu - Usai kekerasan yang dilakukan kelompok teroris MIT terhadap petani di Poso, Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah meminta petani di sekitar pegunungan Poso untuk melapor ke petugas keamanan untuk mendapat pengawalan.

Kekerasan yang kembali terjadi terhadap petani di Kabupaten Poso yang diduga dilakukan oleh kelompok MIT pimpinan Ali Kalora, Kapolda Sulawesi Tengah meminta kepada para petani di sekitar pegunungan Poso untuk berhati-hati terhadap orang-orang yang tidak dikenal yang muncul di sekitar perkebunan warga agar tidak lagi jatuh korban.

Kapolda Sulteng, Irjen Pol Syafril Nursal bilang, untuk menjamin keamanan di kawasan perkebunan terutama di wilayah rawan, pihaknya telah menyiapkan pengamanan bagi petani yang akan beraktivitas. Terkait itu, Syafril mengaku telah mengintruksikan Polres setempat untuk menyiapkan langkah-langkah pengamanan.

"Saya sudah koordinasikan dengan Kapolres Poso untuk menyiapkan. Babinkantibmas di sana juga sudah kita intruksikan untuk membantu warga membentuk kelompok petani agar mudah dilakukan pengamanan," Kapolda Sulteng, Irjen Pol Syafril Nursal menerangkan, Senin (10/8/2020).

Demi keamanan, nantinya kelompok petani yang akan menggarap kebunnya dipersilakan untuk memberitahukan lebih dulu ke satgas agar dibantu pengawalan.

Mengenai peristiwa penyanderaan dan pembunuhan petani yang terjadi pada Sabtu (8/8/2020) di Desa Sanginora, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Syafril meminta hal itu jadi pengingat untuk lebih berhati-hati dan berkoordinasi selalu dengan aparat keamanan.

"Sebenarnya kita sudah menyampaikan bisa mengawal mereka (petani), petani diminta melapor ke satgas yang ada sehingga bisa dikawal terutama di daerah rawan. Kelompok itu terus bergerak," kata Syafril.

Simak video pilihan berikut ini:

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya